Judul | Beragam Kiat Tangani Jemaah Demensia |
Tanggal | 19 Juni 2023 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi VIII |
Isi Artikel | KOMPAS/ADI PRINANTYO Petugas Haji Daerah Banten, Iin Ratna (kedua dari kanan), menunjukkan barang-barang jemaah haji yang tertinggal di Masjidil Haram di kantor Sektor 8 Daerah Kerja Mekkah, Sabtu (17/6/2023). Barang-barang yang tertinggal itu di antaranya kartu ATM, kartu identitas jemaah haji, gelang jemaah, topi, payung, dan kacamata,. Pemilik barang-barang ini telah dihubungi petugas dan diminta mengambilnya di lokasi tersebut. MEKKAH, KOMPAS — Di tengah pelaksanaan ibadah haji 2023 di Mekkah, Arab Saudi, sejumlah petugas haji harus membujuk dan mempersuasi jemaah penderita demensia. Seperti Encep Saipul Bachri yang mencoba berbagai jurus guna meredam kemarahan seorang anggota jemaah haji yang tiba-tiba marah-marah. ”Ada yang waktu itu bilang tidak betah dan maunya segera pulang. Mau diantar ke kamar hotel juga enggak mau. Wah, puyeng bener itu,” tutur Encep, petugas kesehatan di Sektor 8 Daerah Kerja Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (17/6/2023). Encep yang dibantu tim petugas pelayanan jemaah lanjut usia terus membujuk anggota jemaah itu agar menuruti saran petugas. Namun, meski yang bersangkutan sudah bersedia masuk kamar hotel, dia tetap saja berkeras mau pulang. ”Akhirnya, karena sudah empat hari gagal dibujuk, kami serahkan penanganan jemaah demensia ke tim di sektor. Karena yang lain juga perlu ditangani,” ujar Encep. Baca juga: Jelang Puncak Ibadah Haji, Fasilitas Jemaah Indonesia Disiapkan KOMPAS/ADI PRINANTYO Jemaah haji berusia lansia di Sektor 10 kota Mekkah mengikuti senam lansia di lantai dasar Hotel Rizq Palace, Misfalah, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (14/6/2023) pagi waktu setempat. Senam lansia ini bagian dari upaya menjaga kebugaran jemaah haji lansia. Baca juga: Tercatat 58 Wafat, Pemantauan Kesehatan Jemaah Makin Intensif Menurut Encep, penderita demensia dengan kategori ringan kerap kali bisa tertangani sebelum tiga hari dengan terapi istirahat dan terapi lingkungan, yang mengutamakan persuasi petugas. Namun, terkadang ada juga kasus lebih berat, di mana hingga hari keempat belum bisa diluluhkan juga. ”Ada juga ketika itu jemaah demensia, waktu rombongan saya ini masih di Madinah, akhirnya dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia. Memang di kasus waktu itu, sejak tiba di Madinah, kelakuannya susah dimengerti,” kata Encep. Encep menambahkan, demensia dipicu faktor usia yang rata-rata di atas 60 tahun dan kelelahan. Maklum, setelah mendarat di Jeddah, mereka langsung menunaikan umrah wajib di Masjidil Haram, Mekkah. ”Dampak jetlag berbeda antara yang muda dan yang tua. Bagi yang sepuh, perjalanan di pesawat sudah capek ditambah capek aktivitas sesampai di sini,” katanya. Salah satu yang mengalami demensia yakni Nurjannah (82) yang ditemukan Sahidun, juga anggota jemaah haji asal Indonesia, dalam kondisi lemas karena sesak napas di Terminal Bab Ali, kawasan Masjidil Haram, Sabtu (17/6/2023). Sahidun lantas mencari bantuan petugas haji dan bertemulah dia dengan petugas bernama Purwaji. Menurut