Judul | APBN 2022 Hadapi Risiko Perlambatan Penerimaan dan Kenaikan Belanja |
Tanggal | 24 April 2022 |
Surat Kabar | Bisnis Indonesia |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi XI |
Isi Artikel | Indonesia mencatatkan surplus APBN Rp10,3 triliun atau 0,06 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun, di sisi lain, belanja belum banyak terealisasi seiring dengan kuartal II/2022 yang baru dimulai. Pemerintah perlu mencermati risiko keuangan negara jika belanja mulai meningkat dan harga komoditas berangsur turun. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eisha M. Rachbini menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya mendapatkan berkah dari tingginya harga komoditas global. Ekspor batu bara dan crude palm oil (CPO) memberikan pendapatan yang tinggi bagi Indonesia. Tak heran jika pada Maret 2022, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak pasti, Indonesia tetap mencatatkan surplus APBN Rp10,3 triliun atau 0,06 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun, Eisha menilai bahwa pemerintah harus berhati-hati karena hingga Maret belum terdapat realisasi belanja yang tinggi, meskipun penerimaan sudah meningkat. |
Kembali ke sebelumnya |