Judul | SKK Migas Kebut Monetisasi Gas dari Blok Kasuari |
Tanggal | 05 Mei 2023 |
Surat Kabar | Bisnis Indonesia |
Halaman | 4 |
Kata Kunci | gas, migas |
AKD |
- Komisi VII |
Isi Artikel | Bisnis, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegi-atan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mengupayakan monetisasi gas dari Lapangan Asap, Kido, dan Merah yang dikelola Genting Oil Kasuri Pte Ltd di Blok Kasuri, Papua Barat, dapat dilakukan dalam waktu dekat.SKK Migas menargetkan blok yang dikelola Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL), entitas Genting Group yang dikendalikan taipan dan peng-usaha resor judi asal Malaysia, Lim Kok Thay, tersebut bisa beroperasi komersial pada 2025 atau 2026, setelah beberapa kali tertunda sejak hak pengelolaan dipegang pada 2008.Deputi Keuangan dan Ko-mersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, produksi gas dari GOKPL direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pupuk milik PT Pu-puk Kaltim dan pasar gas alam cair.“Dengan kemampuan pasok hingga setidaknya 2043, maka diperkirakan kesinambungan produksi gas jangka menengah akan terjaga dalam rangka mendukung penghiliran dan transisi energi,” kata Kurnia saat dihubungi, Kamis (4/5).Adapun, Kementerian ESDM telah menyetujui revisi rencana pengembangan lapangan atau plan of development (PoD) I Lapangan Asap, Kido, dan Merah di Blok Kasuri sejak awal Februari 2023.Rencananya, GOKPL bakal mengalirkan gas sebesar 102 BBTUD untuk memproduk-si Amonia sebanyak 2.500 MTPD dan urea sebesar 3.500 MTPD. Pabrik nantinya akan dibangun oleh Pupuk Kaltim dengan nilai investasi sekitar US$1,5 miliar.“Sedangkan untuk skema monetisasi LNG dengan pa-sokan sekitar 200 BBTUD, saat ini terus dimatangkan antara GOKPL, SKK Migas, dan Ditjen Migas terkait skema pemanfaatannya,” kata dia.Menteri ESDM Arifi n Tasrif sebelumnya mengatakan, pro-duksi lapangan gas dari Blok Kasuri bakal diarahkan untuk memenuhi potensi permintaan yang meningkat dari industri pupuk di Papua.“Produksi dari lapangan gas ini akan diperuntukkan untuk membangun satu pabrik pu-puk di Papua dan membangun pabrik LNG,” katanya.Rencana pembangunan itu berdasar pada posisi strategis Papua yang masih memiliki lahan luas untuk mengembangkan sektor per-tanian.(Nyoman Ar Wahyudi) |
Kembali ke sebelumnya |