Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Tahu-Tempe Terimbas
Tanggal 12 Februari 2022
Surat Kabar Kompas
Halaman 9
Kata Kunci
AKD - Komisi IV
Isi Artikel

K_12_02_22_h.9_tahu_tempe

Tahu-Tempe Terimbas
Harga kedelai dunia terus naik dan diperkirakan berlanjut hingga Mei 2022. Situasi itu
berdampak pada industri tahu-tempe yang sekitar 80 persen kedelainya berasal dari impor.
JAKARTA, KOMPAS — Harga ke-
delai dunia melonjak tinggi se-
hingga berpengaruh terhadap
harga kedelai impor yang meru-
pakan bahan baku tahu dan
tempe. Kenaikan harga kedelai
terjadi di tengah masih tinggi-
nya harga minyak goreng di
dalam negeri dan bakal me-
ngatrol harga tempe dan tahu.
Direktur Jenderal Perda-
gangan Dalam Negeri Kemen-
terian Perdagangan (Kemen-
dag) Oke Nurwan mengatakan,
harga kedelai dalam bursa ber-
jangka Chicago Board of Trade
(CBOT) pada pekan pertama
Februari 2022 mencapai 15,77
dollar AS per gantang. Harga
kedelai dunia diperkirakan
akan terus naik hingga Mei
2022 menjadi 15,79 dollar AS
per gantang dan baru akan tu-
run tipis pada Juli 2022 men-
jadi 15,74 dollar AS per gan-
tang.
Hal itu menyebabkan harga
kedelai di tingkat importir In-
donesia pada pekan pertama
Februari 2022 tembus Rp
11.240 per kilogram (kg). Apa-
bila harga kedelaiimpor tembus
Rp 12.000 per kg, harga tempe
bisa naik Rp 300 per kg dan
harga tahu naik Rp 50 per po-
tong. ”Di rentang harga kedelai
impor Rp 11.000-Rp 12.000 per
kg itu, harga tempe di tingkat
perajin bisa berkisar Rp
10.300-Rp 10.600 per kg dan
harga tahu Rp 650-Rp 750 per
potong,” ujarnya dalam tele-
konferensi pers di Jakarta,
Jumat (11/2/2022).
TradingEconomics menca-
tat, harga kedelai di bursa ber-
jangka mencapai 15,94 dollarAS
per gantang pada 9 Februari
2022. Harga kedelai ini hampir
menembus harga kedelai ter-
tinggitahun lalu yang mencapai
16,61 dollarAS per gantang pada
12 Mei 2021.
Per Jumat(11/2) sore, kedelai
diperdagangkan 15,83 dollar AS
per gantang atau meningkat
15,52 persen secara tahunan.
Sepanjang triwulan I-2022,
harga kedelai dunia diperkira-
kan bisa mencapai 16,13 dollar
AS per gantang dan sepanjang
2022 dapat menembus 18,08
dollar AS per gantang. Gejolak
harga kedelai yang terjadi sejak
awal 2022 itu akibat kekha-
watiran pasar terhadap pasokan
kedelai dunia,terutama dariAr-
gentina dan Brasil.
Lonjakan harga kedelai du-
nia, lanjut Oke, terjadi lantaran
produksi dan pasokan kedelai
dunia berkurang. Faktor lain,
imbas inflasi di Amerika Serikat
yang mencapai 7 persen, ke-
kurangan tenaga kerja akibat
pembatasan sosial di negara
produsen, kenaikanbiaya lahan,
dan anomali cuaca.
Jaminan stok
Pada 9 Februari 2022, Depar-
temen Pertanian Amerika Seri-
kat (USDA) telah memangkas
proyeksi produksi kedelaiBrasil
dan Argentina lantaran terjadi
kekeringan di wilayah Amerika
Selatan. Produksi kedelai Brasil
danArgentina pada masa panen
September 2021-Agustus 2022
masing-masing diperkirakan
sebanyak 134 juta ton dan 45
juta ton. Sebelumnya, USDA
memperkirakan produksi kede-
lai di Brasil bisa mencapai 139
juta ton dan di Argentina 46,5
juta ton.
Hal itu membuat produksi
kedelai dunia berkurang 8,7 juta
ton menjadi 363,9 juta ton. Chi-
na, sebagai importir kedelaiter-
besar, juga telah mengurangi
rencana impor pada September
