Isi Artikel |
https://epaper.kompas.id/pdf/show/20220105
Awal yang Baru dari Sungai
Selama tahun 2021,
warga Kalimantan
Tengah diterjang
banjir bertubi-tubi.
Hal itu menjadi
alarm untuk mulai
melirik kondisi
lingkungan yang
rapuh. Semuanya
dimulai dengan
menjaga sejumlah
sungai kunci yang
kian kritis.
Dionisius Reynaldo
Triwibowo
Ramang (36), warga Pa-
langkaraya, Kaliman-
tan Tengah, Sabtu
(1/1/2022) pagi, mengajak be-
berapa keluarganya ke Sungai
Kahayan. Mereka berhenti di
Taman Tugu Soekarno, lalu
turun ke pinggir sungai yang
dulunya dermaga perahu ka-
yu. Hari pertama di tahun
baru mereka awali dengan
tradisi leluhur Dayak, nyelu
tehat.
Ramang dan keluarga me-
ngenakan ikat kepala merah.
Mereka membasuh muka de-
ngan air sungai, kemudian
menyiramkan beras, juga da-
rah ayam yang menjadi he-
wan kurban, ke sungai. Ritual
itu bertujuan memberikan
nakan vaksin Sinovac seharga
Rp 250.000. Vaksinasi dilaku-
kan di sebuah kedai kopi di
Jalan Kapasan pada Minggu, 26
Desember 2021.
Padahal, sejauh ini di Indone-
sia, vaksin penguat baru dialo-
kasikan bagi tenaga kesehatan
dengan jenis vaksin Moderna.
”Undangan vaksin dilakukan
tertutup melalui pesan WA di
kalangan terbatas. Setiap pe-
serta yang ikut vaksin booster
diminta bayar Rp 250.000-Rp
300.000,” kata seorang warga.
Yohanes, yang mengaku se-
bagai pelaksana vaksinasi terse-
but, tidak mengetahui dari ma-
na vaksin yang dipakai berasal
dan dari mana tenaga kesehat-
an yang membantu vaksinasi
tersebut. ”Saya orang ketiga, ti-
dak tahu dari mana vaksinnya.
Saya koordinasikan dulu de-
ngan teman saya, orang kedua,”
ucapnya.
Kepala Bidang Pelayanan Ke-
sehatan Dinas Kesehatan Kota
Surabaya Sri Setiyani mengaku
tidak tahu-menahu soal vaksin
penguat bagi warga umum ini.
”Untuk vaksin berbayar ini, ba-
ru vaksin gotong royong. Tapi,
tak melayani perorangan, hanya
badan usaha. Ini jenis Sino-
pharm dan tidak lewat dinas
kesehatan, langsung dengan Bio
Farma,” ujarnya.
Omicron
Di Jakarta, Dinas Kesehatan
DKI Jakarta mengonfirmasi,
saat ini ada 162 kasus Covid-19
varian Omicron di Ibu Kota.
Mayoritas kasus dari para pe-
laku perjalanan di luar negeri.
Kepala Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Di-
nas Kesehatan DKI Jakarta Dwi
Oktavia, Selasa (4/1), membe-
narkan hal itu. Enam dari 162
kasus itu kasus transmisi lokal.
Pasien terkonfirmasi Omi-
cron kini dirawat dan diisolasi
di Rumah Sakit Darurat Co-
vid-19 Wisma Atlet Kemayoran,
tidak menjalani isolasi mandiri.
”Sebisa mungkin kami bawa ke
tempat isolasi di Wisma Atlet
Kemayoran atau di hotel iso-
lasi,” katanya. Isolasi terkendali
tetap menjadi pilihan karena
varian Omicron memiliki po-
tensi penyebaran yang cepat.
sesembahan kepada roh yang
hidup di sana sambil melan-
tunkan doa kepada empunya
kehidupan.
”Setiap awal tahun baru
memang seperti ini, dan ha-
rus di sungai,” ungkapnya.
Wangi dupa menyengat. Du-
pa jadi pelengkap ritual tiap
ibadah masyarakat dengan
kepercayaan Kaharingan.
Masyarakat Dayak percaya
sungai merupakan sumber
kehidupan. Ada istilah danum
kaharingan yang berarti air
kehidupan. Tonggak peradab-
an pun dimulai dari sungai.
Ratusan tahun lalu rumah
suku Dayak hanya dibuat tak
jauh dari sungai.
Antropolog Dayak di Kal-
teng, Marko Mahin, menje-
laskan, sungai merupakan
urat nadi kehidupan masya-
rakat Dayak. Tak hanya tem-
pat mencari nafkah, sungai
juga sebagai sarana transpor-
tasi hingga ritual adat. Ke-
rusakan yang terjadi saat ini
memengaruhi mereka.
