Isi Artikel |
Kehadiran para wisatawan asing ditargetkan akan semakin meningkatkan devisa negara tanpa harus mengeruk kekayaan alam seperti halnya industri ekstaktif pertambangan dan kehutanan.
Oleh BUDIAWAN SIDIK A
Upaya optimalisasi penerimaan devisa dari sektor pariwisata berupaya diwujudkan pemerintah melalui sejumlah strategi. Terkait hal tersebut, pemerintah memberikan perhatian besar pada lima obyek wisata.
Dalam pembangunan lima tahun ke depan, periode 2019-2024, Kabinet Indonesia Maju akan mengedepankan lima visi utama agenda program pemerintahan. Dua visi tersebut adalah mempercepat dan melanjutkan pembangunan infrastruktur serta pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Visi yang lain adalah menarik datangnya investasi untuk membuka lapangan pekerjaan, reformasi birokrasi, serta APBN yang fokus dan tepat sasaran.
Dalam kaitan dengan pariwisata, dua dari lima visi menjadi hal yang krusial. Selain menekankan pada pengembangan kualitas SDM yang unggul dan maju, pemerintah juga mendorong sejumlah prioritas di bidang lainnya. Salah satunya tentang pembangunan infrastruktur yang penting untuk mendorong pariwisata dan perekonomian agar menciptakan peluang pekerjaan baru.
Menjelang akhir tahun lalu, Presiden Jokowi memberikan arahan pada jajaran pemerintahannya agar pembangunan infrastruktur pendukung di kawasan superprioritas dipercepat. Kehadiran para pelancong asing ini ditargetkan akan semakin meningkatkan devisa negara tanpa harus mengeruk kekayaan alam seperti halnya industri ekstaktif pertambangan dan kehutanan.
Sepanjang 2018-2019, pemerintah telah menetapkan lima kawasan wisata superprioritas untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan. Kunjungan wisatawan berfokus mendorong kedatangan turis mancanegara.
Modal infrastruktur
Salah satu kebijakan pemerintah dalam pengembangan wisata superprioritas tersebut adalah meningkatkan dukungan segenap transportasi ke destinasi pariwisata. Mulai dari transportasi udara, angkutan sungai dan danau, laut, perkeretaapian, hingga angkutan jalan raya.
Pelayanan angkutan udara ditingkatkan dengan memperpanjang landasan dan parkir pesawat agar dapat didarati pesawat berbadan sempit sekelas Boeing seri 737. Pemerintah juga menambah sejumlah jalur penerbangan rute internasional dan peningkatan konektivitas rute penerbangan ke lokasi pariwisata.
Untuk angkutan sungai dan danau, pemerintah membangun sejumlah dermaga danau pada kawasan wisata serta membangun kapal ro-ro dan bus air. Selain itu, juga memberikan pelayanan subsisi operasional angkutan penyeberangan wisata.
Khusus untuk tranportasi laut, pemerintah akan memperpanjang dermaga dan mengeruk kedalaman alur laut sehingga kapal cruise atau pesiar dapat bersandar. Pemerintah juga akan menyediakan terminal pelabuhan laut pada destinasi pariwisata yang diperuntukkan khusus bagi penumpang dan tidak bercampur dengan terminal angkutan barang.
Optimalisasi pelayanan wisata tersebut juga ditingkatkan untuk transportasi jalan raya dan perekeretaapian. Pada angkutan jalan, pemerintah memberikan pelayanan subsidi operasional angkutan antarmoda.
Untuk moda perkeretaapian, pemerintah berencana membangun sejumlah jalur kereta menuju kawasan wisata. Reaktivasi kembali jalur-jalur kereta pariwisata serta menghubungkan jaringan kereta api dengan bandara sehingga kian efisien dan mudah.
