Judul | Tenaga Medis di Mekkah dan Madinah Perlu Ditambah |
Tanggal | 06 Juni 2023 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi VIII |
Isi Artikel | KOMPAS/RIZA FATHONI Para calon jemaah haji menunggu giliran pengurusan persiapan keberangkatan di kompleks embarkasi asrama haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023). Keberangkatan jemaah haji kloter pertama akan dimulai pada Rabu, 24 Mei 2023. JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus melakukan persiapan untuk memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik bagi jemaah yang akan melaksanakan rangkaian ibadah haji 1444 Hijriah/2023 Masehi. Salah satu pelayanan yang perlu ditingkatkan adalah penambahan tenaga medis di Mekkah dan Madinah untuk memantau kondisi kesehatan jemaah. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy seusai memimpin rapat tingkat menteri tentang evaluasi pelaksanaan ibadah haji 1444 Hijriah di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Rapat tersebut juga dihadiri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Direktur Jendral Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief, dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni. Muhadjir menyampaikan, pada 1-4 Juni, pihaknya meninjau langsung ke lapangan pelaksanaan dan pelayanan fasilitas haji. Secara keseluruhan, penyiapan, pelayanan, dan fasilitas bagi jemaah haji Indonesia sudah cukup baik. Namun, terdapat hal-hal yang perlu dibenahi dan ditingkatkan agar pelayanan lebih maksimal. ”Berkenaan dengan pelayanan dan fasilitas pusat kesehatan haji, khususnya di klinik kesehatan haji, baik di Mekkah maupun Madinah, penambahan tenaga medis masih sangat diperlukan. Oleh karena itu, saya perlu kepastian dari Kementerian Kesehatan antara rasio jemaah dibandingkan jumlah petugas kesehatan di Mekkah dan Madinah,” ujarnya. HUMAS KANWIL KEMENAG KALSEL Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan Muhammad Tambrin (kiri) menyapa jemaah haji dalam kelompok terbang pertama di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin di Banjarbaru, Minggu (28/5/2023). Selain itu, penambahan tenaga medis juga diperlukan, khususnya dokter spesialis, psikiater, dan psikolog. Sebab, komposisi jemaah haji Indonesia tahun ini banyak dari kelompok lansia dan mereka kerap mengalami demensia dan psikosomatik. Kemudian, kata Muhadjir, diperlukan juga peningkatan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi di semua sektor, terutama akomodasi dan pelayanan kesehatan. Peningkatan kerja sama ini termasuk sektor transportasi udara karena beberapa kendala tidak bisa diselesaikan oleh maskapai penerbangan. Baca juga: Jemaah Haji Jatim Wafat di Arab Saudi Terus Bertambah Dalam rapat koordinasi tersebut, Muhadjir meminta petugas haji dan petugas kesehatan secara proaktif menjemput atau mendatangi jemaah dari kamar ke kamar, baik yang ada di Madinah maupun Masjidil Haram. Pemerintah terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk jemaah lansia dengan mengusung haji ramah lansia. Menurut Dante, jumlah jemaah haji lansia tahun ini merupakan yang tertinggi selama empat tahun terakhir. Beberapa penyakit yang banyak diidap para jemaah telah teridentifikasi, yakni hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan paru-paru. Guna meningkatkan pelayanan ibadah haji, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 1.917 tenaga kesehatan yang akan membantu para jemaah. Ke depan, penyelenggaraan ibadah haji memerlukan tenaga psikolog atau psikiatri sebagai tambahan sekaligus penguatan tenaga medis bagi para jemaah haji. Sementara Yaqut menyampaikan, Kemenag telah menyiapkan fasilitas dan petugas khusus lansia untuk melayani berbagai keperluan mereka, seperti kursi roda hingga bimbingan manasik. ”Akomodasi dan penginapan semua sudah disiapkan meskipun ada catatan tentang pemanfaatan lift hotel yang kecil sehingga jemaah mengantre lama. Nantinya akan kami cek lagi di lapangan dan kami atur agar jemaah tidak terlalu lama mengantre di lift,” katanya. Kedatangan jemaah Secara terpisah, Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Akhmad Fauzin mengatakan, sejumlah jemaah haji gelombang pertama telah mendarat di Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah. Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga tanggal 6 Juni 2023 pukul 24.00 WIB, jemaah dan petugas yang sudah tiba di Madinah berjumlah 81.198 orang atau 211 kelompok terbang. Sementara jemaah dan petugas yang masuk asrama haji hari ini sejumlah 5.339 orang. Menurut Fauzin, suhu di Madinah saat ini berkisar 28-40 derajat celsius. Sementara suhu di Mekkah lebih panas, mencapai 30-41 derajat celsius. Oleh karena itu, jemaah haji Indonesia, khususnya kelompok lansia, diimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan cara mengatur ritme ibadah yang memerlukan kekuatan fisik agar menghindari kelelahan. KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO Para jemaah calon haji asal Jawa Tengah yang siap diberangkatkan dari Embarkasi Solo, di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (23/5/2023) malam. Mereka baru akan terbang dari Bandara Internasional Adi Soemarmo, Rabu (24/5/2023) dini hari. Sebanyak 30 persen dari seluruh jemaah asal Jateng dan DIY yang akan diberangkatkan selama periode haji ini merupakan warga lansia. ”Bila akan keluar hotel atau masjid, pastikan jemaah selalu memakai alas kaki dan alat pelindung diri, seperti payung, topi lebar, dan sejenisnya, agar tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Ini terutama saat jemaah sedang berada di terminal bus selawat. Bila kehilangan alas kaki, juga jangan memaksakan diri pulang ke hotel di siang hari,” tuturnya. Baca juga: Kuota Haji Kembali Penuh, Persiapan Layanan Perlu Dimatangkan Selain itu, panitia juga mengimbau semua jemaah haji untuk mencatat nama dan nomor hotel sebelum berangkat ke Masjid Nabawi atau Masjidil Haram. Kemudian jemaah harus selalu memakai tanda pengenal, terutama gelang, berkelompok atau jangan memisahkan diri, dan saling tolong-menolong antarsesama jemaah. Sampai saat ini, jumlah jemaah haji dari berbagai embarkasi yang wafat di Arab Saudi terus bertambah hingga mencapai 21 orang. Mayoritas jemaah wafat karena sakit dan merupakan kelompok lansia. Sesuai ketentuan, jemaah yang wafat akan dilakukan badal haji. |
Kembali ke sebelumnya |