Judul | KPU Targetkan Hari Ini Logistik Sampai ke TPS |
Tanggal | 13 Februari 2024 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | Pemilihan Umum,KPU |
AKD |
- Komisi II |
Isi Artikel | Hingga Senin (12/2/2024), hampir 99 persen logistik pemilu sudah bergerak dari KPU kabupaten/kota ke kecamatan. JAKARTA,KOMPAS - Penyelenggara dan peserta pemilu terus mematangkan persiapan menjelang pemungutan suara pemilu pada 14 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum menyampaikan distribusi logistik pemilu telah mencapai 99 persen. Sementara itu, tim dari pasangan calon presiden-wakil presiden terus menyiapkan saksi untuk mengawal pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara. Di Gedung KPU RI, Senin (12/2/2024), anggota KPU RI, Yulianto Sudrajat, mengatakan, sejak 10 Februari lalu distribusi logistik telah bergerak simultan. Hampir 99 persen logistik pemilu sudah bergerak dari KPU kabupaten/kota ke kecamatan. Sebagian besar bahkan sudah sampai ke desa. Baca Berita Seputar Pemilu 2024Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Khusus untuk 262 daerah terdalam, terluar, dan terpencil, kami sudah instruksikan kepada KPU kabupaten atau kota untuk didahulukan distribusinya. Terbukti, dari 11 Februari, distribusi di Kepulauan Talaud, Sangihe, dan Miangas sudah bergerak sampai tingkat kecamatan,” kata Yulianto.
Distribusi logistik dikerahkan dengan segala daya dan upaya. TNI, kepolisian, Kementerian Perhubungan, dan pemerintah daerah dilibatkan. Distribusi logistik ke daerah sulit ada yang menggunakan helikopter, gerobak sapi, bahkan ada yang harus dipanggul. ”Targetnya pada H-1 besok (hari ini), distribusi seluruh logistik harus sudah sampai di TPS,” katanya. Baca juga: ”Gejayan Memanggil” Kembali Suarakan Keresahan Demokrasi DIAN DEWI PURNAMASARI Ketua Komisi Pemilihan Umum Hasyim Asy'ari (tengah) didampingi oleh jajaran komisioner KPU Betty Epsilon Idroos (kanan), M Afifuddin (dua dari kanan), August Mellaz (tiga dari kiri), Yulianto Sudrajat (dua dari kiri), dan Parsadaan Harahap (kiri) menggelar konferensi pers tentang persiapan "Indonesia Election Visit Program (IEVP)" Pemilu 2024 di kantor KPU RI Jakarta, Senin (12/2/2024). Distribusi logistik pemilu di sejumlah daerah juga dibayangi cuaca ekstrem. Di Nusa Tenggara Barat, misalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan terjadinya cuaca ekstrem hingga 15 Februari mendatang. Ketua KPU NTB Muhammad Khuwailid menyampaikan, hal itu jadi atensi pihaknya. ”Untuk gelombang tinggi tentu tidak akan mungkin digunakan alat transportasi laut biasa. Kami sudah koordinasi dengan dinas perhubungan untuk membantu menyediakan kapal,” ucapnya. Di Kota Malang, faktor cuaca juga menjadi salah satu kendala distribusi logistik. ”Beberapa waktu lalu distribusi logistik dari gudang KPU ke kecamatan bertepatan dengan hujan deras. Itu menyebabkan 15 kotak logistik yang bukan surat suara terkena air dan rusak,” kata Irfan, petugas Panitia Pengawas Kelurahan Sawojajar, di kantor Kecamatan Kedungkandang. Khusus lokasi yang sedang dilanda bencana banjir di Jawa Tengah, seperti di Grobogan, Demak, dan Kudus, Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari menyebutkan, perkembangannya akan terus dipantau. KPU akan menggelar rapat hari ini untuk memastikan penyelenggaraan pemungutan suara di wilayah-wilayah yang terdampak banjir. Baca juga: PDI-P Rancang Pertemuan Mega dengan Sultan HB X Iklan
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari saat menggelar konferensi pers terkait pelaksanaan Indonesia Election Visit Program (IEVP) di Kantor KPU, Jakarta, Senin (12/2/2024). Problem surat suaraPeneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, Ihsan Maulana, mengingatkan jajaran KPU untuk betul-betul memastikan kesiapan logistik pemilu mengingat potensi tingginya partisipasi pemilih. Potensi itu berkaca dari hasil jajak pendapat Litbang Kompas, 29 Januari-2 Februari 2024, di mana 96,4 persen responden akan menggunakan hak pilihnya. Salah satu yang harus diantisipasi adalah kemungkinan kekurangan surat suara karena sejumlah hal, seperti distribusi logistik bermasalah saat pengiriman, surat suara yang rusak, dan surat suara tertukar pada hari pemungutan suara. Bersamaan dengan kesibukan jajaran KPU mendistribusikan logistik, tim sukses dari ketiga pasangan capres-cawapres juga sibuk memastikan kesiapan saksi di setiap tempat pemungutan suara. Sekitar 4,8 juta saksi akan diturunkan seluruh tim sukses di 820.161 TPS se-Indonesia. Jumlah total itu berangkat dari pernyataan setiap tim sukses bahwa setiap TPS akan dijaga dua saksi. Para panitia pemungutan suara (PPS) menyiapkan surat suara dalam simulasi pemungutan suara Pemilu 2024 di Halaman Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024). Deputi saksi dan pengorganisasian tim nasional pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Tamsil Linrung, menyatakan tak kesulitan mengumpulkan simpatisan untuk jadi saksi. Mereka telah dilatih guna memahami potensi kecurangan. Wakil ketua tim kampanye nasional capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Eddy Soeparno, mengatakan hal senada. Dua saksi ditugaskan di tiap TPS untuk menjaga bagian dalam dan luar TPS. Sementara juru bicara tim pemenangan nasional pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Achmad Baidowi, menyebutkan, dua saksi dibutuhkan supaya bisa bergantian memantau jalannya pemungutan suara. Baca juga: Jajak Pendapat ”Kompas”: Pemilih Antusias Gunakan Hak Pilih KOMPAS/JUMARTO YULIANUS Anggota barisan pemadam kebakaran Kota Banjarmasin mengikuti apel deklarasi pemilu damai di Balai Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (10/1/2024). Di sisa waktu menjelang pemungutan suara, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ahmad Fahrur Rozi mengingatkan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya sebaik mungkin. ”Ketajaman hati nurani akan mampu menilai mana kandidat yang benar-benar tulus dan murni,” ujarnya. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti pun mengingatkan masyarakat untuk tidak apatis, dan berusaha menjadi pemilih yang rasional dan kritis. ”Masyarakat menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani, bukan karena uang dan berbagai bentuk suap politik lainnya,” tambahnya. (DEA/JUM/CAS/DIA/ZAK/DYT/WIL) |
Kembali ke sebelumnya |