Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Kuota Haji Indonesia Akan Ditambah Tahun 2023
Tanggal 18 Juli 2022
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci
AKD - Komisi VIII
Isi Artikel

Jemaah haji melaksanakan tawaf mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (16/7/2022) malam waktu Arab Saudi atau Minggu pagi waktu Indonesia. Sebagian jemaah melakukan tawaf wada atau perpisahan karena akan kembali ke negara masing-masing setalah menunaikan seluruh rangkaian haji.KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Jemaah haji melaksanakan tawaf mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (16/7/2022) malam waktu Arab Saudi atau Minggu pagi waktu Indonesia. Sebagian jemaah melakukan tawaf wada atau perpisahan karena akan kembali ke negara masing-masing setalah menunaikan seluruh rangkaian haji.

MEKKAH, KOMPAS — Kuota haji Indonesia tahun 2023 diperkirakan lebih besar ketimbang kuota 100.051 orang tahun ini. Namun, kepastian penambahan itu masih menunggu pengumuman resmi dari Arab Saudi. Berapa pun jumlah penambahan itu, Kementerian Agama RI berjanji memberikan layanan yang baik bagi jemaah.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief kepada Media Center Haji (MCH) di Mekkah, Arab Saudi, Senin (18/7/2022), mengungkapkan, Kemenag masih menunggu berapa persisnya tambahan kuota jemaah haji yang diberikan Arab Saudi untuk Indonesia.

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas telah bertemu dengan Menteri Haji Arab Saudi Tawfiq F al-Rabiah di Mekkah beberapa waktu lalu dan sempat membahas kemungkinan penambahan kuota haji itu. ”Kalau kuota, nanti akan ada pengumuman resmi, termasuk (kesempatan) untuk (jemaah) lansia,” katanya.

Pada 1443 Hijriah atau 2022, Indonesia memperoleh kuota 100.051 anggota jemaah. Jumlah itu separuh dari kuota normal sebelum pandemi.

Saudi membuka kuota total 1 juta jemaah, baik dari domestik maupun internasional. Berdasarkan laporan terakhir, sebagaimana dilansir akun Twitter @HaramainInfo, realisasi jemaah haji saat ini 899.353 orang.

Menurut Hilman Latief, jika Indonesia mendapat tambahan kuota haji tahun 2023, Kemenag menyiapkan layanan sesuai besaran jumlah jemaah. Layanan itu, antara lain, meliputi transportasi, akomodasi, dan konsumsi. ”Kalau jemaah nyaman dengan konsumsi tiga kali sehari dan berjalan dengan baik, akan kami pertahankan,” katanya.

Terkait dengan kemungkinan tambahan kuota khusus untuk jemaah lansia, Hilman belum dapat memberikan kepastian. Jika nanti dimunculkan kuota tersebut oleh Arab Saudi, Kemenag menyiapkan skenario khusus untuk lansia serta jemaah berkebutuhan khusus. Kedua kelompok itu perlu mendapatkan layanan tambahan, tidak bisa dilepas begitu saja sebagaimana jemaah umum.

Secara terpisah, sebagian jemaah mengaku memperoleh layanan yang baik selama menjalankan ibadah haji tahun 2022. Mereka juga merasakan arus jemaah yang cukup longgar di berbagai tempat amalan haji. Hampir tidak ada kendala yang menghambat proses ibadah.

Namun, banyak jemaah menyampaikan keluhan jarak antara tenda dan lokasi jamarat di Mina yang lumayan jauh, berkisar 3 kilometer sampai 7 kilometer. Jika dihitung bolak-balik, berkisar 6 kilometer sampai 14 kilometer. Semua itu harus ditempuh dengan jalan kaki.

”Kaki saya sampai pegal-pegal sehingga harus diistirahatkan dan dipijat dengan olesan pereda nyeri,” kata Arfan (47), jemaah asal Pinrang, Sulawesi Selatan, saat ditemui di depan hotel di Syisya, Mekkah.

