Judul | Ekonomi Indonesia 2023 yang Kuat Jadi Sentimen Positif Startup |
Tanggal | 10 Maret 2023 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi XI |
Isi Artikel | JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi perekonomian Indonesia yang kuat menjadi sentimen positif bagi industri perusahaan rintisan (startup). Kondisi ini, dinilai bisa menjadi kesempatan bagus bagi investor untuk berinvestasi di perusahaan startup. Menurut Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, ada beberapa alasan kondisi ekonomi RI yang kuat akan menguntungkan investor startup. Pertama, adanya "tech winter"menjadikan valuasi startup jadi relatif murah. Kemudian, koreksi pasar akan startup diprediksi akan berakhir di akhir tahun 2023. Seleksi alam yang tengah berlangsung ini justru akan menghasilkan pelaku usaha rintisan yang unggulan. Selanjutnya menurut Heru, bagaimana pun ekonomi digital itu riil dan menjadi sumber pertumbuhan baru ekonomi Indonesia di masa mendatang. "Tahun lalu (potensi startup) memang suram dan terjadi perlambatan. Tapi startup di negeri ini relatif kuat karena tertopang kondisi ekonomi makro yang kondusif. Konflik Ukraina-Rusia masih menjadi faktor pemberat karena berdampak signifikan ke perekonomian global, tapi industri ini akan tetap bertumbuh karena digitalisasi sudah menjadi keniscayaan zaman," kata Heru melalui keterangannya, Jumat (10/3/2023). Tantangan startup hingga strategi IPO Menurut Heru, usai kebijakan suku bunga tinggi, investasi di startup memang mengalami penurunan yang sangat dalam. Tekanan yang berat berada pada startup di sektor transportasi, belanja, hingga pengantaran makanan. Sementara startup di sektor metaverse hingga artificial intelegen dinilai masih kompetitif. "Jadi kalau kita lihat secara umum dari beberapa persoalan yang ada tersebut, tantangan-tantangan yang ada, kita bisa melihat bahwa startup ini memang diharapkan tumbuh tapi tantangannnya memang tidak mudah," katanya. Strategi IPO atau mencari dana publik dengan melantai di bursa saham, menurut Heru, menarik dicermati tetapi dengan sejumlah catatan. Antara lain terkait valuasi dan bisnis model. Investor saat ini lebih kritis dan lebih cermat dalam menghitung valuasi yang wajar dari sebuah startup. Soal bisnis model, investor sudah tidak tertarik dengan strategi bakar uang untuk mengejar pertumbuhan. Investor kini lebih peduli dengan startup yang memiliki pendapatan yang jelas dan biaya operasional yang masuk akal. "Ini juga perlu menjadi perhatian agar penjualan saham lebih rasional dan harganya wajar. Ini terkait tingkat kepercayaan investor yang semakin cermat dalam memvaluasi perusahaan rintisan," kata Heru. Proyek Garuda Fund MUFG dan bank Danamon Dalam konteks ini, MUFG dan Bank Danamon kembali berinvestasi ke startup melalui proyek Garuda Fund. “Sebagai investor jangka panjang di Indonesia, MUFG menyediakan ekosistem yang memungkinkan Danamon menjalin kolaborasi antara investor strategis dan start-up dengan skala bisnis dan kapabilitas digital,” ujar Yasushi Itagaki, Direktur Utama Bank Danamon Indonesia, melalui keterangannya. Selaras dengan proyek ini, diselenggarakan juga Investment Matching Fair pada akhir Februari 2023 sebagai ajang mempertemukan pelaku usaha rintisan dengan sejumlah calon investor. “Melalui Investment Matching Fair kami berharap dapat bertemu dengan perusahaan-perusahaan menjanjikan yang dapat bekerja sama dengan Danamon di masa mendatang. Kami bertekad mewujudkan komitmen ini,” tambah Honggo Widjojo Kangmasto, Wakil Direktur Utama Bank Danamon Indonesia. Sesuai levelnya, ada enam seri pendanaan untuk startup berdasarkan jumlah dana yang digelontorkan, yakni Pre-Seed/Seed (USD 50.000-60.000), Series A (USD 600.000-3 juta), Series B (USD 5 juta - 20 juta), Series C (USD 25 juta – 100 juta), Series D, E, F, dan G (di atas Series C tapi belum memenuhi persyaratan untuk IPO), dan pendanaan untuk startup yang siap IPO. Meski demikian, bagi startup yang belum bisa melakukan self-financing, ada peluang mendapatkan pendanaan melalui pembiayaan dari perbankan. Misalnya melalui Garuda Fund, perusahaan pendanaan untuk startup nasional hasil joint venture antara Bank Danamon dan MUFG. |
Kembali ke sebelumnya |