Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Di Tengah Pandemi, Ekspor Rempah Meningkat
Tanggal 16 Juli 2020
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci
AKD - Komisi IV
Isi Artikel

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/ghqQL915ae57j4Znz6K4dXJJJ70=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fcengkeh_1594898562.jpgDOKUMENTASI BALAI KARANTIAN PERTANIAN KELAS I BANDAR LAMPUNG

Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung memeriksa kondisi cengkeh sebelum diekspor, Rabu (15/7/2020), di Bandar Lampung.

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Ekspor komoditas rempah di Lampung mengalami peningkatan di tengah pandemi Covid-19. Peningkatan ekspor itu diduga dipicu oleh meningkatnya kebutuhan tanaman herbal selama pandemi Covid-19. Peluang ekspor ini harus terus ditingkatkan untuk menggenjot perekonomian daerah.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung M Jumadh mengatakan, komoditas rempah yang mengalami peningkatan ekspor antara lain cengkeh, cabai jamu, lada hitam, dan asam kandis. ”Peningkatan ekspor itu diduga dipicu oleh meningkatnya kebutuhan tanaman herbal selama pandemi Covid-19,” kata Jumadh.

Berdasarkan data dari Balai Karantina Pertanian Bandar Lampung, selama periode Januari-Juni 2020, ekspor cengkeh tercatat sebanyak 130 ton. Jumlah itu meningkat sekitar 31,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, pada periode yang sama, ekspor cabai jamu naik dari 48,9 ton menjadi 249 ton. Ekspor lada hitam naik dari 3.606 ton menjadi 5.668 ton. Ekspor asam kandis juga naik dari 1 ton menjadi 4,5 ton.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/fYkjMjUr-XRluhDtST4F8-fIGR4=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fmanggis_1594898733.jpgDOKUMENTASI BALAI KARANTIAN PERTANIAN KELAS I BANDAR LAMPUNG

Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung memberikan pendampingan kepada petani manggis di Kabupaten Tanggamus, awal Juni 2020.

”Saat hampir semua sektor mengalami perlambatan, ekspor komoditas rempah justru meningkat. Peluang ekspor rempah yang lebih besar masih sangat terbuka,” kata Jumadh di Bandar Lampung, Kamis (16/7/2020).

Baca juga : Ekspor Komoditas Pertanian Didorong

Menurut dia, peluang ekspor komoditas pertanian semakin lebar karena Lampung memiliki Pelabuhan Internasional Panjang. Kapal dari sejumlah negara tujuan ekspor juga sudah langsung mengangkut produk pertanian dari Lampung.

Pasar ekspor komoditas rempah juga semakin terbuka.

Selain volumenya meningkat, pasar ekspor komoditas rempah juga semakin terbuka. Negara tujuan komoditas cengkeh, misalnya, meluas dari tujuh negara menjadi sembilan negara. Saat ini, cengkeh asal Lampung telah diekspor ke Jerman, Mesir, India, Kazakhstan, Malaysia, Pakistan, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Inggris.

Selain rempah, ekspor komoditas buah-buahan lokal Lampung juga berpeluang ditingkatkan. Selain nanas dan pisang yang sudah merambah pasar ekspor, Lampung juga berpeluang mengekspor manggis. Saat ini petani manggis di Kabupaten Tanggamus mulai mendapatkan pendampingan agar produk mereka bisa menembus pasar China.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/dJOFAdaYc7xnToHMhlVzNd2yb4I=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F2019%2F03%2F6c%2Fece%2F20190325vio-kawasan+industri+4+%287%29JPG%2F20190325vio-kawasan+industri+4+%287%29.jpgKOMPAS/VINA OKTAVIA

Para pekerja memilah dan membersihkan pisang mas dari Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, yang akan diekspor ke Shanghai, China, Senin (25/3/2019). Kawasan tersebut ditetapkan menjadi kawasan hortikultura berbasis aplikasi industri 4.0 pertama di Indonesia.

Jumadh menambahkan, pihaknya juga berkomitmen meningkatkan produksi dan kualitas produk pertanian Lampung. Saat ini Balai Karantina Pertanian Bandar Lampung bekerja sama dengan instansi terkait untuk membina petani agar mampu meningkatkan produk pertanian Lampung. Selain itu, pihaknya juga mendorong agar generasi muda melirik bisnis ekspor komoditas pertanian.

Baca juga : Permen Jahe Produksi Jawa Tengah Sangat Diminati Konsumen AS

”Kami memberikan informasi terkait peluang ekspor komoditas pertanian kepada kalangan mahasiswa di Lampung. Harapannya, generasi muda tertarik menjadi eksportir,” kata Jumadh.

Digitalisasi

Selain itu, menurut Jumadh, pihaknya juga telah menerapkan digitalisasi layanan dan inovasi perkarantinaan. Penggunaan teknologi membuat pelaku usaha ekspor bisa mengajukan permohonan pemeriksaan karantina secara daring. Petugas karantina juga memberikan layanan pemeriksaan langsung di gudang pemilik untuk memangkas waktu tunggu di pelabuhan.

Secara terpisah, Ketua Dewan Rempah Lampung Untung Sugiatno mengatakan, pemerintah daerah harus responsif terhadap peluang ekspor komoditas rempah. Selain lada, komoditas lain yang selama ini belum menjadi prioritas harus mulai dikembangkan secara serius.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/XGiiMGwCNQr5pWThElkhbIHVK8E=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F20190331_ENGLISH-SERIAL-PERTANIAN-TANGGAMUS_A_web_1554035626.jpgKOMPAS/VINA OKTAVIA

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melihat para pekerja memilah dan membersihkan pisang mas dari Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, yang akan diekspor ke Shanghai, China, Senin (25/3/2019). Kawasan tersebut ditetapkan menjadi kawasan hortikultura berbasis aplikasi industri 4.0 pertama di Indonesia.

Untung menambahkan, pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk memperhatikan perkebunan rempah. Apalagi, Lampung dikenal pernah berjaya dengan komoditas lada hitam. Ekspor rempah bisa menjadi sumber ekonomi baru untuk menggenjot perekonomian daerah saat pandemi Covid-19.

Saat ini harga komoditas rempah di tingkat petani juga mulai mengalami peningkatan. Harga lada hitam mulai naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram meski harga lada belum sebagus empat tahun lalu yang bisa menembus Rp 100.000 per kilogram. Sementara harga cengkeh mulai naik dari Rp 50.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Saat ini kondisi perkebunan rempah di Lampung semakin mengkhawatirkan. Selain minat petani yang terus menurun, petani juga kerap tidak menerapkan pola budidaya yang tepat sehingga produksi lada tidak optimal.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/oEY68_tza9QNLZGgNWhCrChMHho=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F9773bc1e-9cfc-461f-a8f1-c36b77921542_jpg.jpgKOMPAS/VINA OKTAVIA

Petugas yang bekerja di Pelabuhan Internasional Panjang, Bandar Lampung, memakai masker untuk mengantisipasi penularan virus korona, Rabu (29/1/2020). Setiap bulan, sekitar 150 kapal asing mendarat di pelabuhan itu untuk kegiatan ekspor dan impor.

  Kembali ke sebelumnya