Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Potensi Cuaca Ekstrem Bayangi Arus Balik Liburan
Tanggal 04 Januari 2023
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci
AKD - Komisi V
Isi Artikel

Perjalanan balik setelah liburan perlu dibarengi kesiapan informasi akan potensi cuaca. Berbekal data prediksi cuaca setidaknya memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa pilihan waktu perjalanan lebih aman dilakukan.

Oleh YULIUS BRAHMANTYA PRIAMBADA

Arus balik liburan akhir tahun ini diprediksi akan terjadi sepanjang awal pekan pertama Januari 2023 ini. Selain kemacetan, potensi cuaca ekstrem juga perlu diantisipasi oleh segenap pihak. Kesigapan pemerintah dan pelaku perjalanan dalam memantau kondisi cuaca turut menjadi kunci kelancaran arus balik kali ini.

Seakan menegaskan Hukum Newton ketiga tentang aksi-reaksi, setiap arus mudik pasti menimbulkan arus balik. Berbagai macam upaya telah dilakukan pemerintah untuk memastikan kelancaran arus mudik maupun arus balik akhir tahun ini. Salah satunya adalah, dengan pemetaan potensi pergerakan pelaku perjalanan.

Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (BKT Kemenhub) pada November 2022 memproyeksikan, sekitar 44 juta orang melakukan perjalanan pada liburan Natal dan Tahun Baru kali ini.

Separuhnya dari Pulau Jawa dengan rincian 16,5 persen dari area Jabodetabek, 14,5 persen dari Jawa Timur, 13,6 persen dari Jawa Tengah, dan 10,2 persen dari Jawa Barat. Adapun pelaku perjalanan terbanyak dari luar Pulau Jawa berasal dari Sumatera Utara sebanyak 6,9 persen.

Daerah di Pulau Jawa sekaligus menjadi tujuan dari sebagian besar pelaku perjalanan. Sebanyak 7 dari 10 pelaku perjalanan menuju lima daerah di Pulau Jawa, yakni Jawa Tengah (19,7 persen), Jawa Timur (17,5 persen), Jawa Barat (14,6 persen), area Jabodetabek (10,5 persen), dan Yogyakarta (8,2 persen).

Sebelumnya, BKT Kemenhub memperkirakan puncak arus mudik terjadi pada dua kurun waktu yang berbeda. Pertama antara tanggal 23—24 Desember dengan jumlah sekitar 22 persen dari total pemudik.

Selanjutnya, pada tanggal 30—31 Desember 2022 sebanyak 17,9 persen. Hasil pemantauan PT Jasamarga Transmarga Tol pada 18—24 Desember 2022 menunjukkan adanya lonjakan arus lalu lintas tol sekitar 30 persen dibandingkan masa normal.

BKT Kemenhub turut memprediksi 4 dari 10 pelaku perjalanan akan melakukan perjalanan pulang pada hari Minggu hingga Selasa di tanggal 1 hingga 3 Januari 2023.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/fmfVAc1IsEnPnfs0VdfEC5TjG_k=/1024x712/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F03%2Fa1e3a9ba-f056-478b-b529-f7e21c2356bf_png.png

Rinciannya, 18,6 persen akan melakukan perjalanan pulang pada hari Minggu (14,9 persen) dan Selasa (8,7 persen). Berarti, diperkirakan akan ada sekitar 18,5 juta orang yang melakukan perjalanan dalam kurun waktu tiga hari tersebut.

Sedangkan pilihan hari lainnya terdistribusi cukup merata dari tanggal 25 Desember 2022 hingga setelah 7 Januari 2023. Jumlah cukup mencolok terlihat di tanggal 25 Desember 2022 yang mencapai 14,8 persen dan setelah tanggal 7 Januari 2022 sebanyak 12,7 persen.

