Judul | Sri Mulyani Soroti Kesenjangan Inklusi Keuangan Antarnegara ASEAN |
Tanggal | 29 Maret 2023 |
Surat Kabar | Seputar Indonesia |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi XI |
Isi Artikel | NUSA DUA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyoroti tingginya kesenjangan inklusi keuangan antarnegara ASEAN. Berdasarkan laporan World Bank atau Bank Dunia rata-rata tingkat masyarakat ASEAN yang terinklusi oleh lembaga keuangan mencapai 41% dari total jumlah penduduk. "Menurut data yang dibuat AFC Bank Dunia ini masih ada disparitas yang sangat lebar dalam indeks inklusi finansial antar anggota di ASEAN," ungkap Sri Mulyani dalam acara High-Level Dialogue on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs di Nusa Dua, Bali, Rabu (29/3/2023). Menurut dia kesenjangan inklusi keuangan tersebut mencapai rata-rata 30%-70%. Sri Mulyani mengungkapkan inklusi sebesar 41% tidak memiliki arti karena besarnya kesenjangan tersebut. Mengutip data Global Finance Index 2021, Kamboja dan Laos memiliki indeks inklusi keuangan terendah mencapai 33% dan 37%. Sedangkan Singapura memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi mencapai 98%. Sementara, Indonesia berada pada indeks inklusi keuangan mencapai 52%. Masyarakat yang belum terakses layanan keuangan menjadi faktor kritis bagi ekonomi banyak negara ASEAN. Sebab itu, langkah mendorong inklusi dan literasi keuangan bagi UMKM di ASEAN adalah sebuah langkah strategis dan bagian penting dari ASEAN Digital Economy Framework yang diharapkan mempercepat ekosistem digital hingga penciptaan platform pembayaran terintegrasi. |
Kembali ke sebelumnya |