Judul | Jembatan Penghubung Kalsel-Kaltim Ambruk Lagi Dihantam Arus Deras |
Tanggal | 17 Januari 2021 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi IV |
Isi Artikel | DOKUMENTASI POLRES BANJAR Kondisi Jembatan Matraman yang merupakan penghubung dua provinsi di Kilometer 55, Kalimantan Selatan, ambruk pada Minggu (17/1/2021). BANJARMASIN, KOMPAS — Jembatan Matraman yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur ambruk lagi akibat banjir deras. Jalur nasional Trans-Kalimantan itu pun kembali terputus dan tidak bisa dilalui. Kepala Kepolisian Sektor Matraman Inspektur Satu Widodo Saputra saat dihubungi, Minggu (17/1/2021), menjelaskan, jembatan yang terletak di Kilometer 55 itu ambruk pada Minggu sekitar pukul 04.00 Wita. Menurut dia, derasnya hujan membuat Sungai Salim meluap dan mengalir dengan arus deras sehingga menghantam badan jembatan. ”Jembatan ini ambruk pertama kali pada Kamis (14/1), lalu sempat diperbaiki. Kini ambruk lagi, jadi kami tutup lagi,” ungkap Widodo. Widodo menjelaskan, pada awalnya bagian oprit rusak sehingga menyebabkan jembatan tak bisa digunakan. Oprit merupakan bagian penghubung antara jembatan dan badan jalan. Pemerintah daerah kemudian memperbaikinya hingga bisa dilintasi. Namun, pada Minggu dini hari, baik oprit maupun badan jembatan itu ambruk lagi. KOMPAS/JUMARTO YULIANUS Kondisi sungai yang meluap di depan kompleks perumahan baru di Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (16/1/2021). ”Kami harap masyarakat tidak melintas di jembatan ini sampai benar-benar diperbaiki dan dipastikan tidak ambruk lagi,” kata Widodo. Seperti diketahui, cuaca ekstrem menyebabkan sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan direndam banjir setelah kanal hingga sungai-sungai besar di Kalsel meluap. Data dari Pusat data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan setidaknya terdapat tujuh kabupaten/kota direndam banjir dengan ketinggian beragam. Baca juga: Banjir di Kalsel Meluas, Berlaku Tanggap Darurat Tujuh kabupaten/kota tersebut ialah Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tabalong. Ini berdasarkan data yang dihimpun pada 16 Januari pukul 10.00. Tercatat sebanyak 27.111 rumah terendam banjir dan 112.709 warga mengungsi di Provinsi Kalimantan Selatan. Rinciannya, Kabupaten Tapin sebanyak 112 rumah dengan 1.777 jiwa terdampak dan mengungsi, Kabupaten Banjar 14.791 rumah dengan 51.362 jiwa terdampak dan mengungsi, Kota Banjar Baru 296 rumah dengan 622 jiwa terdampak dan mengungsi, serta Kota Tanah Laut 8.249 rumah dengan 27.024 jiwa terdampak dan mengungsi. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir Tanggal 14 Januari 2021. Sampai saat ini, BPBD juga melakukan pendataan titik pengungsian bagi masyarakat terdampak. Saat ini BNPB sedang mengerahkan personel Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mendukung penanganan banjir di Kalsel. Menurut Pelaksana Tugas Direktorat Dukungan Infrastruktur Darurat BNPB Budi Erwanto, tim akan dibagi untuk melakukan kaji cepat di kabupaten/kota yang terdampak berdasarkan hasil koordinasi dengan Posko Informasi dari BPBD Provinsi Kalimantan Selatan. Baca juga: Hari Ketiga Banjir di Kota Banjarmasin Budi menambahkan, tim akan mengkaji langsung lima wilayah yang terdampak banjir paling besar, antara lain Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kota Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Balangan. ”Kajian itu nantinya penting untuk memetakan wilayah-wilayah yang paling rawan sehingga membantu penanganan dan tentunya distribusi logistik bantuan,” kata Budi. BNPB turut mendistribusikan bantuan logistik dalam mendukung upaya penanganan banjir di Kalimantan Selatan pada Sabtu (16/1). Rinciannya, makanan siap saji 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, lauk pauk 1.002 paket, selimut 1.000 lembar, masker kain 1.000 lembar, tenda pengungsi 5 buah, tempat tidur darurat 100 unit, pelampung lima unit, satu unit perahu lipat PB 10, dan satu unit mesin perahu. |
Kembali ke sebelumnya |