Bila ditilik dari waktu keberangkatan, pilihan terbanyak jatuh antara pagi hingga siang hari pada pukul 7.00—13.00 WIB. Sebanyak 35,7 persen pemudik memilih waktu tersebut untuk melakukan perjalanan pulang. Adapun 17,1 persen lainnya melakukan perjalanan balik pada sore hari antara pukul 16.00—18.59.

Data di atas menunjukkan, arus balik akan terpusat di Pulau Jawa pada waktu yang mengerucut di pagi hingga sore hari. Tak hanya itu, lalu lintas di jalan juga akan jadi tantangan besar.

Hal ini mengingat sebanyak 67,9 persen pelaku perjalanan menggunakan angkutan jalan yang didominasi oleh kendaraan pribadi. Gambaran ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku perjalanan untuk bijaksana memilih waktu dan moda transportasi untuk kembali ke daerah asal.

Antisipasi

Menyikapi ini, pemerintah telah berupaya mengantisipasi berbagai kondisi yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan. Dalam hal arus lalu lintas, Kemenhub telah menerapkan sejumlah strategi.

Mulai dari mempersiapkan prasarana jalan dan angkutan umum, koordinasi pengendalian pasar tumpah, pembatasan operasional angkutan barang, optimalisasi gerbang tol, hingga inspeksi angkutan umum di sejumlah terminal dan tempat wisata.

Kemenhub, bekerja sama dengan Polri, juga melakukan rekayasa lalu lintas seperti contra flow dan penerapan jalur satu arah di beberapa ruas jalan nasional. Pemudik diharapkan terus memantau informasi rekayasa lalu lintas terkini di ruas jalan yang akan dilalui.

Selain itu, potensi kendala yang sudah di depan mata adalah cuaca buruk. BMKG memprediksi puncak musim hujan Indonesia akan terjadi di bulan Desember 2022 hingga Januari 2023.

Curah hujan di Indonesia pada Januari diprediksi pada kategori menengah-tinggi atau sekitar 100-400 mm/bulan. Artinya, hujan akan terjadi dengan intensitas cukup tinggi sehingga bisa menyebabkan genangan air dan meluapnya sungai. Tidak jarang hujan dapat disertai angin kencang dan petir.

Sejumlah wilayah bahkan diprediksi mengalami curah hujan kategori tinggi-sangat tinggi pada akhir Desember hingga awal Januari. Curah hujan di wilayah Banten, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, sebagian kecil Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan diperkirakan mencapai lebih dari 150 mm/dasarian atau 150mm/10 hari.

Kondisi tersebut perlu diantisipasi mengingat cuaca saat ini dipengaruhi oleh dampak perubahan iklim global. BMKG menyebut curah hujan yang semestinya merata selama 10 hari, dimungkinkan tercurah hanya dalam beberapa jam. Fenomena inilah yang kerap disebut sebagai hujan ekstrem.

Dalam rilis cuaca tiga harian periode 30 Desember 2022—1 Januari 2023, BMKG memperingatkan sejumlah wilayah dapat mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/ZfsIkhnRrZ7MIWOKFLhpCZAYFac=/1024x813/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F03%2Fefabf245-7f36-4505-a808-85580371ca33_png.png

Sejumlah wilayah tersebut mulai dari Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, hingga Papua.

Merespon situasi tersebut, BMKG telah menyiagakan Automatic Weather Station (AWS) atau peralatan pengukur cuaca otomatis di 373 lokasi dan Automatic Weather Observing System (AWOS) atau peralatan pengamatan cuaca penerbangan di 182 lokasi. Selain itu, pemantauan cuaca juga dibantu 42 radar cuaca dan 3 pasang radar yang tersebar di penjuru Indonesia.

Selain hujan dan angin yang dapat mengganggu pandangan dan konsentrasi di jalan, kondisi cuaca ekstrem ini memiliki potensi yang membahayakan pengguna jalan karena dapat menyebabkan tanah longsor, pohon tumbang, genangan air, hingga banjir bandang.

