Judul | Inflasi Berpotensi Meningkat Sejalan Pulihnya Ekonomi, Kabar Gembira? |
Tanggal | 07 Maret 2022 |
Surat Kabar | Bisnis Indonesia |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi XI |
Isi Artikel | Inflasi berpotensi meningkat sejalan dengan mulai pulihnya ekonomi Indonesia dan dampak dari perang Rusia Ukraina. Sepanjang tahun lalu, PDB Indonesia tercatat kembali tumbuh sebesar 3,69 persen setelah sempat mengalami kontraksi -2,07 persen akibat pandemi Covid-19. Tingkat inflasi tahunan pada akhir 2021 dan awal 2022 tercatat terus meningkat, terutama disebabkan oleh naiknya inflasi inti akibat membaiknya tingkat permintaan setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilonggarkan. "Inflasi pada tahun 2022, diperkirakan akan meningkat sejalan pulihnya ekonomi. Tekanan dari sisi supply juga masih tinggi, terimbas dari inflasi global [imported inflation]. Penerapan peningkatan PPn dan potensi normalisasi harga diatur pemerintah juga menjadi faktor upside risk terhadap inflasi tahun ini," kata Andry Asmoro dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/3/2022). Kendati demikian, hingga saat ini tingkat inflasi masih berada di dalam rentang target inflasi Bank Indonesia (BI) yakni sebesar 2-4 persen, sehingga menurutnya memberikan cukup ruang bagi BI agar tidak terburu-buru dalam menaikkan BI-7DRRR. Ini lantaran risiko global yang meningkat, seperti normalisasi kebijakan the Fed serta tingginya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina. "Perlu terus dimonitor terutama dampaknya pada inflasi, baik dari sisi harga energi dan pangan, dan pada pasar keuangan dan stabilitas nilai tukar Rupiah dari risiko flight to quality/risk-off," katanya. |
Kembali ke sebelumnya |