Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Menengok Jasa Kursi Roda di Masjidil Haram
Tanggal 24 Juni 2022
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci
AKD - Komisi VIII
Isi Artikel

 

Sejumlah pekerja penyewa jasa kursi roda di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (22/6/2022] sore. Kursi roda digunakan para jemaah yang mengalami kesulitan untuk berjalan saat tawaf atau sai.KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Sejumlah pekerja penyewa jasa kursi roda di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (22/6/2022] sore. Kursi roda digunakan para jemaah yang mengalami kesulitan untuk berjalan saat tawaf atau sai.

Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, ternyata juga cukup ramah untuk jemaah yang kesulitan berjalan. Entah karena sakit, penyandang disabilitas, atau kelelahan. Di sini, tersedia cukup banyak jasa pendorong kursi roda, yang siap mengantar siapa pun yang hendak beribadah sambil duduk.

”Tawaf, sai..,” kata beberapa lelaki sambil memegang kursi roda di pojokan jalan di dekat Shafa, tempat ibadah sai dimulai, di area Masjidil Haram, Rabu (22/6/2022) sore itu. Di pojokan itu, ada sekitar 20 kursi roda yang siap disewakan, lengkap dengan orang-orang yang mendorongnya.

Seorang perempuan bercakap-cakap dengan penyedia kursi, cocok harga, kemudian menaiki kursi roda tersebut. Dengan sigap, seorang lelaki langsung mendorong kursi roda ke arah jalur sai, bergabung dengan jemaah yang lagi beribadah.

Di tengah Bukit Shafa-Marwa, terdapat jalur tengah yang disiapkan sebagai ruas khusus untuk kursi roda. Di situ, para jemaah dapat leluasa beribadah dari atas kursi yang didorong para penyedia jasa ini. Untuk jemaah yang berjalan kaki, jalur normal ada di sebelah kiri dan kanan, dalam gerakan satu arah.

Sai adalah amalan berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali antara Bukit Shafa ke Bukit Marwa di area kompleks Masjidil Haram. Jarak antara dua bukit itu sekitar 400 meter. Jika jemaah menyelesaikan tujuh kali, maka total jarak tempuhnya sekitar 2,8 kilometer.

Jalur itu bukan datar, melainkan menanjak pada kedua sisi ujung bukit. Bagian tengah agak menurun. Para jemaah berjalan pada dua ujung itu. Saat tiba di bagian tengah, dengan lampu menyala warna hijau di langit-langit, jemaah berlari-lari kecil. Sambil berlari, doa dikumandangkan.

Merujuk ke sejarah, sai dilakukan untuk mengenang perjuangan istri Nabi Ibrahim, Hajar. Saat itu, Hajar bersama anaknya, Ismail, ditinggalkan di Mekkah. Saat perbekalan air habis dan Ismail kehausan, Hajar berusaha mencari air dengan berlari-lari dari Bukit Shafa ke Marwa dan sebaliknya. Setelah berlari bolak-balik tujuh kali, ternyata air justru muncrat dari telapak kaki Ismail. Air inilah yang kemudian dikenal sebagai zamzam yang terus mengalir sampai sekarang.

Baca juga: Memuliakan Tamu Allah di Tanah Suci

Jemaah haji berjalan dari Terminal Syib Amir di Mekkah, Arab Saudi, menuju Masjidil Haram, Rabu (22/6/2022). Terminal ini menjadi salah satu titik penurunan akhir jemaah yang datang dengan bus.KOMPAS /ILHAM KHOIRI

Jemaah haji berjalan dari Terminal Syib Amir di Mekkah, Arab Saudi, menuju Masjidil Haram, Rabu (22/6/2022). Terminal ini menjadi salah satu titik penurunan akhir jemaah yang datang dengan bus.

Tawaf di lantai 2

Tak hanya di area sai, penyeda kursi roda juga mudah ditemukan di area tawaf, terutama di lantai dua Masjidil Haram. Mereka juga berjajar rapi, menunggu jemaah yang memerlukan jasanya.

