Isi Artikel |
Pertahanan IKN dibangun untuk menghadapi ancaman darat, laut, dan udara. Dalam kaitan itu, TNI Angkatan Udara juga berencana menambah lanud dan menempatkan satuan khusus.
JAKARTA, KOMPAS — Pertahanan ibu kota negara (IKN) akan diperkuat oleh TNI Angkatan Udara dengan membangun berbagai fasilitas, seperti pangkalan udara dan pertahanan udara. Berbagai ancaman dan rencana gelar TNI terkait IKN dinilai membutuhkan panduan dari Kementerian Pertahanan.
Di sela-sela Rapat Pimpinan TNI AU, Jumat (4/3/2022), Kepala Staf TNI AU Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, TNI AU akan menambah pangkalan udara (lanud) dan menempatkan satuan-satuan khusus yang akan mendukung kegiatan presiden dan wakil presiden. Minimal, ada dua skadron pesawat yang akan ditempatkan di IKN, yaitu Skadron Udara 17 dan Skadron Udara 45.
Keduanya ialah skadron angkut VVIP. Skadron Udara 17 mengoperasikan di antaranya pesawat Boeing B 737 dan C-130 Hercules. Sementara Skadron Udara 45 mengoperasikan helikopter seperti Super Puma. Fadjar mengatakan, lanud yang akan dibangun di IKN merupakan lanud yang hanya akan dioperasikan untuk kegiatan militer. Selain skadron angkut VVIP, akan ada beberapa satuan penunjang lainnya.
Namun, lanud itu juga bisa digunakan seandainya ada hal-hal dengan urgensi tinggi atau kebutuhan kegiatan. Hal yang jelas, lanud itu tidak untuk digunakan penerbangan sipil berjadwal. ”Untuk ibu kota negara, memang ada kebutuhan keamanan VVIP, dalam waktu sekian menit maksimal, lanud sudah bisa dijangkau presiden,” katanya.
Fadjar mengatakan, TNI AU juga akan menggelar kekuatan pertahanan udara. Satuan sektor pertahanan udara sudah ada organisasinya di Jakarta. Direncanakan, organisasi ini yang akan direlokasi ke IKN dengan alutsista yang lebih baru dan canggih. Dengan demikian, keamanan wilayah udara khususnya di daerah IKN bisa terjamin.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono mengatakan, TNI AL telah memiliki rencana untuk membangun pertahanan di IKN. Menurut Yudo, TNI AL akan memperkuat pertahanan teritorial, yaitu berupa pertahanan pantai untuk melindungi seandainya ada musuh yang akan menyerang IKN dari laut.
”Memang IKN tidak terletak persis di tepi laut sehingga satuan operasional kita akan menjadi Komando Daerah Maritim atau Kodamar yang fungsinya pertahanan pantai,” kata Yudo. Menurut dia, Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan akan ditingkatkan menjadi setingkat Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal). Lalu, bersama-sama Lantamal lain akan berubah menjadi Kodamar.
”Jadi nanti di utara ada Kodamar Tarakan, lalu Kodamar Balikpapan dan Kodamar Pontianak di sebelah baratnya,” kata Yudo.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono mengatakan, TNI AL telah memiliki rencana untuk membangun pertahanan di IKN. Menurut Yudo, TNI AL akan memperkuat pertahanan teritorial, yaitu berupa pertahanan pantai untuk melindungi seandainya ada musuh yang akan menyerang IKN dari laut.
”Memang IKN tidak terletak persis di tepi laut sehingga satuan operasional kita akan menjadi Komando Daerah Maritim atau Kodamar yang fungsinya pertahanan pantai,” kata Yudo. Menurut dia, Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan akan ditingkatkan menjadi setingkat Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal). Lalu, bersama-sama Lantamal lain akan berubah menjadi Kodamar.
”Jadi nanti di utara ada Kodamar Tarakan, lalu Kodamar Balikpapan dan Kodamar Pontianak di sebelah baratnya,” kata Yudo.
Anton Aliabbas, pengajar Paramadina Graduate School of Diplomacy, menekankan, Kementerian Pertahanan perlu menjelaskan secara rinci dalam Kebijakan Pertahanan Negara yang baru tentang pertahanan di IKN. Pasalnya, dalam UU IKN tidak dijelaskan soal pertahanan ibu kota di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, itu.
Hal ini, menurut dia, juga terkait dengan postur Kebutuhan Pokok Minimun, kebijakan zero growth policy, dan kebutuhan akan buffer zone atau wilayah antara. ”Jakhaneg (kebijakan pertahanan negara) yang menjelaskan secara terperinci itu yang kemudian menjadi acuan bagi TNI dan masyarakat, termasuk pemerintah daerah, agar sistem pertahanan di IKN lebih terintegras,” kata Anton.
Menurut Anton, ada beberapa persepsi ancaman yang perlu dipertimbangkan dalam menggelar kekuatan pertahanan IKN. Hal yang pertama ialah adanya perbatasan dengan Malaysia yang hanya berjarak 412 kilometer dari IKN. Dari sisi udara, selain adanya pangkalan udara yang memiliki Sukhoi.
Dari sisi laut, IKN letaknya, walaupun tidak di tepi laut, berada dekat dengan ALKI II yang posisinya lebih terbuka ke negara lain. ”Belum lagi jangkauan rudal dari China itu bisa juga sampai ke IKN. Jadi semua ini harus diperhitungkan,” kata Anton.
Ia juga menambahkan beberapa isu keamanan internal di sekitar IKN. Di antaranya konflik horizontal, tambang batubara ilegal yang marak dan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan banjir besar tahun 2021. ”Jangan sampai nanti markas TNI terendam banjir,” kata Anton.
Ia juga menambahkan beberapa isu keamanan internal di sekitar IKN. Di antaranya konflik horizontal, tambang batubara ilegal yang marak dan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan banjir besar tahun 2021. ”Jangan sampai nanti markas TNI terendam banjir,” kata Anton.
|