Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Haji Ramah Lansia, Tantangan Baru 2023
Tanggal 10 April 2023
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci
AKD - Komisi VIII
Isi Artikel

Suasana apel pagi peserta Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2023) pagi.  HUMAS KEMENTERIAN AGAMA

Suasana apel pagi peserta Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2023) pagi.

JAKARTA, KOMPAS—Pencanangan "Haji Ramah Lansia" untuk penyelenggaraan Ibadah Haji 2023 oleh Kementerian Agama (Kemenag), memunculkan tantangan tersendiri bagi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Salah satu tantangan itu seiring jumlah anggota jemaah haji lansia, yang tahun ini mencapai 67.000 orang, atau hampir sepertiga dari total anggota jemaah haji reguler sebanyak 203.320 orang.

Tantangan baru itu menjadi tersendiri motivasi bagi 928 anggota PPIH Arab Saudi, yang kini menjalani pelatihan Bimbingan Teknis PPIH di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, mulai Jumat (7/4/2023) hingga Minggu (16/4). Direktur Bina Haji Kemenag Arsad HIdayat mengatakan, seluruh panitia harus memberikan kualitas pelayanan terbaik kepada jemaah haji, khususnya mereka yang lansia.

"Ibaratnya, dalam ibadah haji tahun ini, kita menengok ke kanan bertemu lansia, menengok ke kiri juga berhadapan dengan jemaah lansia. Kita harus melayani mereka dengan sebaik-baiknya, karena tahun ini kita canangkan sebagai (ibadah) 'Haji Ramah Lansia'. Saya tahu tantangannya tidak mudah, tetapi dengan niat bekerja dan mengabdi dengan ikhlas, semoga kita bisa menjawab tantangan itu," kata Arsad, di sela-sela pelatihan tim Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi 2023, Minggu (9/4) malam.

Menurut Arsad, memberangkatkan jemaah haji ke Arab Saudi jelas bukan perkara mudah. Jika dibandingkan dengan mengirim pasukan tentara ke luar negeri. "Kalau mengirim ratusan tentara, secara fisik mereka tentu kuat dan terlatih, karena terseleksi. Tetapi memberangkatkan 200.000 lebih calon haji, jauh lebih pelik. Dari sisi usia beragam, ada yang lansia, sebaliknya ada juga yang muda. Tingkat pendidikan juga bervariasi, ada yang sudah menyelesaikan pendidikan tinggi, ada yang lulusan SD,” ujar dia lagi.

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat (kanan) menyampaikan materi di hadapan 60 anggota Media Center Haji (MCH) 2023, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2023) malam.KOMPAS/ADI PRINANTYO

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat (kanan) menyampaikan materi di hadapan 60 anggota Media Center Haji (MCH) 2023, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2023) malam.

Dari sisi pengalaman bepergian, tambah Arsad, juga tergambar kesenjangan yang bisa diumpamakan bagai bumi dan langit. Di satu sisi, ada anggota jemaah yang terbiasa bepergian ke luar negeri, sebaliknya cukup banyak pula yang seumur hidupnya tidak pernah pergi dari kota domisilinya, bahkan keluar dari kecamatannya pun tidak pernah.

Ibaratnya, dalam ibadah haji tahun ini, kita menengok ke kanan bertemu lansia, menengok ke kiri juga berhadapan dengan jemaah lansia. Kita harus melayani mereka dengan sebaik-baiknya, karena tahun ini kita canangkan sebagai (ibadah) 'Haji Ramah Lansia'.

"Jika nanti para anggota jemaah bisa berhaji dengan baik, dan menjadi haji mabrur karena sudah membaca tips yang bapak dan ibu jurnalis tulis, itu akan menjadi amal jariyah bagi anda semua," tambah Arsad.

Baca juga: Persiapan Umrah

Pelayanan khusus lansia

Demi mengoptimalkan pelayanan terhadap jemaah, khususnya para lansia, Kemenag membentuk tim pelayanan khusus lansia, beranggota 220 orang. Tim ini termasuk dalam 928 anggota PPIH yang kini sedang menjalani pelatihan di Asrama Haji Pondok Gede. Selain tim pelayanan lansia, terbentuk juga tim pelayanan transportasi, konsumsi, perlindungan jemaah, konsultasi ibadah, tim Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), dan tim Media Center Haji (MCH).

Ahmad AW Ma'ruf (37), salah satu petugas pelayanan lansia menuturkan, hasratnya untuk menunaikan ibadah haji sudah muncul sejak lama. Namun, jika harus menunggu jatah berangkat sebagai jamaah reguler, bakal terwujud puluhan tahun mendatang.

"Kalau dengan metode reguler, saya baru berangkat tahun 2052. Tahun itu saya sudah 66 tahun. Tenaga tentu sudah jauh berbeda dengan saat ini," kata Ma’ruf, yang sehari-hari mengajar agama di Pondok Pesantren Nahdlotut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah itu.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/RSE4yQnYlKcJVlYDGmzcNwhSEi0=/1024x1024/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F10%2Fa2eba8bd-ff70-45c5-a43d-d9b1f4edb98c_jpg.jpg

Seiring dengan masa tunggu yang lama, Ma’ruf lantas berusaha menempuh jalan lain untuk segera bisa memenuhi panggilan Sang Pencipta ke Tanah Suci, dengan melamar sebagai petugas pelayanan jemaah lansia. Informasi terkait pembukaan pendaftaran petugas pelayanan lansia didapatkannya melalui media sosial. “Setelah menjalani beberapa seleksi, syukur Alhamdulillah saya lulus dan sekarang ikut pelatihan PPIH Arab Saudi,” ucap dia lagi.

Baca juga: Indonesia Dapatkan Kuota Haji 221.000 Orang, Tak Ada Pembatasan Usia

Petugas pelayanan lansia lainnya, Sangkuru, juga termotivasi menjadi petugas demi bisa menunaikan rukun Islam kelima yakni menunaikan ibadah haji, sekaligus mendedikasikan dirinya melayani jemaah lansia. “Untuk tambahan amal saya di hari akhir,” ujar pria asal Sulawesi Selatan itu.

  Kembali ke sebelumnya