Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Jajak Pendapat ”Kompas”: Destinasi dan Alasan Masyarakat Memilih Mobil untuk Mudik Lebaran 2025
Tanggal 14 Maret 2025
Surat Kabar Kompas
Halaman -
Kata Kunci Pengangkutan
AKD - Komisi V
Isi Artikel

Kenyamanan, hemat biaya, keleluasaan, dan faktor keamanan menjadi pertimbangan pemudik memilih mobil sebagai moda transportasi untuk perjalanan Lebaran 2025.

Oleh Yohanes Advent Krisdamarjati

Kenyamanan, hemat biaya, keleluasaan, dan faktor keamanan menjadi pertimbangan pemudik memilih mobil sebagai moda transportasi untuk perjalanan Lebaran 2025.

Mobil merupakan kendaraan pribadi yang menjadi moda andalan transportasi masyarakat untuk menempuh perjalanan mudik Lebaran menuju kampung halaman. Jajak pendapat Kompas mengungkap ragam destinasi para pemudik, mulai dari perjalanan dalam kota atau kabupaten, hingga antarprovinsi. Selain itu, terungkap pula beragam alasan dipilihnya mobil sebagai kendaraan favorit para pemudik.

Jajak Pendapat Kompas dilakukan pada 4-7 Maret 2025 dengan melibatkan 532 responden dari 38 provinsi. Melalui jajak pendapat, diperoleh gambaran bahwa 48 persen responden yang berencana mudik dengan mobil akan melakukan perjalanan antarkota dalam provinsi (AKDP). Artinya, secara nasional rute perjalanan para pelaku mudik yang menggunakan mobil mayoritas berkutat di dalam provinsi yang sama.

Ketika diperinci pada lingkup gugus kepulauan, yakni Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Luar Jawa dan Sumatera, diperoleh data bahwa pola perjalanan yang dominan AKDP terjadi di Sumatera (73,1 persen) dan Luar Jawa dan Sumatera (54 persen).

Infografik-Tujuan Mudik Pengguna Mobil Pada Lebaran 2025Berdasar Gugus Pulau *** Local Caption *** Infografik-Tujuan Mudik Pengguna Mobil Pada Lebaran 2025Berdasar Gugus Pulau
 

Agak berbeda dengan situasi di Pulau Jawa. Kelompok responden terbanyak, yakni 41,1 persen, berencana mudik menggunakan mobil dengan rute perjalanan antarkota antarprovinsi (AKAP). Kemudian, terdapat 38,4 persen responden yang merencanakan rute mudik AKDP dan 20,5 persen lainnya bersilaturahmi dalam kota atau kabupaten dengan mengendarai mobil.

Fenomena kendaraan pribadi sebagai pilihan saat mudik Lebaran sudah menjadi semacam rutinitas yang berulang terjadi setiap tahun di Indonesia. Hal yang menarik untuk ditelisik adalah mengenai apa saja alasan yang menjadi motivasi jutaan penduduk bepergian di waktu hampir serempak dengan memilih mengendarai mobil.

Kenyamanan menjadi alasan utama

Alasan pertama dan utama yang diakui oleh 31,6 persen responden adalah faktor kenyamanan ketika mudik dengan kendaraan pribadi yang lebih unggul dibandingkan dengan kendaraan umum. Kenyamanan yang dimaksud dapat ditinjau dari beragam aspek, misalnya tidak berbarengan dengan orang asing sebagaimana naik kereta api, bus, travel, atau transportasi umum lainnya.

Kenyamanan juga bisa dilihat dari aspek keleluasaan dalam mengatur barang bawaan, apalagi jika dalam perjalanan akan ikut serta beberapa anggota keluarga. Skenario ini khususnya dialami oleh pemudik yang bermobil. Ketika responden jajak pendapat yang mudik dengan mobil ditanya ”pada mudik Lebaran tahun ini, berapa orang yang ikut dalam perjalanan mudik Anda?” terdapat tiga dari sepuluh responden menjawab ada lima orang, termasuk pengendara yang turut serta dalam perjalanan.

Barang bawaan sekeluarga yang beranggotakan setidaknya lima orang pasti akan berjumlah banyak. Apalagi durasi bepergiannya paling tidak mencapai sepekan. Bahkan, acap kali ditemui mobil pemudik yang sampai membawa barang di bagian atap kendaraan. Volume barang bawaan yang banyak ketika mudik mengondisikan suatu keluarga akan kesulitan apabila memilih kendaraan umum. 