Purwaji, Nurjannah merasa masih berada di kampung halaman di Sungai Rambai, Pariaman, Sumatera Barat. ”Rancak kini Sungai Rambai yo. Banyak oto, ganteng kini Sungai Rambai (Bagus Sungai Rambai ya, banyak mobil sekarang di Sungai Rambai),” ujar Nurjannah diungkapkan Purwaji. ”Nurjannah mengalami demensia, ingatannya tidak begitu baik, tidak sadar telah berada di Masjidil Haram, Mekkah. Seakan masih berada di kampung halamannya di Sungai Rambai,” ujar Purwaji. Ketua rombongan Nurjannah, Rahmad Sulaiman, juga mengungkapkan, Nurjannah sejak tiba di Arab Saudi mengalami demensia. ”Baru datang sudah minta pulang lagi ke Pariaman karena demensia,” kata Rahmad. Baca juga: Jangan Paksakan Diri, Kiat Sehat Jemaah Lansia Berhaji Lansia mandiri Meski demikian, tak semua lansia mengalami demensia. Bayiamnah (95), anggota jemaah haji asal kampung Cikeper, Kecamatan Mekarjaya, Pandeglang, Banten, selama beribadah di Masjidil Haram tak pernah menggunakan kursi roda. Daya ingatnya pun terjaga baik. Saat ditanya resep sehatnya, dia menjawab, ”Sehat itu karena Allah.” Dia menjelaskan, sehari-hari biasa jalan kaki ke mana-mana, khususnya saat ikut pengajian bersama ibu-ibu di Cikeper. Tak heran, selama di Mekkah dia tak pernah terpisah dari rombongan. ”Nenek Bayiamnah ini juga selalu gembira. Mungkin karena itu juga tetap sehat sampai sekarang,” kata Hanifa, petugas layanan lansia yang berinteraksi dengan Bayiamnah. Baca juga: Petugas Layanan Jemaah Lansia, Sabar Tiada Akhir KOMPAS/ADI PRINANTYO Bayiamnah (95), salah seorang jemaah haji lansia yang mandiri dalam beribadah selama pelaksanaan ibadah haji 2023. Saat diwawancarai wartawan, Sabtu (17/6/2023), Bayiamnah didampingi Hanifa (kiri), petugas pelayanan lansia yang kerap beraktivitas dengannya. Salim Engeng (70), anggota jemaah asal Bener Meriah, Aceh, juga mampu menjalankan umrah wajib tanpa kursi roda. Menurut Abu Bakar Adami yang serombongan dengan Salim, di kampungnya, Salim adalah petani kopi kerap berjalan kaki tanpa alas kaki dari rumahnya menuju kebun kopi. ”Karena itu, wajar kalau saat di Masjidil Haram, langkah kakek Salim bisa mengimbangi jemaah yang lebih muda,” kata Adami. Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia Mekkah Edi Supriyatna mengatakan, jemaah lansia rawan mengalami demensia, yakni kondisi menurunnya cara berpikir dan daya ingat seseorang. Penanganan jemaah dengan demensia adalah memberikan stimulasi kognitif, yaitu mengajak mereka bercerita dan bersosialisasi. ”Maka, dibutuhkan dukungan keluarga atau teman-teman sekamarnya untuk bersosialisasi,” kata Edi. Ia menyampaikan, jemaah yang mengalami demensia sebaiknya ditangani dahulu demensianya. Jika sudah tertangani dan pulih, barulah bisa beraktivitas kembali termasuk melakukan shalat di Masjidil Haram. Diingatkannya, bagi jemaah lansia yang akan shalat di Masjidil Haram dibutuhkan pendamping, baik didampingi ketua regu maupun kepala rombongan. Bisa juga didampingi teman-temannya. ”Tentunya karena demensia itu terjadi pada jemaah lansia, maka jika aktivitas ibadahnya perlu kursi roda, diharapkan memakai kursi roda dalam aktivitas di Masjidil Haram,” ujar Edi. |
Kembali ke sebelumnya |