Judul | OJK: Indonesia Berhasil Jaga Perekonomian di Tengah Ketidakpastian Global |
Tanggal | 08 Nopember 2023 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi XI |
Isi Artikel | JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan, Indonesia berhasil menjaga perekonomian nasionalnya dengan baik, meskipun sedang menghadapi tekanan dampak perekonomian global yang tidak pasti. Dalam acara CEO Networking 2023 di Jakarta, Mahendra menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia telah mampu tumbuh dengan baik walaupun ada ancaman dari perubahan iklim, harga komoditas ekspor yang menurun, serta perlambatan pertumbuhan global. “Di tengah kondisi perekonomian yang tidak pasti, kita melakukan antisipasi dengan baik dan kita tidak mengalami surprise atau shock. Justru kita telah menyiapkan antisipasi dengan langkah-langkah dengan tugas kita dalam kontrol dan kewenangan kita," kata Mahendra di Jakarta, Selasa (7/11/2023). “Nyatanya di tengah ancaman perekonomian global, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap dapat berlanjut dengan baik,” lanjut Mahendra. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,94 persen secara Year-on-Year (yoy) dan 5,05 persen secara Quarter-on-Quarter. Mahendra mengungkapkan, terdapat strategi yang penting untuk menjaga kinerja perekonomian Indonesia. Hal-hal yang perlu ditingkatkan antara lain kolaborasi yang kuat antara semua pihak terkait, antisipasi terhadap perubahan kondisi, serta kedisiplinan dalam menjalankan reformasi di sektor jasa keuangan. “Kata kuncinya di tengah kondisi seperti ini yaitu Cohesive Collaboration. Kita pastikan agenda reformasi Sektor Jasa Keuangan atau masing-masing institusi dan stakeholder dilakukan dengan baik atau tidak. Dalam hal itu saya laporkan reformasi yang dilakukan OJK untuk mendukung seluruh sektor jasa keuangan bangkit mencapai real potential of Indonesia,” ujar dia. Mahendra mengungkapkan, OJK juga telah melakukan langkah-langkah dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor jasa keuangan. Dalam sektor Pasar Modal, OJK telah menerbitkan Peraturan OJK No. 18 tahun 2023 yang memperluas jenis efek yang dapat ditawarkan melalui penawaran umum. Selain itu, OJK juga telah meluncurkan Bursa Karbon yang efektif pada akhir September 2023. “Dalam lingkup transisi dan dekarbonisasi, OJK akan menyempurnakan kerangka peraturan yang ada dengan mengacu pada ISSB IFRS S2 yang mengharuskan perusahaan mengungkapkan risiko fisik dan transisi akibat perubahan iklim dengan pengembangan rencana transisi masing-masing,” jelasnya. Dia berharap, kegiatan CEO Networking 2023 dapat tercipta sinergi yang kuat antara OJK sebagai regulator dengan para pelaku pasar dan semua pihak terkait. Dengan dukungan dan kolaborasi yang erat, diharapkan pertumbuhan Pasar Modal Indonesia dapat terus berakselerasi serta berkontribusi dalam kemajuan perekonomian Indonesia. “Ini menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi yang kuat dengan para pelaku pasar, dan seluruh stakeholders untuk bersama-sama menghadapi tantangan dan dinamika global yang serba dalam ketidakpastian,” kata dia. |
Kembali ke sebelumnya |