Kondisi itu dianggap lumrah karena dialami banyak jemaah, termasuk Arfan. Setelah rehat, jemaah masih melanjutkan berjalan lagi selama dua hari untuk menuntaskan jamarat untuk jemaah yang mengambil nafar awal dan tiga hari lagi untuk penambil nafar tsani. Arfan menuturkan, salah satu anggota jemaah dalam satu kelompok terbang (kloter), bahkan ada yang pingsan di tempat jamarat karena kelelahan.

Selama waktu jamarat, 9-12 Juli 2022, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mina tidak pernah sepi dari jemaah yang dirawat. Mereka rata-rata kecapaian setelah menjalani jamarat. Sebagian lagi karena penyakit penyerta (komorbid) kambuh akibat kelelahan.

Baca juga : Mendaki Bukit Cinta Saat Senja

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/FBZgu8_bg5EKgdMWmgwuLOfBbGs=/1024x790/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F07%2F05%2F14999be4-67e5-4855-b0f8-1892871d33c0_png.png

Jemaah wafat

Hingga Senin (18/7/2022) sore waktu Arab Saudi atau hari ke-45 sejak keberangkatan jemaah Indonesia ke Tanah Suci, 61 anggota jemaah Indonesia wafat. Data ini dirilis Kemenag melalui laman Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). Jemaah yang wafat berasal dari sejumlah daerah dengan usia beragam.

Jumlah kematian tahun 2022 tercatat paling rendah selama tujuh tahun penyelanggaraan haji. Dua tahun, tahun 2020 dan 2021, tidak masuk karena tidak ada haji internasional selama pandemi.

Data ini diimbuhi catatan, kuota tahun 2022 hanya separuh dari kuota normal tahun-tahun sebelumnya. Usia jemaah saat ini pun dibatasi 65 tahun ke bawah.

Penambahan jumlah kematian terjadi setelah jemaah menjalani rangkaian wukuf di Arafah, mabit (menginap) dan mengambil kerikil di Muzdalifah, serta mabit dan melempar jamarat di Mina. Jamarat dilakukan jemaah dengan melempari tiga tugu batu simbol setan, yaitu tugu ula, wustha, dan aqabah.

Untuk mengantisipasi kelelahan jemaah, Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Mukhammad Khanif mengimbau agar jemaah tidak memforsir tenaga untuk mengikuti paket-paket ziarah atau umrah sunah pasca-amalan Arafah, Muzdaifah, Mina (Armuzna). Jika bugar, jemaah dapat melakukan berbagai kegiatan tambahan itu. Namun, jika kelelahan dan kondisi kurang bugar, jemaah sebaiknya beristirahat di hotel.

”Kondisi kesehatan jemaah itu berbeda-beda. Kegiatan harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing, jangan dipaksakan,” katanya.

Khanif menyoroti Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) yang menawarkan banyak paket ziarah atau umrah sunah untuk jemaah pasca-Armuzna. Sebagian jemaah telah membayar paket itu sejak di Tanah Air sehingga merasa tidak nyaman dengan kelompoknya saat tidak ikut ziarah. Padahal, jika merasa lelah, sebaiknya jemaah tidak memaksakan diri. KBIHU diharapkan tidak membuat banyak paket ziarah yang rentan membebani jemaah.

”Paket ziarah dan umrah sunah itu perlu dikendalikan agar jemaah tetap sehat sampai pulang ke Tanah Air,” katanya.

Baca juga : Tiba di Tanah Air, Jemaah Haji Tak Perlu Jalani Karantina Terpusat

Jemaah pasangan suami istri sedang membaca Al Quran atau tadarus di depan Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (16/7/2022) malam waktu Arab Saudi atau Minggu pagi waktu Indonesia. KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Jemaah pasangan suami istri sedang membaca Al Quran atau tadarus di depan Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (16/7/2022) malam waktu Arab Saudi atau Minggu pagi waktu Indonesia.

  Kembali ke sebelumnya