Isi Artikel |
Permintaan Kedelai Lokal Meningkat
JAKARTA, KOMPAS — Meningkat-
nya harga pangan dunia yang
mendorong kenaikan harga ke-
delai impor menjadi berkah ba-
gi petani kedelai lokal. Kondisi
tersebut membuat harga ke-
delai lokal menjadi kompetitif
sehingga permintaannya pun
meningkat.
Hal itu, antara lain, dirasakan
para petani kedelai di Desa Ci-
bulan, Kecamatan Cidahu, Ka-
bupaten Kuningan, Jawa Barat.
Desa tersebut sejak 2018 me-
ngembangkan kedelai lokal, de-
ngan memanfaatkan lahan be-
kas galian C.
”Alhamdulillah, saat harga
kedelai impor sedang naik, ke-
delai lokal permintaannya ma-
kin baik. Harga pun baik. Saat
iniRp 8.000 per kg di petani dan
Rp 8.500 per kg untuk kon-
sumsi (pembuatan tahu dan
tempe). Terasa lebih baik lebih
dari setahun terakhir. Sebelum-
nya sekitar Rp 6.000 di petani
danRp 6.500 di konsumsi,” ujar
Kepala Desa Cibulan Iwan Gu-
nawan saat dihubungi dari Ja-
karta, Rabu (5/1/2022).
Iwan mengakui, selama ini
keberadaan kedelai impor sulit
digantikan oleh kedelai lokal.
Namun, pihaknya tetap berko-
mitmen untuk mengembang-
kan luas tanam setiap tahun.
Ia meyakini, kualitas kedelai
lokal bisa lebih baik daripada
kedelai impor selama perlakuan
dan budidaya dilakukan dengan
tepat. Meski saat ini masih da-
lam skala desa, ia berharap hal
itu berkontribusi bagi kedau-
latan kedelai lokal. ”Saya me-
lihat, ini adalah momentum un-
tuk kembali ke Merah-Putih,”
katanya.
Di Kabupaten Grobogan, Ja-
wa Tengah, juga telah lama di-
kembangkan kedelai lokal. Di-
nas Pertanian Kabupaten Gro-
bogan sejak 2015 mengopera-
sikan Rumah Kedelai Grobogan
(RKG).
Manajer RKG Rarastianevi
Annisa menuturkan, saat ini,
harga kedelai lokal dari petani
yang masih kotor berkisar Rp
10.500-Rp 11.000 per kg. ”Kini,
dengan naiknya harga kedelai
impor, mudah-mudahan ba-
nyak perajin yang beralih ke
kedelai lokal,” ucapnya.
Sementara itu, Koordinator
Balai Penyuluh Pertanian Jam-
pang Kulon, Kabupaten Suka-
bumi, Jabar, Ucu Rohillah, da-
lam webinar yang digelar Di-
rektorat Jenderal Tanaman Pa-
ngan Kementerian Pertanian,
Selasa (4/1), menyebutkan, ti-
dak adanya jaminan harga ke-
delai lokal selama ini kerap me-
micu rendahnya gairah petani
dalam menanam kedelai. Dam-
paknya, penggunaan kedelai
impor sangat mendominasi pa-
da industri tempe, dengan
pangsa pasar sekitar 80 persen.
Meskipun demikian, pengem-
bangan kedelai lokal tetap di-
dorong dengan konsep kemit-
raan.
Direktur Jenderal Tanaman
Pangan Kementerian Pertanian
Suwandi, dalam webinar itu,
mengatakan, kini harga kedelai
impor saat tiba di Indonesia
berkisar Rp 12.000-Rp 13.000
per kg.
”Harga kedelai lokal menjadi
kompetitif. Maka, kita berharap
betul terwujudnya tahun ke-
bangkitan kedelai lokal,” ujar
Suwandi. (DIT)
|