Judul | BI: Ekonomi Global Belum akan Ramah Hingga 2024 |
Tanggal | 31 Agustus 2023 |
Surat Kabar | Media Indonesia |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi XI |
Isi Artikel | BANK Indonesia mengatakan ekonomi global tahun 2023 dan 2024 memang belum ramah. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menggaris bawahi empat hal penting, mencakup pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2023 diperkirakan tumbuh 2,7% dan 2,8% pada 2024. Selain itu juga terjadi pergeseran sumber-sumber pertumbuhan, terutama di negara-negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat yang pertumbuhan ekonomimya turun dari 1,6% ke 0,8%. Kemudian pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang diperkirakan tumbuh 5% di 2023 dan 4,6% di 2024. Negara yang pertumbuhan ekonominya masih agak bagus adalah India yang tumbuh diperkirakan tumbuh 6,2% di tahun 2023 dan akan menjadi 6% di 2024. Inflasi untuk negara-negara maju seperti Amerika masih akan terus tinggi sepanjang tahun 2024, bahkan hingga akhit tahun 2024 diperkirakan akan masih sekitar di 2,4%. Sehingga ciri yang ketiga yaitu higher for longer, yaitu tingkat suku bunga masih akan berada dalam ketinggian untuk waktu yang lebih lama. Suku bunga AS Fed Rate kemungkinan tahun 2023 meningkat kembali menjadi 5,75%, bahkan ada probabilitas menuju ke 6%. Untuk sepanjang tahun 2024 Fed Rate diperkirakan belum akan turun secara cepat, bahkan kemungkinan baru akan turun sedikit di semester II 2024. Ini akan berpengaruh kepada tingkat imbal hasil / yield dari Surat Berharga Negara (SBN)nya Amerika yaitu US Treasury yield dan akan berpengaruh kepada SBN Indonesia. Keempat, dolar AS, kata Perry, saat ini menjadi mata uang yang sangat terkuat di dunia, berada di level indeks dolar 104,5, dan memberikan makanan kepada seluruh negara berkembang, termasuk Rupiah. "Maka menjadi tugas Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah," kata Perry. Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang terbaik di dunia, tumbuh 5,17% pada triwulan II 2023 secara keseluruhan. Secara keseluruhan Bank Indonesia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,7% - 5,5%, atau di sekitar 5,1%, dan kisaran tahun depan pada 4,9% - 5,2%. Sehingga Bank Indonesia juga mendukung asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 di 5,2% dari pemerintah. Sumbernya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih banyak kepada konsumsi rumah tangga yang cukup bagus, termasuk konsumsi pemerintah, dan investasi non bangunan. Sehingga dari sisi lapangan usaha, tidak hanya sektor, tapi juga sektor jasa seperti transportasi, perdagangan, akomodasi makanan minuman, maupun perdagangan besar dan eceran menjadi sumber baru. Sebab kalangan milenial yang pendapatannya sudah semakin tinggi telah mendukung pertumbuhan ekonomi. "Secara keseluruhan memperkirakan tahun 2023 ekonomi tumbuh 4,5% - 5,3%, dan 2024 tumbuh 4,7% sampai 5,5%. Kami mendukung tadi asumsi 5,2% di APBN 2024," kata Perry. Bank Indonesia terus melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah, karena dampak dari global yang masih belum menentu. Secara year to date, rupiah masih menguat 1,78%, dan akhir-akhir dapat distabilkan pada kisaran Rp15.250 per Dollar AS. Ke depan Bank Indonesia memperkirakan ada empat faktor alasan nilai tukar rupiah tahun 2024 akan menguap. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus, inflasi yang rendah, imbal hasil SBN yang masih menarik, dan juga diterapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor. "Kami perkirakan akhir tahun akan tercapai US$ 8-9 miliar devisa hasil ekspor itu bisa masuk, sehingga memperkuat ketahanan eksternal. Sehingga kami perkirakan tahun ini rata-rata nilai tukar sebesar Rp14.800 - Rp15.200, dan di 2024 antara Rp14.600 - Rp15.100. Kami mendukung rerata nilai tukar Rupiah yang dipakai asumsi APBN 2024 pada Rp15.000 per dolar AS," kata Perry. (Z-8) |
Kembali ke sebelumnya |