Hal itu ia jelaskan di se-
la-sela diskusi publik ”Me-
ngenal Sungai sebagai Ibu
Kehidupan Borneo” yang di-
selenggarakan Borneo Nature
Foundation (BNF) di Palang-
karaya, Kamis (30/9/2021).
Menurut Marko, peran su-
ngai sangat vital. Di
anak-anak sungai hidup dan
terhimpun beratus-ratus
anak suku Dayak. Sungai
membentuk identitas ber-
sama orang Dayak.
”Dalam satu DAS (daerah
aliran sungai) ada banyak
anak suku, tetapi mereka
menjadi satu ketika menye-
but orang Barito atau orang
Kahayan,” kata Marko.
Dalam satu sungai, trans-
aksi budaya antarkelompok
bisa terjadi. Dalam beberapa
catatan, orang dari hulu yang
sedang paceklik bisa ke
pesisir untuk ikut panen.
Warga di muara biasa
bersawah karena wilayahnya
pasang surut. Mereka panen
pada Agustus-September.
Bagi warga hulu yang ber-
ladang, musim panen pada
Juni-Juli.
Kritis
Kini sungai-sungai perkasa
itu menuju kritis. Dari data
Greenpeace, tutupan hutan
di sekitar Sungai Kahayan
pada 1990 mencapai
969.836,1 hektar, lalu menjadi
570.847,7 hektar pada 2020
atau menurun 63 persen. Su-
ngai sepanjang 600 kilometer
itu melintasi Kabupaten Pu-
lang Pisau, Gunung Mas, dan
Kota Palangkaraya. Meluap-
nya Kahayan merendam tiga
kabupaten dan kota selama
hampir satu bulan.
Lalu, Sungai Mentaya di
Kabupaten Kotawaringin Ti-
mur pada 1990 memiliki tu-
tupan hutan mencapai
923.493,8 hektar dan tersisa
287.714,8 hektar saja di tahun
2020. Tutupan hutan di sungai
sepanjang 400 kilometer itu
beralih fungsi menjadi
perkebunan sawit. Sungai
Mentaya paling kritis dengan
hutan di sekitarnya tersisa 19,6
persen.
Tutupan hutan di sekitar
Sungai Kaki pada 2020 hanya
26,4 persen. Selain itu, masih
ada enam sungai besar lain
yang melintas di 14 kabupaten
dan kota di Kalteng dengan
kondisi tidak jauh berbeda, an-
tara lain Sungai Kapuas, Ba-
rito, Sebangau, Sebangau Kecil,
Katingan, dan Seruyan.
”Deforestasi didorong oleh
perluasan pertanian skala be-
sar dan penebangan berdam-
pak pada daerah aliran sungai
di Kalteng. Bentang alam men-
jadi lebih sensitif terhadap pe-
ristiwa iklim, seperti kekering-
an dan curah hujan yang ting-
gi,” kata Juru Kampanye Hu-
tan Greenpeace Arie Rompas.
Menurut Arie, seharusnya
pemerintah tidak menghapus
aturan yang mengatur tutupan
hutan harus tetap 30 persen.
”Sebelum omnibus law, aturan
itu dilanggar, apalagi setelah-
nya,” katanya.
Arie menambahkan, dengan
turunnya tutupan hutan itu,
bencana terus-menerus terjadi
sejak 1990, seperti banjir ka-
rena luapan sungai ataupun
banjir rob, bahkan kekeringan
hingga kebakaran lahan di wi-
layah gambut yang rusak.
Banjir pada November 2021
melanda 121 desa dan kelurah-
an di 36 kecamatan pada enam
kabupaten di Kalteng. Total
terdapat 21.035 keluarga atau
67.508 orang yang terdampak
banjir. Banjir itu dinilai seba-
gai yang terburuk dalam 30
tahun terakhir.
Kepala Bidang Tata Ling-
kungan Dinas Lingkungan Hi-
dup Kalteng Adiyaksa Prasida-
pati dalam diskusi bersama
BNF mengungkapkan, peme-
rintah memproyeksikan ”Kal-
teng Hijau” dalam Rencana
Pembangunan Jangka Mene-
ngah Daerah 2021-2026. Arti-
nya, segala bentuk program ke
depan berbasis pada kajian
lingkungan hidup strategis.
Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalteng turut direvisi.
Semua kegiatan pemba-
ngunan di Kalteng dalam lima
tahun mendatang dipastikan
memperhatikan aspek-aspek
lingkungan hidup. ”Sederhana-
nya, kalau Kementerian PUPR
mau bangun jalan, setelah di-
lihat di tempat itu rawan long-
sor jadi, ya, koordinasi untuk
mohon digeser,” ujarnya.
Sungai dan DAS sebagai pu-
sat kehidupan perlu selalu di-
ingat. Seperti dilakukan Ra-
mang dan keluarganya yang
memulai kembali ritual yang
sudah lama ditinggalkan ba-
nyak orang Dayak. Mereka
kembali menghormati dan me-
nyayangi sungai.
|