Judul | Bos BI Paparkan 3 Risiko yang Hambat Pemulihan Ekonomi Global |
Tanggal | 21 Maret 2022 |
Surat Kabar | Bisnis Indonesia |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi XI |
Isi Artikel | Bos BI Perry Warjiyo memaparkan 3 risiko yang hambat pemulihan ekonomi global pada 2022. Pertama, yaitu tantangan normalisasi kebijakan moneter di negara maju yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Kenaikan suku bunga acuan, misalnya telah dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pada bulan ini sebesar 25 basis poin dan diperkirakan akan ada enam kali lagi kenaikan suku bunga acuan oleh the Fed. “Ini berdampak pada kenaikan suku bunga global dan juga persepsi risiko di global dan mempersulit negara berkembang untuk bisa pulih karena harus mengatasi dampak dari rambatan global, ketidakpastian, dan kenaikan suku bunga itu terhadap arus modal ke negara-negara berkembang,” katanya dalam video conference, Senin (21/3/2022). Tantangan kedua, yaitu mengatasi scarring effect atau luka memar dari pandemi Covid-19, tidak hanya di negara maju, tetapi juga di negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan bisa lebih rendah dari angka proyeksi BI pada 2022 sebesar 4,4 persen. Pasalnya, ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina juga mengganggu mata rantai perdagangan global, yang berpengaruh pada pasokan, distribusi, dan volume perdagangan global. “Tidak hanya berpengaruh terhadap persepsi global, sekarang banyak investor global kembali untuk memegang safe haven asset yang tentu saja berisiko rendah dan mereka juga menarik aliran modalnya dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan bisa berdampak terhadap stabilitas eksternal dan nilai tukar,” kata Perry. |
Kembali ke sebelumnya |