Selain di darat, cuaca ekstrem juga memengaruhi kondisi di udara dan laut. BMKG memproyeksikan kondisi tinggi gelombang pada tanggal 1—2 Januari 2023 di titik-titik penyeberangan utama berada di kategori tinggi. Ini berarti tinggi gelombang dapat mencapai 2,5—4 meter.

Sejumlah titik penyeberangan tersebut adalah Selat Sunda, Selat Bali, Selat Lombok, Tanjung Benoa, dan Laut Jawa. Pengguna transportasi laut yang melintasi wilayah perairan tersebut diharapkan mewaspadai hal ini.

Mengenai transportasi udara, rilis BMKG pada tanggal 27 Desember 2022 menyatakan terdapat potensi pertumbuhan awan Kumulonimbus dengan cakupan spasial >75% (FRQ/Frequent) di sejumlah wilayah udara Indonesia pada tanggal 1—2 Januari 2022.

Beberapa jalur penerbangan yang terdampak adalah perairan Bengkulu, Bengkulu, perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafuru.

Menanggapi hal ini, Lion Air, sebagai salah satu maskapai penerbangan domestik menyatakan akan terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan seluruh pihak yang terkait dalam menjalankan operasional dan layanan penerbangan.

Hal ini semakin krusial terutama setelah terjadi insiden pesawat Lion Air JT-144 gagal mendarat di Bandara Minangkabau karena cuaca buruk (Kompas, 30/12/2022).

Tips

Pelaku perjalanan diharapkan mempertimbangkan kondisi cuaca dalam melakukan perjalanan kali ini. Kesadaran publik pada kondisi cuaca berkontribusi besar dalam menekan risiko kecelakaan di jalan di momen awal tahun ini.

BMKG menyediakan aplikasi info cuaca yang dapat diunduh di gawai untuk memantau prakiraan cuaca hingga seminggu ke depan. Terdapat pula sistem peringatan dini cuaca yang dapat menyesuaikan tempat terkini pengguna berada terkini. Fitur khusus Nataru juga disediakan untuk melihat informasi cuaca berdasarkan jalan-jalan utama di Indonesia.

Selain lewat aplikasi, masyarakat juga dapat menghubungi pusat informasi BMKG di nomor 196 atau mengakses informasi seputar cuaca di laman www.bmkg.go.id. Untuk prakiraan cuaca di perairan, publik dapat merujuk laman maritim.bmkg.co.id. Adapaun untuk prakiraan cuaca terkait penerbangan dapat merujuk aviation.bmkg.go.id.

Kemudahan akses informasi cuaca diharapkan dapat membantu masyarakat dalam merencanakan perjalanan. Terkait kebiasaan mengecek prakiraan cuaca, kita dapat mencontoh kebiasaan orang Jepang.

Melansir dari Nippon.com, masyarakat negara Matahari Terbit seakan tidak bisa memulai aktivitas harian tanpa melihat prakiraan cuaca. Sebuah studi pada tahun 2006 turut memperlihatkan, sebanyak 87,2 persen masyarakat Amerika Serikat mengakses prakiraan cuaca setidaknya sehari sekali.

Setelah memperhatikan prediksi cuaca, pelaku perjalanan kemudian dapat menyesuaikan waktu keberangkatan masing-masing. Hindari hari dan jam yang diprediksi mengalami cuaca buruk.

Persiapkan pula kesehatan dan kebugaran fisik. Kondisi kendaraan, terutama rem, ban, lampu, dan wiper perlu dipastikan dalam keadaan prima. Jangan pernah ragu untuk berteduh apabila di tengah jalan cuaca tiba-tiba memburuk.

Semua itu, dibantu dengan prediksi cuaca, dapat membantu meningkatkan kelancaran dan keselamatan perjalanan. Meskipun prediksi cuaca belum tentu tepat, seperti kata pepatah, tak pernah ada salahnya sedia payung sebelum hujan. (LITBANG KOMPAS)

  Kembali ke sebelumnya