Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Panen Komoditas Pertanian Dukung Pemulihan Ekonomi Lampung
Tanggal 17 September 2020
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci
AKD - Komisi IV
Isi Artikel

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/A2kooRvphHO3p_5zIL2aMkohmgY=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2Fbi-lampung_1600344952.jpgDOKUMENTASI BI LAMPUNG

Webinar bertajuk ”Lampung Economic Update” yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung, Rabu (17/9/2020).

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Kendati terjadi kontraksi pada triwulan II-2020, sejumlah pihak optimistis pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung akan membaik. Selain aktivitas perekonomian masyarakat yang kian menggeliat, penyaluran bantuan sosial dan panen komoditas pertanian juga diharapkan menggairahkan ekonomi daerah.

Hal itu mengemuka dalam webinar bertajuk ”Lampung Economic Update” yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung, Rabu (17/9/2020). Selain memaparkan kondisi perekonomian daerah, sejumlah panelis dan audiens juga membahas strategi mengembalikan kejayaan lada hitam Lampung.

Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung Budiharto Setyawan mengatakan, penyaluran bantuan sosial, panen komoditas, dan pembukaan sejumlah kegiatan usaha diharapkan dapat menopang perbaikan indeks penghasilan. ”Indikasi meningkatnya permintaan diharapkan mendorong pemulihan dunia usaha dan pemulihan ekonomi Lampung,” kata Budiharto.

Memasuki fase adaptasi kebiasaan baru, mobilitas mayarakat Lampung juga mulai meningkat. Hal itu tergambar dari data Google Global Mobility Report yang menyajikan data perubahan tingkat kerumunan.

Baca juga: Kebutuhan Pangan Tinggi, Ekspor Komoditas Pertanian Lampung Meningkat

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/vohBDUVGtzTirCCEf7Xw7YG508c=/1024x544/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2Fbi-lampung-2.1_1600345154.jpgKOMPAS/VINA OKTAVIA

Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung Budiharto Setyawan saat menyampaikan materi pada acara webinar bertajuk ”Lampung Economic Update” yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung, Rabu (17/9/2020).

Laporan per 11 Sepetember 2020 menunjukkan, mobilitas masyarakat Lampung terpantau menuju pola normal. Mobilisasi di area ritel dan rekreasi cukup meningkat.

Sebelumnya, pada triwulan II-2020, ekonomi Lampung tumbuh minus 3,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), atau terkontraksi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh positif 1,73 persen (yoy).

Kontraksi pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II-2020 dipicu penurunan kinerja semua kelompok pengeluaran. Penurunan pendapatan masyarakat akibat berkurangnya aktivitas produksi selama pandemi Covid-19 dan imbauan pembatasan sosial berpengaruh pada merosotnya konsumsi masyarakat.

BI Lampung juga menyoroti perkembangan produksi dan eskpor komoditas perkebunan, khususnya lada hitam Lampung yang meningkat selama 2020.

BI Lampung juga menyoroti perkembangan produksi dan eskpor komoditas perkebunan, khususnya lada hitam Lampung yang meningkat selama 2020. Meningkatnya permintaan dunia menjadi momentum mengembangkan produksi dan mengembalikan kejayaan lada Lampung.

Ketua Dewan Rempah Lampung Untung Sugiyatno mengatakan, pemerintah daerah harus responsif terhadap peluang ekspor lada. Komoditas ini harus mulai diperhatikan dan dikembangkan serius.

Saat ini, Lampung menghadapi masalah penurunan minat petani dalam budidaya lada hitam. Merosotnya harga jual dan minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap budidaya lada membuat banyak petani beralih ke tanaman lain.

Baca juga: Ekspor Rempah Lampung Meningkat di Tengah Pandemi

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/v8BV7xc5cK5xIR_Y5LwLbNr6-1w=/1024x682/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_10746118_8_0.jpegKOMPAS

Sukidi (49), petani di Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, menengok tanaman ladanya berumur 7 tahun yang terserang penyakit busuk pangkal batang, Kamis (18/4). Akibat maraknya penyakit ini dan harga yang fluktuatif, petani di Lampung selama ini kurang bergairah menanam lada yang dijuluki ”emas hitam”.

  Kembali ke sebelumnya