PERIKANAN
Inovasi Teknologi Tingkatkan Produksi Ikan Budidaya
JAKARTA, KOMPAS — Inovasi
teknologi berpeluang mening-
katkan produksi perikanan
budidaya. Penggunaannya di-
dorong masif menjangkau
sampai pembudidaya skala ke-
cil sehingga dapat mendong-
krak pendapatan.
Inovasi tersebut di antara-
nya aerator untuk meningkat-
kan kadar oksigen terlarut dan
pemberi pakan otomatis
(automatic feeder) agar lebih
efisien. Pemanfaatan teknologi
ini diharapkan mendukung
pencapaian target produksi
perikanan budidaya pada 2022
sebesar 18,77 juta ton. Target
itu meliputi 8,69 juta ton ikan
dan 10,08 ton rumput laut.
”Pendapatan
(rata-rata)
pembudidaya ikan juga ditar-
getkan naik menjadi Rp 5 juta
per bulan dari sebelumnya Rp
3,5 juta per bulan. Peran ino-
vasi teknologi sangat penting
dalam hal ini,” ujar Direktur
Pembenihan Direktorat Jen-
deral Perikanan Budidaya Ke-
menterian Kelautan dan Per-
ikanan Nono Hartanto dalam
gelar wicara ”Aplikasi Tekno-
logi untuk Meningkatkan Pro-
duksi Budidaya”, Kamis
(27/1/2022).
Kementerian Kelautan dan
Perikanan menargetkan pem-
bangunan 130 kampung budi-
daya perikanan pada tahun ini.
Kampung tersebut berbasis
beragam jenis ikan, seperti ni-
la, patin, gurami, bandeng, ka-
kap, kerapu, dan ikan hias.
Sejumlah kendala yang di-
hadapi pembudidaya antara
lain pembenihan, pemberian
pakan, dan kualitas air. Hal ini
berdampak pada hasil produk-
si yang kurang optimal.
”Ini membuka peluang tek-
nologi (menghadirkan solusi).
Kemudian di hilir ada per-
soalan pengolahan dan pema-
saran,” katanya.
Nono menuturkan, sekitar
60 persen biaya produksi per-
ikanan budidaya berasal dari
belanja pakan. Oleh sebab itu,
inovasi dalam pemberian pa-
kan sangat dibutuhkan agar
lebih efisien dan menguntung-
kan.
Gelar wicara itu juga ber-
barengan dengan peluncuran
AgResults yang merupakan
kompetisi inovasi teknologi
untuk meningkatkan penggu-
naan teknologi bagi pembu-
didaya skala kecil. Tujuannya,
menambah produktivitas dan
pendapatan perikanan budi-
daya.
Nono berharap, sasaran
kompetisi tersebut diperluas
sehingga bisa melibatkan ino-
vasi teknologi di bidang pe-
masaran dan penjualan. Ia
mencontohkan, produksi ikan
patin di Kabupaten Ogan Ko-
mering Ulu Timur, Sumatera
Selatan, sangat melimpah,
tetapi sulit dipasarkan.
Dominasi produk impor
Guru Besar Departemen Il-
mu dan Teknologi Kelautan
IPB University Indra Jaya
menjelaskan, teknologi aera-
tor berfungsi menjaga kadar
oksigen di dalam air. Namun,
peralatan ini masih didomi-
nasi produk impor.
Dengan aerator, level oksi-
gen terlarut tetap stabil se-
hingga baik untuk kesehatan
ikan. ”Kalau oksigen terlarut-
nya rendah, bisa merugikan
dalam jangka panjang karena
menghambat pertumbuhan
ikan sehingga produktivitas-
nya rendah,” ucapnya.
Dosen Politeknik Ahli Usa-
ha Perikanan Jakarta, Romi
Novriadi, mengatakan, peng-
gunaan automatic feeder ber-
fungsi agar pemberian pakan
lebih merata dan jarak antar-
waktunya dapat diatur sesuai
kebutuhan.
”Alat ini mampu membe-
rikan produksi lebih baik di-
bandingkan dengan alat kon-
vensional. Teknologinya perlu
dikombinasikan dengan tek-
nologi manajemen kualitas
air,” katanya. (TAM)
|