Isi Artikel |
Palet Balok Ramah Lingkungan
Kebutuhan palet balok kayu di Indonesia 100 persen masih diimpor dari China. Pusat Riset Biomaterial Badan Riset
dan Inovasi Nasional berupaya agar substitusi produk itu bisa diproduksi di dalam negeri di dalam negeri dan ramah lingkungan.
Deonisia Arlinta
Limbah kayu menjadi per-
soalan di sejumlah dae-
rah, terutama di sentra-
sentra industri mebel ataupun
kerajinan berbahan kayu, se-
perti Jepara, Yogyakarta, dan
Bali. Selama ini, limbah dari
potongan atau serbuk kayu ter-
sebut hanya dibiarkan atau di-
bakar. Hal ini justru dapat me-
nimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan akibat asap bakaran
yang ditimbulkan.
Melalui teknologi dan ino-
vasi, limbah biomassa industri
kayu tersebut bisa dikembang-
kan dan dimanfaatkan secara
optimal agar bernilai ekonomi.
Permintaan pasar pun sebenar-
nya sudah ada untuk kebutuhan
produk dari limbah kayu.
Kibti Marta, pemilikCV Kibti
Furniture, sempat mencoba un-
tuk menghasilkan produk palet
balok dari serbuk kayu atau chip
block pallet (CBP) dari serbuk
kayu gergaji. ”Tapi hasilnya ti-
dak baik, belum sesuai dengan
kualitas yang diharapkan,” kata
Marta di tengah acara yang di-
selenggarakan Badan Riset dan
Inovasi Nasional (BRIN) pada
16 Desember 2021.
Atas rekomendasi rekannya,
Marta mencoba menghubungi
peneliti di Pusat Riset Bioma-
terial BRIN untuk bisa me-
ngembangkan limbah di indus-
tri kayu miliknya agar bisa di-
olah menjadi produk yang lebih
bernilai guna. Selain itu, produk
palet balok serbuk kayu yang
bisa dihasilkan tersebut juga
diharapkan bisa lebih berku-
alitas dan berstandar interna-
sional.
Gayung bersambut, pengem-
bangan pun mulai dilakukan
oleh para peneliti Pusat Riset
Biomaterial BRIN pada 2020.
Pada pengembangannya, pen-
danaan dan percepatan ko-
mersialisasi didukung oleh
BRIN.
Palet balok kayu atau CBP
merupakan komponen dari pa-
let kayu. Fungsi dari CBP ialah
sebagai bantalan dari balok ka-
yu. Palet balok kayu biasanya
digunakan sebagai alas untuk
mengangkut barang. Ini sering
kali dipakai di kontainer.
Tidak hanya itu, CBP kini
juga banyak digunakan sebagai
dekorasi dan produk mebel, se-
perti meja dan kursi. Namun,
kebutuhan CBP yang cukup be-
sar masih harus dipenuhi de-
ngan cara impor. Seratus persen
kebutuhan CBP di Indonesia
masih diimpor dari China.
Peneliti dari Pusat Riset Bio-
material BRIN, Sukma Surya
Kusumah, menyampaikan, tek-
nologi yang digunakan untuk
membuat palet balok kayu atau
CBP cukup sederhana. Cara
pembuatannya juga tidak ru-
mit, yakni melalui proses pres-
sing (penekanan) dan pemben-
tukan. Sejumlah negara pun su-
dah banyak yang menghasilkan
produk tersebut.
Namun, ia menuturkan, pro-
duk CBP yang dikembangkan
oleh BRIN memiliki kebaruan
dari produk yang selama ini
sudah beredar di pasaran. CBP
karya BRIN diklaim ramah
lingkungan karena dipastikan
memanfaatkan limbah dari in-
dustri. Menurut Sukma, sejumlah
CBP di pasaran tidak bisa di-
pastikan unsur ecolabelling atau
label produk yang ramah ling-
kungannya. Hal itu bisa dise-
babkan kayu yang digunakan
bisa saja berasal dari penebang-
an liar.
”CBPyang kami hasilkan me-
manfaatkan limbah industri ka-
yu yang jelas sangat ramah ling-
kungan,” ujarnya.
