Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Artikel Opini. Wabah virus Covid-19. Multi-aspek pembelajaran Covid-19
Tanggal 19 Maret 2020
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci
AKD - Komisi IX
Isi Artikel WABAH VIRUS COVID-19 Multi-aspek Pembelajaran Covid-19 Covid-19 bisa mengubah perilaku manusia ke dalam pola pikir  baru untuk berinteraksi, bertingkah laku, bermasyarakat, berintrospeksi diri, bersolidaritas, berempati, peduli lingkungan jika dikondisikan secara kondusif. Oleh SUYANTO   Berawal dari Wuhan, kemudian menyebar dengan ganas ke seantero dunia, Covid-19 membuat semua pemimpin dunia di semua tingkatan sibuk dan kurang tidur untuk menghadapinya. Covid-19 mampu membuat shock dunia. Betapa tidak! Ia dengan gampang menerjang pertahanan tubuh orang-orang penting seperti Menhub RI, Menteri Muda Kesehatan Inggris, pengacara Presiden Brasil, Wakil Presiden Iran untuk Pemberdayaan Perempuan, istri Perdana Menteri Kanada, Kepala Hakim Iran. Bahkan tega merenggut nyawa dokter muda Peng Yinhua (29) yang bertugas merawat para pasien di Distrik Jiangxia, Provinsi Hubei. Covid-19 tak pilih korban hanya orang bergizi buruk dan berstrata sosial rendah saja. Kesadaran baru Meski demikian, Covid-19 bisa mengubah perilaku manusia ke dalam pola pikir  baru untuk berinteraksi, bertingkah laku, bermasyarakat, berintrospeksi diri, bersolidaritas, berempati ke sesama, peduli lingkungan maupun  negara masing-masing jika itu dikondisikan secara kondusif. Covid-19 bisa dimanfaatkan para pemimpin dunia dan tokoh masyarakat untuk alasan paling efektif bagi edukasi, dan literasi penduduknya. Covid-19 bisa dimanfaatkan para pemimpin dunia dan tokoh masyarakat untuk alasan paling efektif bagi edukasi, dan literasi penduduknya. Menurut grandtheory hierarki kebutuhan Maslow, orang pasti akan memprioritaskan kebutuhan yang bersifat fisik di urutan pertama agar memiliki kehidupan dan keselamatan yang layak sebelum memenuhi kebutuhan lain di atasnya seperti harga diri, respek, estetik, aktualisasi diri.   Covid-19 sungguh bisa dimanfaatkan pengambil kebijakan untuk dipersepsikan sebagai ancaman bagi semua orang terhadap kebutuhan hidup dengan selamat, aman, tenteram. Saat ini masyarakat memiliki musuh bersama yang harus dihadapi bersama: Covid-19. Dampak positifnya masyarakat kita bisa digerakkan untuk memiliki common goals yang harus dicapai. Dalam jangka pendek Covid-19 bisa digunakan untuk menanamkan kesadaran baru akan pentingnya nilai-nilai hidup bersih dan sehat, menghargai lingkungan, gotong royong, empati. Jangka panjang Covid-19 akan jadi katalisator terbentuknya peradaban baru dunia. Berdasar pengalaman pahit berperang dengan Convid-19, dunia akan melahirkan teknologi baru di bidang kesehatan, komunikasi, dan tata hubungan internasional yang saling memberdayakan.   Masyarakat dunia memiliki lesson learnt  dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang memerlukan kerja sama dan solidaritas global untuk menaklukannya. Semua bencana selalu membawa hikmah dan berkah. Setiap kesulitan akan muncul kemudahan. Begitulah alam mengatur dirinya untuk manusia. Manusia makhluk Tuhan yang dilengkapi daya pikir yang mampu menciptakan teknologi atas dasar penderitaan selama mengalami musibah. Pendek kata Covid-19 sedang dan akan memberi multi aspek  pembelajaran pada umat manusia di 167 negara/teritori yang telah terjangkit virus itu. Dalam konteks nasional, penulis yakin manakala ada pemimpin kita yang mau dan mampu menggerakkan masyarakat untuk saling menolong dan berbagi dalam menghadapi Covid-19,  ini pasti bisa terjadi. Ini perlu dilakukan para pemimpin kita agar ketika sebuah pemda di negeri ini berencana dan sedang melakukan  isolasi pergerakan manusia, teriakan-teriakan diametral  yang hanya mengedepankan aspek ekonomi tak buru-buru dilontarkan. Ada yang mengatakan jika terjadi isolasi gerakan manusia, penduduk kaya bak hidup di surga dan penduduk miskin seperti di neraka. Ada yang mengatakan jika terjadi isolasi gerakan manusia, penduduk kaya bak hidup di surga dan penduduk miskin seperti di neraka. Keadaan ini bisa dimoderasi dengan mengajak orang kaya gotong royong menyelesaikan dan menghadapi Common enemy Covid-19 bagi orang-orang bernasib kurang baik. Jika program isolasi membuat kacau karena alasan ekonomi, orang kaya juga akan menderita karena tak dapat ketenteraman dalam keadaan kehidupan masyarakat yang kacau. Covid-19 bisa berikan aspek pembelajaran manusia atas nilai-nilai kemanusiaan. Sektor pendidikan Untuk sektor pendidikan, Covid-19 juga bisa dimanfaatkan sebagai momentum penting membuka wawasan baru dalam pembelajaran. Untuk mencegah penularan, instruksi ke siswa adalah tinggal di rumah dan belajar di rumah. Sekolah dengan segala sumber daya yang dimiliki berusaha melakukan proses pembelajaran daring, dan itu terjadi saat ini dengan modalitas yang sangat bervariasi tergantung ketersediaan hardware yang ada di sekolah dan di rumah para siswa. Kebiasaan baru ini penting dimulai untuk menanamkan kesadaran bahwa di era Revolusi Industri 4.0, proses belajar bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja tak terikat ruang dan waktu. Kesadaran baru ini sebenarnya merupakan nurturant effect, meminjam istilah Models of Teaching-nya Bruce Joyce dan Marsha Weil. Nurturant effects juga terjadi pada orangtua.   Orangtua akan memiliki kebiasaan baru bagaimana membantu anak- anaknya belajar dengan sistem daring dari rumah masing-masing. Momentum ini perlu dikembangkan dengan lebih baik dan terukur  oleh sekolah atau Kemendikbud pasca-Covid-19. Apapun model dan  bentuk pengembangannya harus bisa memastikan terjadinya peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan di negeri ini. (Suyanto Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta; Dirjen Mandikdasmen Kemdiknas 2005 – 2013; Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan 2019 -2023)
  Kembali ke sebelumnya