Judul | Teknologi Pankreas Buatan Siap Ditawarkan kepada Penderita Diabetes |
Tanggal | 03 April 2024 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | teknologi |
AKD |
- Komisi VII |
Isi Artikel | Teknologi pankreas buatan akan membantu penderita diabetes tipe 1 untuk mengecek gula darah dan menyuntikkan insulin. Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Pankreas buatan yang bisa melepaskan insulin secara otomatis ke dalam darah pasien siap ditawarkan kepada pasien diabetes melitus tipe 1. Teknologi ini diyakini mampu meningkatkan kualitas hidup pasien dan orang yang terdampak serta mengurangi risiko komplikasi berbagai penyakit dalam jangka panjang. Akhir April 2024 ini, Badan Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) akan menawarkan teknologi pankreas buatan kepada orangtua yang memiliki anak-anak penderita diabetes melitus tipe 1. Inggris adalah negara pertama yang menggunakan teknologi ini dan diharapkan bisa menggantikan metode injeksi insulin yang sudah dilakukan sekitar 100 tahun terakhir. Teknologi pankreas buatan ini menggunakan sistem loop hibrida tertutup. Sebuah sensor akan ditanamkan di bawah kulit pasien. Sensor itu mampu mengukur kadar gula darah pasien secara otomatis. Hasil pembacaan kadar gula darah itu akan dikirimkan secara nirkabel ke pompa insulin yang akan menghitung berapa jumlah insulin yang dibutuhkan dan dipompakan ke aliran darah pasien. Baca juga: Insulin Tak Harus Disuntikkan, Tersedia Obat Oral pada 2025 Pasien yang menggunakan perangkat ini juga bisa memonitor hasil pembacaan kadar gula darahnya di telepon seluler. Dengan demikian, pasien juga bisa ikut mengontrol kadar gula darahnya dengan mengatur jumlah asupan karbohidrat saat makan. Penasihat spesialis diabetes di NHS, Partha Kar, mengatakan, tersedianya teknologi ini merupakan kabar baik bagi semua penderita diabetes tipe 1. ”Teknologi futuristik ini tidak hanya meningkatkan pelayanan medis, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka yang terdampak diabetes tipe 1,” katanya seperti dikutip BBC, 2 April 2024. Penggunaan teknologi ini di NHS disetujui pada Desember 2023. Proses uji sudah dilakukan selama beberapa tahun terakhir, baik kepada pasien anak maupun orang dewasa. Namun, NHS butuh sekitar lima tahun agar teknologi ini bisa dipasangkan pada mereka yang memenuhi syarat. Waktu jeda yang panjang itu dibutuhkan untuk menyiapkan pasokan perangkat serta melatih petugas kesehatan yang akan memasang dan membantu mengoperasikan perangkat ini.
NHS merekomendasikan teknologi ini untuk digunakan pada penderita diabetes tipe 1 yang memenuhi sejumlah kategori, termasuk anak-anak di bawah 18 tahun, ibu hamil, dan mereka yang memiliki kadar gula darah puasa HbA1c sebesar 58 mmol/mol atau 7,5 persen. Seseorang dikategorikan menderita diabetes jika kadar HbA1c-nya di atas 6,5 persen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 5 April 2023 menyebut ada 9 juta penderita diabetes tipe 1 di seluruh dunia pada 2017. Sebagian besar dari mereka berada di negara-negara maju dengan pendapatan tinggi. Sementara di Inggris ada sekitar 400.000 penderita diabetes tipe 1. Diabetes tipe 1 merupakan kelainan otoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh merusak sel pankreas seseorang sehingga tubuhnya berhenti memproduksi insulin. Padahal, hormon insulin ini penting untuk mengatur kadar gula darah dalam tubuh alias mengubah makanan menjadi energi. Kondisi yang dialami penderita diabetes tipe 1 itu dipicu oleh masalah genetika atau turunan, bukan gaya hidup seperti pada penderita diabetes tipe 2. Karena itu, banyak penderita diabetes tipe 