Judul | Jemaah Lansia dan Berisiko Tinggi Diwakilkan dalam Lempar Jumrah |
Tanggal | 23 Juni 2023 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi VIII |
Isi Artikel | KOMPAS/ADI PRINANTYO Suasana ibadah sai di Masjidil Haram, Sabtu (17/6/2023) malam waktu Arab Saudi. Kedatangan jutaan umat Islam dari sejumlah negara membuat Masjidil Haram selalu padat di setiap waktu, terutama saat musim haji. JAKARTA, KOMPAS — Pelayanan kepada jemaah haji lanjut usia atau lansia dipastikan maksimal. Untuk jemaah haji berisiko tinggi atau lansia, lempar jumrah bisa diwakilkan. Kantor Staf Presiden memastikan negara benar-benar hadir untuk mengafirmasi kepentingan jemaah haji lansia tanpa mengurangi bobot layanan pada jemaah umum lainnya. Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Juri Ardiantoro yang memantau sebagai anggota Amirul Haj pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriah/2023 Masehi mengatakan, layanan prima terhadap jemaah haji lansia bukan hanya karena jumlah jemaah lansia tahun ini sangat tinggi, melainkan juga bentuk komitmen nyata pelayanan yang berkeadilan dan ramah lansia. ”Tema Berkeadilan dan Ramah Lansia pada penyelenggaraan haji 2023 sangat tepat. Sebab, negara benar-benar hadir dan memberikan perhatian khusus terhadap jemaah lansia dan penyandang disabilitas, tanpa mengurangi kualitas layanan kepada jemaah umum lainnya,” kata Juri di sela-sela tugasnya sebagai Amirul Haj di Mekkah, Jumat (23/6/2023). Tahun ini, dari 229.000 kuota jemaah haji Indonesia, jumlah jemaah lansia mencapai 30 persen atau 67.000 orang. Untuk melayani para jemaah haji lansia ini, pemerintah melalui Kementerian Agama telah menyiapkan prosedur operasional terstandar khusus serta melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh petugas haji di petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) pusat, PPIH kloter, PPIH emberkasi, PPIH Arab Saudi serta seluruh petugas pendukung. Tak hanya itu, edukasi ini termasuk memberikan pemahaman mengenai fikih kemudahan-kemudahan bagi lansia. ”Hingga skenario kemudahan-kemudahan ibadah haji inti di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna),” katanya. Baca juga: Mobil Golf, Inovasi Puncak Haji 2023 KOMPAS/ADI PRINANTYO Suasana pintu keluar Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, Rabu (7/6/2023) malam. Tingginya jumlah kedatangan jemaah dari sejumlah negara ke Arab Saudi di setiap musim haji membuat pengelolaan ibadah haji dituntut makin profesional. Kontribusi para mukimin di Mekkah dan sekitarnya tergolong signifikan dalam pembenahan kualitas ini. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga telah menyiapkan dan menyiagakan petugas di lapangan untuk memberikan pelayanan teknis. Petugas ini bertugas menjadi pendamping bagi lansia yang membutuhkan, layanan kesehatan dari Kementerian Kesehatan, hingga pelayanan informasi dan bantuan tenaga. ”Semua sudah disiapkan dan disiagakan di lapangan,” ujarnya. Secara terpisah, Dodo Murtado, koordinator Media Center Haji PPIH Pusat, menyebutkan, panitia telah mendata jemaah lansia dan berisiko tinggi sebelum keberangkatan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Untuk jemaah lansia atau berisiko tinggi, lempar jumrah boleh diwakilkan atau badal lempar jumrah. Adapun pelaksana yang mewakilkan lempar jumrah ini bisa petugas, ketua kloter, atau keluarga sendiri. Setiap ketua kloter akan mengoordinasikan jumlah lansia yang menerapkan badal lempar jumrah. Selain itu, dia juga akan memastikan semua jemaah telah melakukan lempar jumrah. ”PPIH mengimbau jemaah lansia dan jemaah berisiko tinggi tetap di tenda selama di Mina,” tambah Dodo dalam keterangan pers secara daring. Sejak 23 Mei 2023 saat jemaah pertama masuk asrama hingga 22 Juni pukul 24.00, menurut Dodo, jumlah jemaah gelombang dua yang tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah sebanyak 99.211 orang dalam 258 kelompok terbang (kloter). Selain itu, terdapat 12.319 anggota jemaah haji khusus yang diberangkatkan penyelenggara ibadah haji khusus. Pada Jumat (23/6/2023), suhu di Mekkah berkisar 30-40 derajat celsius. Masjidil Haram juga akan mengalami puncak kepadatan hari ini. Karena itu, untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan jemaah, petugas telah menyosialisasikan kepada jemaah untuk tidak menunaikan shalat Jumat di Masjidil Haram. Jemaah bisa memanfaatkan masjid-masjid di sekitar hotel atau di hotel yang menyelenggarakan shalat jumat. Selain itu, semua angkutan dihentikan pukul 09.00 dan baru akan beroperasi kembali setelah shalat Jumat. |
Kembali ke sebelumnya |