Tawaf adalah amalan mengelilingi Kabah sebanyak tujuk kali sambil berdoa. Jika tawaf langsung di depan Kabah, lingkaran keliling tidak terlalu jauh, tergantung pada posisi jemaah. Namun, melakukan tawaf di lantai dua masjid, harus menempuh jarak lebih panjang. Satu putaran bisa sekitar satu kilometer. Jika tujuh putaran, maka total jaraknya sekitar tujuh kilometer. Waktu tempuh bisa satu jam lebih.

Baik sai maupun tawaf sama-sama lumayan menguras tenaga, terutama bagi jemaah lansia, terlebih bagi mereka yang kesulitan berjalan. Kursi roda menjadi salah satu solusi yang mempermudah jemaah berkebutuhan khusus.

Di luar area Masjidil Haram, jasa kursi roda juga terdapat di tiga terminal akses menuju masjid, yaitu Terminal Syib Amir, Bab Ali, dan Terminal Jiad. Jika cocok harga sewa, penyedia jasa dapat mengantar jemaah dari terminal menuju masjid. Layanan ditawarkan saat sore sampai malam. Pada siang hari, cuaca terlalu terik untuk aktivitas ini.

Hanya saja, jemaah perlu memilih jasa kursi roda resmi, yang sebenarnya mudah dikenali. Mereka umumnya mengenakan seragam berupa rompi hijau, juga topi hijau. Di bagian dada dan punggung ada nomor dan nama. Jika ada orang yang menyewakan jasa dorong kursi roda tanpa identitas jelas, kemungkinan itu termasuk ilegal.

Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Fauzin mengingatkan agar jemaah meminta bantuan petugas Sektor Khusus Masjidil Haram yang bisa berbahasa Arab untuk mendampingi dan membantu tawar-menawar harga sewa kursi roda. Jika tidak ditemukan jasa kursi roda, petugas Sektor Khusus akan mencarikan ke dalam Masjidil Haram dan jemaah dapat menunggu. Informasi selengkapnya dapat juga ditanyakan melalui WA Center Haji tahun 2022, pada nomor +966 503 5000 17.

”Kami ingin agar jemaah mendapatkan pendorong kursi roda resmi dan terhindar dari praktik percaloan yang kadang jauh lebih mahal dan ada saja oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

Baca juga: Memanjakan Lidah Jemaah Haji Indonesia di Mekkah

Para jemaah sedang beribadah di depan Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (22/6/2022] sore. Saat ini, semakin banyak jemaah haji dari banyak negara yang telah tiba di Tanah Suci.KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Para jemaah sedang beribadah di depan Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (22/6/2022] sore. Saat ini, semakin banyak jemaah haji dari banyak negara yang telah tiba di Tanah Suci.

Harga fluktuatif

Berapa tarif jasa kursi dorong itu? Tidak terlalu jelas sebenarnya. Saat wartawan Kompas, Ilham Khoiri, mencoba bertanya, salah satu penyedia kursi dorong langsung mengeluarkan kalkulator dan menuliskan angka 75. Saat ditanya, mungkinkah dapat diskon (tarkhis), dia menulis lagi jadi angka 50. Maksudnya, untuk jasa dorong kursi buat sai mengelilingi Bukit Shafa Marwa 7 kali seharga antara 50 sampai 75 riyal Arab Saudi. Nilai itu setara Rp 200.000 sampai Rp 300.000 (kurs 1 riyal sama: Rp 4.000).

Untuk jasa tawaf lebih mahal karena memang jarak tempuh lebih panjang, kisaran 100 sampai 120 riyal. Itu kurang lebih setara dengan Rp 400.000 sampai Rp 480.000. Ada juga tawaran paket tawaf dan sai sekaligus, seharga sekitar 175 sampai 200 riyal Arab Saudi, atau sekitar Rp 700.000 sampai Rp 800.000.

Namun, harga itu cenderung fluktuatif, bisa turun naik, tergantung pada tawar-menawar, juga tingkat keramaian jemaah. Saat jemaah padat dan banyak perlu kursi dorong, bisa jadi harganya akan sedikit lebih tinggi. Rupanya di Masjidil Haram juga berlaku prinsip ekonomi supply-demand: ketika kebutuhan tinggi, harga pun akan menyesuaikan.

  Kembali ke sebelumnya