Judul | WABAH GLOBAL : Indonesia Gandeng 94 Pihak Internasional dalam Penanganan Pandemi Covid-19 |
Tanggal | 30 April 2020 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi IX - Badan Kerja Sama Antar Parlemen |
Isi Artikel | JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia, hingga Rabu (29/4/2020), bekerja sama dengan sedikitnya 94 pihak internasional dalam penanganan pandemi Covid-19. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pernyataan pers secara virtual, Rabu, mengungkapkan bahwa para pihak itu terdiri dari sembilan negara sahabat, sembilan entitas organisasi internasional, dan 76 entitas non-pemerintah di tingkat internasional. Komunikasi intensif terus dijalin Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri dengan pihak-pihak internasional. Retno menyebutkan, pekan ini, kelengkapan alat-alat medis, alat pelindung diri, masker, dan alat tes reaksi rantai polimerase (PCR) akan tiba dari Korea Selatan, China, dan Uni Emirat Arab (UEA). ”Khusus kerja sama Indonesia-UEA, dilakukan secara lebih inovatif. Selain membawa dukungan peralatan medis (bagi RI), pesawat kargo UEA juga akan membeli berbagai produk UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) Indonesia,” kata Retno. Retno menyebut inovasi seperti itu merupakan bagian mitigasi dampak ekonomi Covid-19 bagi Indonesia. ”Isu ini juga saya bahas dengan Menlu UEA pada 27 April 2020 sebagai tindak lanjut pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota UEA Mohamed bin Zayed pada 29 Maret yang lalu,” ujar Retno. Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Emirat Arab dan bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayyed al-Nahyan di Istana Kepresidenan Qasr al-Watan, Abu Dhabi, UEA, Minggu (12/1/2020). Inovasi kerja sama ekonomi juga dilakukan antara Kedutaan Besar RI di Singapura dan Grup Temasek. Kerja sama itu terwujud melalui, antara lain, pengadaan perangkat tempat tidur pasien, matras tempat tidur, selimut, dan masker yang dapat digunakan beberapa kali. Retno mengatakan, peralatan itu akan digunakan Singapura untuk melengkapi fasilitas tempat karantina mereka. Kementerian Luar Negeri juga terlibat dalam forum kerja sama Kelompok Koordinasi Tingkat Menteri tentang Covid-19 (MCGC). MCGC adalah kelompok kerja sama antarnegara lintas kawasan untuk memperkuat koordinasi internasional bagi penanganan pandemi Covid-19 dan mengelola dampak ekonomi sosial yang ditimbulkan. Forum tersebut diikuti perwakilan dari Afrika Selatan, Australia, Brasil, Inggris, Jerman, Maroko, Perancis, Peru, Singapura, Turki, dan Kanada sebagai fasilitator. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (tengah) menyampaikan pernyataan pers di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dalam pertemuan virtual 11 menlu negara-negara anggota MCGC, Selasa (28/4/2020), Retno menyampaikan, kepercayaan masyarakat dunia pada prinsip-prinsip multilateralisme hanya akan terwujud jika kerja sama multilateral dapat membawa manfaat konkret bagi penduduk dunia. Indonesia mengusulkan pembentukan platform bersama untuk berbagi informasi mengenai kapasitas produksi perusahaan-perusahaan di bidang alat kesehatan. Platform itu diharapkan akan memungkinkan perusahaan banyak negara untuk saling bekerja sama meningkatkan kapasitas produksi alat kesehatan dan obat-obatan bagi penanganan Covid-19, termasuk melalui skema produksi bersama. ”Indonesia mengajukan konsep bertajuk ’Rekomendasi Penyusunan Daftar Perusahaan yang Memiliki Potensi Berpartisipasi dalam Penyediaan Perangkat Medis Bagi Penanganan Covid-19’,” kata Retno. Tiga hal disampaikan Retno dalam forum tersebut. Pertama, terkait komitmen untuk menjamin lancarnya arus barang selama pandemi. Dalam kaitan ini, Indonesia menyampaikan sejumlah hal tentang kerja sama konkret yang dapat dilakukan. Kedua, terkait vaksin dan obat-obatan, Retno kembali menyerukan pentingnya obat-obatan untuk penanganan Covid-19 dapat tersedia secara merata dan dengan harga terjangkau, utamanya bagi negara berkembang. Hal itu juga disampaikan oleh menlu Afrika Selatan, Singapura, dan Peru. Ketiga, tentang perlindungan dan pemberdayaan perempuan selama pandemi. Hal ini juga diangkat Menlu Australia. ”Kita semua harus memberikan perhatian besar pada peranan perempuan. Tidak saja dari aspek perlindungan, tetapi juga pemberdayaan,” katanya. ”Pemberdayaan perempuan adalah bagian dari solusi bagi penanganan Covid-19. Hal ini antara lain ditunjukkan dari kontribusi pekerja medis perempuan, yang merupakan 70 persen dari keseluruhan pekerja medis dunia.” |
Kembali ke sebelumnya |