Judul | Akses Menuju Bandara Kertajati Kian Dipermudah |
Tanggal | 16 September 2023 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | 9 |
Kata Kunci | Pengangkutan |
AKD |
- Komisi V |
Isi Artikel | Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Majalengka akan mulai beroperasi secara penuh pada Oktober 2023. Hal ini turut didukung dengan penyediaan angkutan antarmoda. Oleh AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
JAKARTA, KOMPAS — Angkutan antarmoda yang menghubungkan sejumlah daerah dengan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati atau BIJB di Majalengka mulai dipersiapkan. Hal ini menjadi salah satu siasat untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan BIJB dengan menawarkan tarif murah, dan efisiensi jarak serta waktu. Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, Bandara Kertajati akan menggantikan rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara dan mulai beroperasi secara penuh pada Oktober 2023. Oleh sebab itu, setiap badan usaha diminta untuk mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia. Pelaksana Harian Direktur Angkutan Jalan sekaligus Kepala Subdirektorat Angkutan Multimoda dan Antarmoda Iman Sukanda, Jumat (15/9/2023), menjelaskan, para operator angkutan antarmoda dan para pemangku kepentingan terkait telah berkoordinasi dalam hal penyediaan angkutan antarmoda dari dan menuju Bandara Kertajati. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memberikan izin terhadap 12 perusahaan otobus (PO) dengan total 108 kendaraan yang total kapasitasnya 2.300 kursi. ”Untuk Bandara Kertajati, target layanan angkatan antarmoda utamanya untuk Kota Bandung dengan empat perusahaan. Kedua, Kota Cirebon dengan tiga perusahaan, serta Bandung Raya dan sekitarnya dengan tiga perusahaan. Selebihnya ada satu perusahaan yang tersebar di Jatinangor, Sumedang, Kuningan, Subang, dan Purwakarta,” ujarnya dalam media briefing yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan, di Jakarta. Kementerian Perhubungan memproyeksikan, jumlah kunjungan penumpang ke Bandara Kertajati berkisar 5.000-7.000 penumpang setiap harinya dengan asumsi pangsa pasar angkutan antarmoda 30 persen atau setara 2.100 penumpang. Jumlah tersebut masih di bawah kapasitas sebanyak 2.300 kursi 108 kendaraan yang telah dibei izin beroperasi. Selain itu, para operator angkutan antarmoda tersebut juga menerapkan promosi berupa potongan harga yang berlaku sampai Desember 2023. Potongan harga tersebut mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 50.000 pada setiap perjalanan. ”Tarif diberikan oleh masing-masing operator sebagai bentuk kolaborasi antara operator dan para pemangku kepentingan. Ini sebagai bentuk dukungan dari para operator dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan penumpang ke Bandara Kertajati sehingga tidak diambil dari anggaran pemerintah,” lanjut Iman. Adapun keberadaan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) juga mempermudah akses dari Bandung menuju Bandara Kertajaya sehingga dapat dijangkau dengan lebih dekat dan lebih cepat. Sebagai perbandingan, jarak tempuh dari Bandung menuju Bandara Soekarno-Hatta sekitar 175 kilometer (km) membutuhkan waktu 162 menit, sedangkan dari Bandung menuju Bandara Kertajati yang berjarak 113 km membutuhkan waktu sekitar 87 menit. Iman menambahkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menjangkau wilayah pengguna lebih luas lagi apabila seiring berjalannya waktu, jumlah permintaan dari sejumlah daerah meningkat. Berdasarkan Kajian Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenai Rencana Pembangunan Kertajati, pengguna ditargetkan mencapai wilayah Jawa Tengah bagian barat, seperti Brebes, Tegal, dan Pemalang. Secara terpisah, Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Indonesia Deddy Herlambang berpendapat, dibukanya akses melalui Tol Cisumdawu akan menarik minat masyarakat untuk menggunakan maskapai penerbangan di Bandara Kertajati. Di sisi lain, penyediaan sarana bus atau angkutan umum ke bandara secara luas juga akan turut mendorong masyarakat, terutama mereka yang tidak memiliki mobil. Penambahan rute Pada masa pandemi Covid-19, lalu lintas penerbangan udara di Bandara Kertajati menurun tajam. Jumlah pesawat yang beroperasi pada tahun 2020 tercatat sebanyak 81 armada dengan jumlah penumpang 118.826 orang atau turun jika dibandingkan dengan tahun 2019, yakni pesawat yang beroperasi mencapai 218 armada dengan jumlah penumpang 457.081 orang. Namun, pada pertengahan tahun 2023, jumlah penerbangan internasional semakin meningkat yang utamanya dipengaruhi oleh puncak liburan sekolah. Sebagai gambaran, jumlah kapasitas yang terjual dibanding kapasitas yang tersedia (load factor) penerbangan luar negeri meningkat dari 49,28 persen pada Mei 2023 menjadi 64,15 persen pada Agustus 2023. Beberapa penerbangan internasional yang pernah dilakukan di Bandara Kertajati, yakni penerbangan haji yang memberangkatkan 9.268 orang dan penerbangan umrah. Selain itu, terdapat pula penerbangan reguler dari Kertajati menuju Malaysia dan sebaliknya oleh maskapai AirAsia dalam dua kali sepekan. Direktur Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Putu Eka Cahyadi menjelaskan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk memperluas penerbangan ke berbagai wilayah mengingat saat ini lalu lintas penerbangan di Kertajati mulai meningkat. Setelah beroperasi secara penuh, Kertajati akan melayani penerbangan niaga dalam negeri dengan pesawat jet, penerbangan niaga luar negeri, penerbangan niaga tidak berjadwal dalam negeri dan luar negeri, serta penerbangan bukan niaga dalam negeri dan luar negeri. ”Dari perencanaan, sudah ada pembicaraan untuk penerbangan Lombok-Kertajati, juga rute-rute Sumatera, dan Kalimantan kami sasar. Memang sudah ada rencana penambahan seiring dengan pemulihan jumlah armada pesawat. Pihak maskapai melihat bahwa pemulihan ini butuh dukungan bersama yang artinya saat armada bertambah, beberapa rute juga dijalankan kembali,” ujarnya. Putu menambahkan, perbandingan tarif antara penerbangan melalui Bandara Kertajati dan Bandara Husein Sastranegara terpaut tipis. Walakin, berdasarkan perhitungan tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB) yang ditentukan, penerbangan melalui Bandara Kertajati cenderung lebih murah. Sebagai gambaran, penerbangan rute Bandara Husein Sastranegara-Balikpapan memiliki TBA sekitar Rp 1,3 juta sedangkan penerbangan rute Bandara Kertajati-Balikpapan Rp 1,2 juta. ”Tidak terlalu banyak selisihnya. Justru dukungannya didapat dari pelayanan moda darat melalui skema insentif. Tentu kita mengatur TBA dan TBB-nya yang sudah berjalan. Misalkan, rute dari Bandung ke arah timur itu lebih dekat ke Bandung. Akan tetapi, Kertajati ke arah barat lebih dekat ke Kertajati,” lanjutnya. |
Kembali ke sebelumnya |