Judul | Pilkada Sumut, Harapan Warga pada Penyediaan Lapangan Kerja hingga Pemberantasan Narkoba |
Tanggal | 06 Nopember 2024 |
Surat Kabar | Kompas |
Halaman | - |
Kata Kunci | Pilkada |
AKD |
- Komisi II |
Isi Artikel | Warga menaruh harapan besar pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2024. Siapa pun gubernur terpilih agar bisa menyelesaikan banyaknya persoalan. Memulihkan ekonomi yang lesu, membuka lapangan kerja yang kian sempit, serta memberantas kriminalitas dan peredaran narkoba. Warga menyatakan, Sumut sedang menghadapi persoalan yang tidak mudah. Persoalan ekonomi menjadi salah satu sorotan paling utama yang diharapkan menjadi perhatian dua pasangan calon gubernur, yakni Bobby Nasution-Surya dan Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala. ”Sepanjang tahun ini omzet penjualan rumah makan turun terus hingga lebih dari 30 persen. Hampir semua pedagang kecil mengalaminya,” kata Samsir (49), pengusaha rumah makan di Jalan Pimpinan, Medan, Selasa (5/11/2024). Samsir mengatakan, penurunan omzet pedagang kecil adalah gambaran dari ekonomi di daerah yang semakin menurun. Dia berharap, pemerintah bisa memberikan insentif seperti pinjaman tanpa agunan atau pinjaman berbunga rendah kepada pengusaha kecil. Baca juga: Agenda Utama Pemimpin Baru Sumut KOMPAS/NIKSON SINAGA Nelayan beraktivitas di Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/6/2022). Ekonomi masyarakat pesisir terpukul penurunan tangkapan ikan karena kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Ekonomi yang lesu bagaikan menutup pintu lowongan pekerjaan. Warga yang sudah bekerja bahkan semakin banyak yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). ”Kabar tentang PHK hampir setiap hari terdengar. Banyak tetangga dan keluarga yang kena PHK. Yang baru tamat sekolah atau kuliah juga sulit dapat pekerjaan,” kata Samsir. Di tengah kondisi sekarang, Samsir berharap gubernur ke depan memprioritaskan pembangunan ekonomi daerah. Jika masyarakat kembali bekerja, daya beli masyarakat bisa pulih lagi. Usaha mikro, kecil, dan menengah pun perlahan bisa bangkit lagi. Namun, dia juga berharap pemerintah juga menyiapkan jaring pengaman sosial karena ekonomi tidak mungkin bisa langsung meningkat di tengah keadaan menurun seperti sekarang.
Naomi Chalista (20), mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Sumatera Utara, juga menyampaikan harapan perbaikan ekonomi kepada siapa pun yang akan terpilih. ”Sebagai anak muda, kami berharap gubernur nanti bisa memperbaiki ekonomi. Isu lapangan kerja menjadi perhatian kami,” kata Naomi. Baca juga: Duel Maut Kemiskinan dan Pembunuhan Naomi juga menyoroti masalah kriminalitas yang kian marak di Sumut. Dia mengatakan, Medan sebagai gotham city atau kota dengan tingkat kejahatan yang tinggi. ”Di Medan, pagar rumah bisa jalan sendiri (dicuri orang),” kata Naomi. Banyaknya aksi begal juga menjadi perhatian generasi Z. Niat berkeliling menikmati suasana kota saat malam kerap diurungkan karena takut jadi korban begal. ”Ketakutan pada begal dan pencurian seperti obrolan kami setiap hari. Kalau sudah sore, saya buru-buru pulang biar enggak jadi korban begal,” kata Naomi. Achmad Fuad (44), karyawan swasta di Kota Medan, mengemukakan, penurunan ekonomi sangat terasa di kalangan pegawai swasta. Sebagai tenaga penjual (sales) mobil, dia merasakan penurunan omzet penjualan. Dia berharap gubernur Sumut nantinya bisa mengakselerasi ekonomi daerah.
Selain itu, Fuad juga berharap pemimpin Sumut ke depan juga memprioritaskan penanganan banjir di Medan dan banyak daerah di Sumut. Menurut dia, penanganan banjir belum maksimal dilakukan sehingga dampak banjir dari tahun ke tahun semakin luas. Baca juga: Dua Cawagub Persoalkan Jalan Rusak dan Kemiskinan Ekstrem KOMPAS/NIKSON SINAGA Warga beraktivitas di ruang publik di sekitar Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Senin (14/8/2023). Aksi begal dan kriminalitas jalanan yang tinggi membuat warga waswas beraktivitas di ruang publik. Fuad juga meminta agar pemberantasan narkoba diprioritaskan, bukan jargon semata. Sumut menjadi provinsi dengan prevalensi penyalah guna narkoba terbesar di Indonesia. Sumut juga menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba dari luar negeri sebelum diedarkan ke banyak daerah. Maraknya peredaran narkoba ini menjadi salah satu penyebab tingginya kriminalitas ”Dulu kalau pulang malam saya santai saja. Kalau sekarang sudah khawatir karena banyak begal dan tindakan kriminal lain. Kami berharap peningkatan keamanan ini bisa diprioritaskan pemerintah,” kata Fuad. |
Kembali ke sebelumnya |