2021-Agustus 2022 sebanyak 3
juta ton menjadi 94 juta ton.
Oleh karena itu, kata Oke,
Kemendag telah meminta im-
portir kedelai yang tergabung
dalam Asosiasi Kedelai Indone-
sia (Akindo) untuk memastikan
stok kedelai impor secara ber-
kelanjutan bagi perajin tem-
pe-tahu, terutama menjelang
Ramadhan dan Lebaran 2022.
Ketersediaan stok penting un-
tuk menjaga keberlangsungan
usaha mengingat 80 persen dari
total kebutuhan kedelai dalam
negeri berasal dari impor.
Saatini, stok kedelai impor di
Akindo mencapai 160.000 ton.
Pada pertengahan Februari
2022, stok akan bertambah
140.000 ton sehingga total
300.000 ton. Jumlah itu diper-
kirakan cukup untuk meme-
nuhi kebutuhan sepanjang Feb-
ruari-Maret 2022.
”Pemerintah juga telah me-
minta Akindo menjaga harga
kedelai di tingkat importir Rp
10.500-Rp 11.500 per kg pada
Februari 2022. Kami akan me-
ninjau kembali harga kedelai
impor setiap akhir bulan ber-
dasarkan perkembangan harga
kedelai dunia guna memberi-
kan kepastian harga kepada pe-
rajin tempe-tahu,” kata Oke.
Dalam kesempatan itu, Sek-
retaris Jenderal Akindo Hida-
yatullah Suralaga menyatakan,
Akindo menjamin ketersediaan
kedelai impor bagi perajin tem-
pe-tahu. Saat ini, harga kedelai
dunia memang tengah berge-
jolak sehingga mau tak mau
Akindo menyesuaikannya de-
ngan harga dunia.
Perajin terbebani
Ketua Umum Gabungan
Koperasi Produsen Tempe Ta-
hu Indonesia (Gakoptindo) Aip
Syarifuddin mengemukakan,
kebutuhan kedelai perajin tahu
dan tempe per tahun sekitar 3
juta ton. Dari jumlah itu, hanya
ada sekitar 20 persen kedelai
lokal sehingga perajin tahu dan
tempe sangat bergantung pada
kedelai impor. Ketika harga ke-
delai naik, perajin yang sebagi-
an besar merupakan industri
rumah tangga dipastikan ter-
imbas.
Sejak Januari hingga pekan
pertama Februari 2022, lanjut
Aip, harga kedelai impor yang
dibeli perajin tidak stabil dan
umumnya naik terus pada ki-
saran Rp 10.500-Rp 11.500 per
kg. Di luar Jawa, harganya bisa
mencapai Rp 12.000 per kg.
”Pernah dalam sepekan, har-
ganya naik lima kali. Ketidak-
pastian harga ini membuat pe-
rajin kesulitan menjual tem-
pe-tahu sehingga ada yang me-
nutup usahanya sementara
waktu,” ujarnya.
Menurut Aip, dari sekitar
160.000 perajin, sekitar 30.000
perajin atau 20 persennya telah
berhenti produksi sementara
waktu. Para perajin kebanyakan
berskala kecil dengan kebutuh-
an kedelai impor 10-20 kg per
hari. Harga kedelai yang terus
berubah relatif cepat menye-
babkan mereka tidak mampu
membeli lagi kedelai yang har-
ganya semakin naik.
Oleh karena itu, Gakoptindo
mengajukan tiga usulan kepada
pemerintah. Pertama, kedelai
impor harus tetap terjaga. Ke-
dua, harganya perlu diatur dan
dibuat stabil, misalnya setiap
sebulan atau idealnya tiga bulan
sekali. Ketiga, memenuhi ke-
butuhan kedelai dari dalam ne-
geri dengan meningkatkan pro-
duksi kedelai.Hal ini mengingat
kedelai lokal sangat cocok un-
tuk bahan baku tahu, sedang-
kan kedelai impor cocok untuk
bahan baku tempe.
”Kami sudah meminta Ke-
menterian Pertanian mening-
katkan produksi kedelai lokal.
Kementerian tersebut menjan-
jikan akan meningkatkan pro-
duksi kedelai lokal dari 10 per-
sen menjadi 30 persen daritotal
kebutuhan kedelai perajin tem-
pe dan tahu,” katanya. (HEN)

  Kembali ke sebelumnya