1 adalah anak-anak dan remaja, bahkan bayi. Sementara diabetes tipe 2 didominasi oleh orang paruh baya atau lansia. Baca juga: Berhenti Merokok Kurangi Risiko Diabetes Tipe 2 Di Indonesia, jumlah penderita diabetes anak juga terus meningkat. Studi Ikatan Dokter Indonesia pada Januari 2023 yang dikutip Kementerian Kesehatan menyebut kasus diabetes anak mencapai 2 anak per 100.000 jiwa. Jumlah itu meningkat pesat karena penderita diabetes anak masih 0,004 anak per 100.000 jiwa pada tahun 2000 dan 0,028 anak per 100.000 jiwa pada 2010. Dari jumlah tersebut, 90-95 persen adalah penderita diabates tipe 1. Diabetes tipe 1 adalah penyakit bawaan, artinya tidak bisa dicegah atau disembuhkan. Namun, diabetes tipe 1 bisa dikendalikan. Selama ini, orangtua dari anak-anak penderita diabetes tipe 1 harus rutin mengukur kadar gula darah anak mereka secara ketat dengan menusukkan jarum ke jari mereka. Setelah itu, mereka harus memasukkan insulin ke dalam tubuh, baik melalui suntikan maupun pompa insulin. Proses ini harus dilakukan rutin setiap hari selama beberapa jam sekali dan seumur hidup. Baca juga: Tak Perlu Lukai Jari, Cek Kadar Gula Darah Bisa Gunakan Keringat Saat kadar gula darah menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi, kedua kondisi itu sama-sama bisa membahayakan pasien. Kadar gula yang terlalu rendah, di bawah 70 miligram per desiliter (mg/dL), bisa membuat penderitanya mengalami penurunan kesadaran, pingsan, kejang, kerusakan sel otak, hingga kehilangan nyawa. Adapun kadar gula yang terlalu tinggi, di atas 200 mg/dL, bisa menyebabkan gangguan jantung, kerusakan ginjal, kerusakan saraf, hingga gangguan penglihatan. Uji cobaKarena itu, teknologi pankreas buatan ini bisa digunakan untuk membantu pasien penderita diabetes tipe 1 agar tidak mengalami penurunan atau kenaikan gula darah secara drastis tanpa terkendali. Dari proses uji yang berjalan, perangkat ini meningkatkan kualitas hidup penderita dan keluarga yang terdampak diabetes tipe 1 secara drastis. Sebelum ada teknologi ini, Ange Abbott, ibu dari Charlotte (6), dari Lancashire, Inggris, harus menusuk jari anaknya setiap dua jam sekali untuk mengukur kadar gula darahnya. Saat tidur malam hari, dia harus menyetel alarm dua jam sekali agar tidak lupa mengukur gula darah anaknya. ”Sebelum ada teknologi ini, semua harus dilakukan manual guna mengatasi naik turunnya kadar gula darah Charlotte,” katanya kepada BBC, 1 April 2022. Charlotte adalah satu dari 200 anak penderita diabetes tipe 1 yang menjalani uji penggunaan teknologi ini. Tak hanya pasien anak, pasien dewasa pun merasakan manfaat alat ini. Gemma Lavery (38) asal Plymouth, Inggris, mengatakan bahwa teknologi pankreas buatan itu telah mengubah hidupnya. ”Saya tidak perlu khawatir lagi dengan stres pekerjaan yang bisa memengaruhi kadar gula darah karena alat ini mampu membantu menyelesaikan masalah ini sebelum dia menjadi masalah yang lain. Saya juga dapat tidur malam tanpa khawatir kadar gula darah saya memengaruhi aktivitas di pagi hari karena diabetes saya menjadi lebih stabil,” katanya. Baca juga: Deteksi Gula Darah Tanpa Lukai Jari Kini, semua proses pengecekan gula darah dan penyuntikan insulin itu bisa dilakukan secara otomatis dengan seperangkat teknologi pankreas buatan. Kondisi ini akan sangat membantu pasien dan keluarganya sehingga mereka tidak perlu waswas terus-menerus, baik saat bekerja, tidur, maupun menjalani aktivitas sehari-hari. Situasi itu membuat kualitas dan kesejahteraan hidup mereka dipastikan meningkat sehingga bisa memberi kebahagiaan meski harus menanggung penyakit ini seumur hidup. |
Kembali ke sebelumnya |