Sejumlah kebijakan pemerintah di bidang perhubungan dan transportasi tersebut patut diapresiasi karena sebagian sudah mulai diimplementasikan di lapangan. Kementerian Perhubungan mengalokasikan sekitar Rp 2,95 triliun sebagai dukungan terhadap pengembangan lima destinasi superprioritas pada tahun 2020.
Alokasi dana yang relatif besar ini demi menciptakan aksesibilitas pariwisata yang lebih berkualitas, khususnya meningkatkan keunggulan wisata Indonesia. Perbaikan di sektor infrastruktur pendukung pariwisata, idealnya mampu memperkuat daya Tarik kunjungan wisatawan asing ke berbagai obyek wisata prioritas. Akses menuju kawasan wisata, khususnya di lima daerah superprioritas, akan semakin terbuka.
Seiring dengan itu, peluang mencapai target 18 juta wisatawan pada tahun ini kemudian akan lebih terbuka. Perbaikan infrastruktur, juga akan mendukung pelayanan pergerakan wisatawan nusantara hingga 310 juta perjalanan.
Pentingnya turis asing
Penetapan destinasi superprioritas ini bertujuan untuk mengakselerasi sejumlah obyek wisata alternatif selain Pulau Bali sehingga menambah variasi tujuan wisata internasional ke Indonesia. Lima daerah wisata superprioritas yang telah ditetapkan pemerintah terdiri dari Danau Toba, Povinsi Sumatera Utara, Borobudur di Provinsi Jawa Tengah; Mandalika, Provinsi NTB; Labuan Bajo di NTT; dan yang terakhir adalah Likupang, Provinsi Sulawesi Utara.
Salah satu hal yang mendasari spesifiknya target wisatawan asing itu adalah tingginya devisa negara dari kunjungan turis mancanegara. Dengan semakin banyaknya wisatawan asing yang datang, devisa akan semakin banyak.
Oleh sebab itu, dikembangkan destinasi alternatif wisata selain Bali yang saat ini identik dengan wisata Indonesia di dunia internasional. Semakin banyak daerah wisata yang dikenal oleh dunia selain Bali maka potensi untuk menjaring jumlah kunjungan wisatawan akan semakin banyak. Lima destinasi pariwisata superprioritas ini adalah salah satu jalan untuk mendongkrang pundi-pundi devisa negara tersebut.
Untuk melihat pentingnya turis asing bagi pendapatan nasional dapat terlihat dari perbandingan devisa wisatawan mancanegara dengan PDB sektor pariwisata. Pada tahun 2018, penerimaan devisa wisata mencapai 19,29 miliar dollar AS atau sekitar Rp 270 triliun. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi hitungan kurs Rp 14.000 per dollar AS.
Nominal devisa ini menyumbang sekitar 77 persen dari total PDB sektor pariwisata di seluruh provinsi di Indonesia yang pada tahun 2018 terkumpul sekitar Rp 350 triliun. Angka ini merupakan kontribusi yang besar bagi kemajuan wisata beserta usaha akomodasi pendukungnya di Indonesia.
Oleh karena itu, upaya untuk terus meningkatkan angka kunjungan wisatawan asing akan terus ditingkatkan. Berbagai kebijakan sudah diputuskan dan sebagian mulai dilaksanakan untuk mendukung program pariwisata tersebut.
Perbaikan infrastruktur tidak hanya membuka peluang untuk meningkatkan akses wisata di lima lokasi wisata super prioritas. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur bisa juga menghubungkan daerah wisata superprioritas dengan lokasi wisata andalan Indonesia, yakni Bali.
Bagaimanapun, penting juga bagi pemerintah untuk tetap mengingat Bali yang selama ini menjadi pusat tujuan utama wisatawan asing di Indonesia. Bukan tidak mungkin, mempertahankan Bali sekaligus membesarkan wisata super prioritas akan berujung pada target penerimaan devisa negara di kisaran 19 miliar dollar AS hingga 21 miliar dollar AS, dapat tercapai dengan mudah.(Litbang Kompas)
|