OTORITAS maritim Indonesia atau Badan Keamanan Laut (Bakamla) menyita sebuah kapal tanker berbendera Iran yang membawa lebih dari 200.000 metrik ton minyak mentah yang diduga melakukan transfer ilegal di laut. Iran telah dituduh oleh Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan jalur pelayaran yang padat di Teluk Persia dan di tempat lain untuk menghindari sanksi Barat terhadap program nuklirnya. "MT Arman 114 di bawah bendera Iran diduga melakukan kegiatan transshipment ilegal di zona ekonomi eksklusif Indonesia," kata badan keamanan maritim dalam sebuah pernyataan, Selasa (11/7).
Kapal tanker itu disita pada Jumat lalu, setelah pihak berwenang menemukannya diduga melakukan pengiriman minyak mentah ke kapal berbendera Kamerun MT S Tinos, kata pernyataan itu. "Kedua kapal itu tertangkap basah sedang melakukan kegiatan transshipment minyak mentah," tambahnya.
Kapal itu membawa awak 28 warga negara Suriah dan tiga penumpang lainnya, serta 272.568 metrik ton minyak mentah ringan senilai puluhan juta dolar. Badan tersebut tidak secara langsung menghubungkan transfer tersebut dengan pemerintah Iran atau menuduh Teheran terlibat. Pada bulan Mei, kedua negara menandatangani perjanjian perdagangan di ibu kota Indonesia, Jakarta, di mana Presiden Joko Widodo menjamu rekannya dari Iran Ebrahim Raisi, saat Teheran ingin meningkatkan hubungan perdagangan internasionalnya. Otoritas maritim Indonesia mengatakan kapal tanker itu menolak untuk menanggapi komunikasi dari pihak berwenang Indonesia, telah mematikan sistem informasi pengirimannya, dan tidak mengibarkan benderanya. Pemilik kapal yang terdaftar tidak menanggapi permintaan komentar. Saat didekati, MT Arman 114 berusaha melarikan diri sebelum dikejar ke zona ekonomi eksklusif Malaysia. Pihak berwenang Indonesia melakukan penyitaan dengan bantuan pihak berwenang Malaysia, yang "menerapkan pasukan khusus maritim menggunakan helikopter", katanya. Teheran telah meningkatkan tindakan terhadap kapal tanker di Teluk Persia sejak Amerika Serikat memperketat sanksi terhadap ekspor minyak Iran dan bidang ekonomi lainnya. Militer AS mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah memblokir dua upaya angkatan laut Iran untuk merebut kapal tanker komersial di perairan internasional di lepas pantai Oman, termasuk satu kasus di mana Iran menembaki kapal tanker tersebut. Sanksi AS yang diperketat, yang bertujuan untuk memotong pendapatan ekspor Iran, telah menyebabkan Amerika Serikat menyita kapal tanker yang dikendalikan Iran dan pengiriman minyak mentah ke negara lain. Presiden Joe Biden menjabat dengan harapan untuk kembali ke perjanjian nuklir 2015 dengan Iran yang telah dibatalkan oleh pendahulunya Donald Trump. Tetapi pembicaraan yang dimediasi oleh Uni Eropa gagal dan protes massal di Iran membuat Washington semakin ragu-ragu untuk mencapai kesepakatan dengan negara ulama itu. (AFP/Z-4).
|