Sukma menambahkan, di
samping berbahan dasar dari
limbah industri kayu, produk
CBP ini juga dinilai ramah ling-
kungan karena tidak menggu-
nakan bahan perekat formal-
dehyde (non-formaldehyde ad-
hesive). Zat yang terkandung
pada perekat formaldehyde me-
miliki dampak buruk bagi ke-
sehatan pengguna apabila sam-
pai terlepas ke udara. Dengan
menggunakan bahan perekat
non-formaldehyde, risiko terse-
but diharapkan bisa diminimal-
kan.
Keunggulan
Sukma mengatakan, produk
CBP dari BRIN juga memiliki
beberapa keunggulan lain di-
bandingkan dengan produk
yang sudah beredar di pasaran.
Dari aspek teknis, CBP ini lebih
kuat untuk menahan beban,
yakni 2.998 kilogram. Pada pro-
duk yang sudah beredar saat ini
kekuatannya 1.900-2.000 kilo-
gram.
Keunggulan lain juga terda-
pat dari sisi efisiensi produk.
CBP yang dikembangkan ini le-
bih sederhana dan efisien ka-
rena menggunakan teknologi
cold press. Selain itu, kadar pe-
rekat yang digunakan juga lebih
sedikit, yakni 3 persen, sedang-
kan produk lainnya berkisar
5-10 persen.
Pada aspek lingkungan juga
dinilai lebih unggul. Daya tahan
dari produk ini diklaim lebih
tinggi. Dari bentuknya pun le-
bih stabil. Tidak hanya itu, pro-
duk ini juga bebas emisi dari
bahan formaldehyde.
Proses pembuatan
Secara teknis, proses yang di-
perlukan untuk menghasilkan
produk CBP ialah mulai dari
tahap penapisan limbah kayu
yang akan digunakan sebagai
bahan baku dan dilanjutkan de-
ngan tahap pengayakan dan
pencampuran bahan perekat.
Kemudiandicetak denganca-
ra ditekan sampai pada tingkat
kepadatan yang ditentukan. Ba-
ru selanjutnya, proses ini di-
ikuti dengan proses pengecekan
kualitas dan pengujian untuk
memastikan kualitas tetap ter-
jaga.
Kini, CBP buatan BRIN su-
dah menghasilkan paten dan
telah diuji coba di pasar. Produk
ini juga sudah bisa diterima di
pasar ekspor.
Selanjutnya, lisensi teknologi
juga sedang diproses untuk CV
Kibti Furniture. Melalui pe-
manfaatan ini diperkirakan se-
kitar 25 persen limbah kayu
bisa dimanfaatkan kembali.
”Komersialisasi produk CBP
dari limbah kayu ini diharapkan
bisa mengurangi ketergantung-
an pada produk impor,” ucap
Sukma.
Meskipun begitu, ia me-
nyampaikan, sejumlah tantang-
an masih dihadapi dalam proses
produksi CBP ramah lingkung-
an tersebut. Dengan alat yang
dimiliki saat ini, CBP yang bisa
diproduksi baru sekitar 100 bu-
ah per hari, sementara target
yang harus dihasilkan sekitar
45.000 buah per bulan. Oleh
karena itu, diperlukan mesin
dengan kapasitas yang lebih be-
sar yang setidaknya bisa mem-
produksi CBP sekitar 1.000 bu-
ah per hari.
Manfaat ekonomi
Pelaksana Tugas Deputi Pe-
manfaatan Riset dan Inovasi
BRIN Mego Pinandito menu-
turkan, teknologi pengolahan
limbah kayu menjadi produk
komposit ramah lingkungan,
seperti CBP, dapat menjadi
contoh pemanfaatan teknologi
sebagai solusi dari persoalan
nasional. Hasil penelitian ini
pula dapat menjadi bukti ke-
berhasilan dari kerja sama in-
dustri, peneliti, dan juga pe-
merintah.
Ia menambahkan, teknologi
juga dapat meningkatkan nilai
ekonomi dari suatu produk. Ni-
lai jual produk CBP yang di-
hasilkan ini diperkirakan ber-
kisar 120 dollar AS-150 dollar
AS per meter kubik. Sementara
itu, limbah serbuk kayu yang
ada di Indonesia selama ini ha-
nya digunakan sebagai bahan
bakar pabrik tahu dengan harga
jual Rp 2.000 per karung.
”Komersialisasi produk CBP
akan mampu mengurangi
ketergantungan impor nasional
terhadap produk CBP dari Ti-
ongkok sehingga mampu mem-
buka lapangan pekerjaan baru
dan menjadi solusi inovatif bagi
penyelesaian masalah lingkung-
an,” tutur Mego.
|