Judul | Selfie Dahulu, Dibekuk KPK Kemudian |
Tanggal | 30 Juni 2016 |
Surat Kabar | Media Indonesia |
Halaman | 4 |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi III - Mahkamah Kehormatan Dewan |
Isi Artikel | A CARA buka bersama pimpinan KPK dan Komisi III DPR berlangsung dalam suasana penuh keakraban. Di sela-sela acara, Ketua KPK Agus Rahardjo dan pimpinan KPK lainnya berfoto bersama dengan salah seorang anggota Komisi III I Putu Sudiartana. Putu pasang muka tidak bersalah di samping Ketua KPK. Senin (27/6) itu, ia menerima rangkaian transfer dari penyuap. Namun, keakraban tidak menjadi penghalang buat lembaga antirasywah untuk tetap menjunjung asas profesionalitas. Putu yang juga Wakil Bendahara Umum DPP Partai Demokrat kini berhadapan dengan penyidik KPK. Ia diduga menerima suap melalui transfer sebesar Rp500 juta dan $40 ribu dari seorang pengusaha konstruksi jalan hanya selang sehari sejak acara buka puasa bersama di ruang auditorium lantai I Gedung KPK. Ironis, tetapi itulah yang terjadi. Apalagi pernyataan anggota Komisi Hukum itu sering dikutip pers. Saat Komisi III DPR menggelar fi t and proper test atas dua calon pemimpin KPK, Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata, Putu meminta kepada calon pimpinan KPK agar menjaga muruah dan independensi KPK. “Ada beberapa yang harus diubah dan dipertahankan capim yang baru, di antaranya soal sprindik yang sering bocor, dan juga independensi KPK,” tegas dia. Ia juga memberikan saran kepada KPK agar di masa depan dalam mengambil keputusan dilakukan secara rasional bukan emosional. Ucapan Putu terkait dengan aliran dana dari pengembang reklamasi Teluk Jakarta ke Teman Ahok juga dikutip media massa. “Bila betul informasinya demikian, silakan KPK memanggil pihak-pihak yang diduga terlibat,” katanya. Di mata rekan satu komisi, Putu dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul. Ia juga disebut sebagai pebisnis ulet karena merintis usaha maupun karier politiknya dari bawah. “Dia mudah bergaul dengan seluruh teman Komisi III. Kita biasa saling bercanda,” ungkap Arsul Sani. Menurut Arsul pula, anggota DPR yang baru masuk Senayan pada periode 2014-2019 itu memiliki sejumlah usaha. Putu ialah pendiri sekaligus Komisaris Jarrak Holding. Grup perusahaan itu bergerak di bidang properti, media massa, dan agen perjalanan wisata. Dengan segenap profi l Putu itu, Arsul mengaku terkejut dengan penangkapan kader Partai Demokrat asal Bali itu. “Karena di mata para kolega, Putu ya dikenal baik.” Ketika masih muda, Putu pernah menjadi pemandu wisata. Dari penghasilannya itu, ia berinvestasi di bidang properti dan lainnya. Ia sempat menjabat Ketua Asosiasi Kontraktor Umum Indonesia (Askumindo) Bali. (Cahya Mulyana/Arif Hulwan/P-5) |
Kembali ke sebelumnya |