Isi Artikel |
Banjir Kepung Sumatera
Hujan lebat memicu banjir di beberapa daerah, mulai dari
Aceh sampai Lampung. Ribuan warga mengungsi. Banjir
membuat jalan nasional Banda Aceh-Medan sempat lumpuh.
LHOKSUKON, KOMPAS — Hujan
berintensitas tinggi yang diper-
parah degradasi lingkungan
memicu banjir di sejumlah pro-
vinsi di Sumatera, mulai dari
Aceh sampai Lampung. Banjir
melumpuhkan aktivitas warga
dan membuat akses jalan lintas
Sumatera terputus di Lhoksu-
kon, ibu kota Kabupaten Aceh
Utara, Aceh.
Hingga Senin (3/1/2022),
banjir yang merendam 108 desa
di Aceh Utara dan 115 desa di
Aceh Tamiang belum surut. Se-
banyak 24.332 orang terdam-
pak banjir di Aceh Utara dan
22.511 orang terkena banjir di
Aceh Tamiang.
Adapun 4.293 keluarga juga
terdampak banjir di 12 keca-
matan di Kabupaten Bungo,
Jambi. Di Lampung, pesisir Te-
luk Lampung terancam banjir
rob akibat pasang laut dan hu-
jan ekstrem.
Di Lhoksukon, kios-kios di
tepi jalan nasional Banda
Aceh-Medan rusak terendam
banjir hingga 1,5 meter. Kenda-
raan roda dua tidak bisa melin-
tas. Sebagian mobil yang nekat
melintas mogok.
Air setinggi 1 meter meng-
genangi kompleks pertokoan di
Lhoksukon. Akibatnya, peda-
gang menghentikan aktivitas
jual-beli. Kantor pemerintahan,
perbankan, masjid, sekolah, dan
Kantor Kepolisian Sektor
Lhoksukon tidak luput dari ge-
nangan banjir.
Banjir di Aceh Utara dipicu
luapan Krueng Keureuto, Kru-
eng Peutoe, dan Krueng Pirak.
Sungai-sungai yang berhulu di
Bener Meriah itu meluap sete-
lah debit air bertambah akibat
hujan sangat deras.
Junaidi (45), pedagang buah
di kota Lhoksukon, pasrah se-
telah kiosnya rusak dihantam
banjir. Rak kayu tempat buah
patah. Sebagian buah juga bu-
suk. ”Setiap tahun Lhoksukon
dilanda banjir. Meski tahun ini
tidak separah tahun lalu, saya
rugi sekitar Rp 20 juta,” kata
Junaidi.
Aktivitas warga terganggu.
Sebagian warga mengungsi ke
rumah kerabat, balai desa, hing-
ga tepi jalan. Jika ingin melin-
tasi banjir, mereka harus me-
megang tali yang diikat ke tiang
lampu jalan karena arus air
deras.
Sakdiah (40), warga Lhoksu-
kon, telah dua hari mengungsi
di madrasah terdekat. Dia
membawa peralatan masak dan
alas tidur. ”Mudah-mudahan
banjir cepat surut. Lelah juga
setiap tahun jadi korban,” kata
Sakdiah.
Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara menetapkan status daru-
rat bencana daerah sejak
3 Januari hingga 17 Januari
2022. Harapannya, penanganan
bencana ikut melibatkan Pe-
merintah Provinsi Aceh.
”Penanganan banjir di Aceh
Utara memerlukan peran Pem-
prov Aceh dan pemerintah pu-
sat. Sebagian besar sungai di
Aceh Utara berada di bawah
mereka,” kata Wakil Bupati
Aceh Utara Fauzi Yusuf.
Menurut Kepala Badan Pe-
nanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Aceh Tamiang Syahri,
banjir hingga 2 meter berdam-
pak pada 22.511 warga. Seba-
nyak 9.459 orang di antaranya
mengungsi.
Alih fungsi hutan
Direktur Walhi Aceh Ahmad
Shalihin mengatakan, banjir
merupakan dampak akumulasi
kerusakan lingkungan dan alih
fungsi hutan. ”Hutan harus di-
pulihkan. Pola perkebunan mo-
nokultur, seperti hutan tanam-
an industri dan perkebunan sa-
wit, perlu dievaluasi,” ujarnya.
Di Jambi, Kepala BPBD Bu-
ngo Tabroni Yusuf menyebut-
kan, banjir awal tahun melanda
12 kecamatan. ”Banjir awal ta-
hun 2022 cukup parah karena
hampir semua wilayah terdam-
pak,” katanya.
Sebanyak 4.923 keluarga ter-
dampak oleh bencana itu.
(AIN/ITA/VIO/BRO)
|