Judul | Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini Akankah Menguat? |
Tanggal | 28 Juli 2023 |
Surat Kabar | Bisnis Indonesia |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi XI |
Isi Artikel | Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bakal mengalami penguatan ke level Rp14.800 sampai dengan akhir tahun ini. Kepala Ekonom Bank Mandiri (BMRI) Andry Asmoro memprediksi nilai tukar rupiah diperkirakan berpotensi mencapai kisaran level Rp14.800-Rp14.900 per Dolar AS pada akhir 2023, sejalan dengan fundamental ekonomi domestik yang tetap kuat. Dia mengatakan bahwa fundamental yang kuat tersebut tercermin dari inflasi yang terkendali, dukungan aliran modal masuk, dan suku bunga acuan yang tetap pada level 5,75 persen pada tahun ini. Kondisi tersebut menurutnya akan memberikan dampak positif bagi pasar obligasi. Peningkatan outlook Indonesia menjadi positif dari sebelumnya stabil oleh Pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) pada 25 Juli 2023 kata Andry turut menjadi faktor positif tambahan bagi pasar obligasi domestik. Selain meningkatkan outlook, R&I juga mempertahankan peringkat RI pada BBB+. Keputusan tersebut mempertimbangkan kinerja ekonomi domestik yang tetap kuat dan ketahanan ekonomi yang terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, inflasi dan defisit fiskal juga kembali dalam target lebih cepat dari perkiraan, stabilitas keuangan yang terjaga, serta tren penurunan rasio utang pemerintah. “Peringkat positif ini dapat menjadi faktor positif tambahan bagi pasar obligasi domestik,” katanya, Rabu (26/7/2023). Andry mengatakan, per 21 Juli 2023, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah sebesar Rp853,2 triliun atau 15,6 persen dari total outstanding. Lebih lanjut, tercatat aliran modal masuk atau net inflow sebesar Rp6,3 triliun secara month-to-date atau Rp91 triliun year-to-date. “Kami memperkirakan yield obligasi acuan dengan tenor 10 tahun akan ditutup di level 6,2 persen pada akhir 2023, dengan nilai tukar rupiah stabil di kisaran Rp14.800-Rp14.900 per dolar AS,” jelasnya. |
Kembali ke sebelumnya |