Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Hujan Ekstrem Berpeluang Berlanjut
Tanggal 14 Januari 2021
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci
AKD - Komisi IV
Isi Artikel

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/NAZZENsX_Ry9JjlN15FkTgxpG6U=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F29b2a61d-ede4-4b51-a471-485d1af15236_jpeg.jpgBASARNAS BANJARMASIN

Anggota Basarnas Banjarmasin mengevakuasi warga korban banjir di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (12/1/2021).

JAKARTA, KOMPAS — Hujan ekstrem yang bisa memicu bencana banjir dan longsor diperkirakan masih akan berlanjut dalam 10 hari atau dasarian ke depan. Seperti di Kalimantan Selatan, intensitas hujan mencapai rekor tertinggi di wilayah ini selama sejarah pencatatan.

Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Goeroeh Tjiptanto, Kamis (14/1/2021), mengatakan, curah hujan yang tercatat di Stasiun Klimatologi Banjarbaru dalam sehari terakhir mencapai 255,3 milimeter (mm). Di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, curah hujan tercatat 249,8 mm per hari.

Sementara di Kecamatan Landasan Ulin Timur, curah hujan juga sudah tercatat ekstrem selama dua hari terakhir, yaitu berturut-turut 110 mm per hari pada Rabu (13/1/2021) dan 265 mm per hari pada Kamis. Curah hujan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan wilayah sekitar.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/nKa4b9uG8s2OdmNJjDXOQ75aCjo=/1024x631/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2Ff071109d-14c3-4a05-bea0-448ba167df72_jpg.jpgKOMPAS/KRISTI DWI UTAMI

Hujan deras membuat air Sungai Rambut meluap dan menggenangi jalan pantura perbatasan Tegal-Pemalang di Desa Kedungkelor, Kecamatan Warureja, Tegal, Jateng, Kamis (14/1/2021). Kamis pagi hingga petang, ketinggian air di jalan pantura berkisar 30-50 sentimeter. Hal itu membuat arus lalu lintas Jakarta-Semarang dan Semarang-Jakarta tersendat.

Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto mengatakan, curah hujan di Kalimantan Selatan ini merupakan yang tertinggi selama pencatatan. ”Curah hujan tertinggi yang parah tercatat di Banjarbaru adalah 213,9 mm per hari pada 9 Januari 2014. Fenomena ini seperti hujan tertinggi,” katanya.

Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir besar melanda tujuh kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan. Ketujuh daerah tersebut adalah Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Banjarbaru, Banjarmasin, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, dan Tabalong.

Baca juga : Banjir di Brebes Rendam Ratusan Rumah

Selain di Kalimantan Selatan, curah hujan ekstrem juga terjadi di Jawa Tengah bagian selatan, dengan yang tertinggi terekam Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, sebesar 132 mm per hari. Intensitas hujan ini memicu banjir yang memutuskan jalur pantai utara Jawa di Pemalang-Tegal, Jawa Tengah. Banjir ini juga memutus jembatan kereta api yang melintas di Desa Tonjong, Kabupaten Brebes.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/WsYiUO1tQ_9dK8arbj0pqQ8VzqU=/1024x480/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210114-rainfall_indonesia_1610623990.jpgKOMPAS

Intensitas hujan di wilayah Kalimantan Selatan mencapai rekor tertinggi di wilayah ini selama sejarah pencatatan pada 13-14 Januari 2021. Hujan ekstrem yang bisa memicu bencana banjir dan longsor diperkirakan masih akan berlanjut pada dasarian ke depan.

Risiko ke depan

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan, sebagian besar wilayah, terutama Lampung, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, sebagian Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Merauke-Papua, saat ini telah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021. ”Untuk itu, BMKG terus meminta masyarakat dan semua pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat,” sebut Herizal.

Menurut Siswanto, peluang cuaca ekstrem pada dasarian ke depan diprediksi akan meningkat. ”Gelombang atmosfer ekuator MJO (Madden Julian Oscillation) sedang aktif di Samudra Hindia bagian timur yang dapat menyuplai masa uap air dan konvektivitas udara. Saat ini MJO bergerak perlahan ke timur. Kehadiran MJO ini dapat menambah dampak penguatan monsun Asia,” tuturnya.

Mulai sekarang hingga akhir Januari perlu kewaspadaan yang lebih. (Siswanto)

Kalau monsun terus menguat, yang diikuti fenomena cold surge atau seruakan dingin di Laut China Selatan dan terjadi daerah pertemuan angin dari belahan bumi selatan dan utara terbentuk di sekitar Jawa, biasanya akan memicu hujan ekstrem di Indonesia bagian selatan, khususnya Bangka-Belitung dan Jawa-Bali. ”Secara klimatologis ini dapat terjadi di periode Januari-Februari. Namun, mulai sekarang hingga akhir Januari perlu kewaspadaan yang lebih di wilayah-wilayah ini,” katanya.

Cuaca ekstrem tersebut dinilai sangat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta hujan lebat disertai kilat dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan. Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Badan Informasi Geospasial, ada beberapa daerah yang berpotensi banjir.

Baca juga : Lima Korban Longsor di Sumedang Ditemukan, 19 Orang Masih Dicari

Wilayah berisiko dilanda bencana tersebut di antaranya sebagian besar Aceh, Sumatera Utara bagian timur laut, Kepulauan Riau, Solok Selatan-Sumatera Barat, Bungo-Jambi, Sumatera Barat, Bangka-Belitung, Lampung bagian timur dan selatan, Banten bagian utara dan tengah, Jawa Barat bagian barat, tengah dan timur, Jawa Tengah bagian tengah dan barat timur serta wilayah pesisir utara, sebagian DIY, Jawa Timur bagian barat dan wilayah Tapal Kuda serta Madura.

Daerah lain di antaranya Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara dan selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Papua Barat wilayah sekitar Teluk Bintuni, serta Papua bagian barat dan tengah, terutama dapat terjadi di Kabupaten Dogiyai, Nabire, dan Kabupaten Paniai.

  Kembali ke sebelumnya