Hemat biaya

Alasan kedua yang diungkapkan oleh 25,2 persen responden adalah biaya perjalanan dengan kendaraan pribadi lebih murah ketimbang mudik dengan kendaraan umum. Fenomena ini bisa lebih jelas digambarkan dengan mengacu pada pengakuan 30,1 persen responden yang mudik dengan mobil setidaknya mengangkut serta lima orang dalam perjalanan.

Disimulasikan suatu keluarga hendak melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta atau Jawa Tengah. Apabila ditempuh dengan kereta api, misalnya, setidaknya satu orang menghabiskan biaya Rp 300.000 untuk tiket kereta kelas ekonomi. Kemudian dikalikan lima orang dan dikali dua untuk menghitung biaya pergi-pulang satu keluarga. Pada perhitungan akhir, keluarga dengan jumlah anggota lima orang perlu mengeluarkan biaya setidaknya Rp 3 juta untuk mudik. Belum ditambah biaya perjalanan dari rumah ke stasiun, dan dari stasiun ke tujuan akhir di kampung halaman.

infografik Alasan Memilih Kendaraan Pribadi untuk Mudik Lebaran 2025
 

Simulasi biaya yang kedua apabila mudik ke Yogyakarta dari Jakarta dengan mobil. Diasumsikan perjalanan melalui jalan tol, dibutuhkan biaya sekitar Rp 600.000 untuk sekali perjalanan, artinya biaya tol pergi-pulang Rp 1,2 juta.

Kemudian, jarak tempuh Jakarta-Yogyakarta pada kisaran 560 kilometer melalui jalan tol, tergantung pula pada titik berangkat dan titik tujuan. Diandaikan suatu keluarga mudik dengan mobil berkapasitas penumpang 7 kursi bermesin 1.300 cc dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 15 kilometer per liter. Kondisi jalan diasumsikan lancar dengan beberapa titik kemacetan, seperti di pintu tol dan rest area.

Artinya, untuk menempuh 560 kilometer, mobil tersebut sedikitnya memerlukan 37 liter bahan bakar (BBM) sekali jalan. Angka tersebut dikali dua untuk menghitung kebutuhan BBM pergi-pulang. Apabila kendaraan diisi dengan Pertalite, membutuhkan biaya setidaknya Rp 740.000 untuk membeli bahan bakar.

Maka, hasil penjumlahan biaya tol dan BBM berkisar di angka Rp 2 juta. Artinya berdasar simulasi tersebut, perjalanan satu keluarga bisa menghemat sekitar Rp 1 juta untuk menempuh jarak yang sama dengan memilih mobil pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum. 

Leluasa dan aman dalam perjalanan

Selain aspek kenyamanan dan ekonomis, mudik dengan kendaraan pribadi membuat perjalanan lebih leluasa. Keleluasaan ini menjadi alasan 21,8 persen responden lebih memilih kendaraan pribadi saat perjalanan mudik Lebaran.

Dengan kendaraan pribadi, pemudik bebas menentukan hari dan jam keberangkatan. Berbeda dengan kendaraan umum yang harus berangkat sesuai dengan jadwal tiket. Terutama bagi pemudik yang sudah berkeluarga, menentukan jadwal perjalanan terkadang dipengaruhi oleh beragam faktor. Misalnya dari jadwal kerja bapak atau ibu, ada pula faktor dari jadwal sekolah atau kuliah anak-anak. Belum lagi jika ada perubahan mendadak, yang mana akan sulit untuk mencari tiket pengganti apabila memilih transportasi umum.

Perjalanan mudik tidak hanya sekadar mengejar sampai tujuan dengan tempo sesingkat-singkatnya. Momen perjalanan mudik menjadi salah satu yang dirindukan oleh para pelaku perjalanan. Dalam perjalanan bisa jadi momen berkumpulnya keluarga yang mana di saat hari biasa memiliki kesibukan masing-masing. Dengan demikian, perjalanan mudik dapat menjadi situasi yang merekatkan relasi dalam keluarga.

Alasan lainnya mengapa orang lebih memilih kendaraan pribadi karena faktor keamanan di perjalanan. Hal ini diungkapkan oleh 12,5 persen responden jajak pendapat. Alasan ini mengacu pada situasi keamanan di transportasi umum, baik berkenaan dengan barang bawaan maupun keselamatan dalam perjalanan.

Apalagi, kasus kehilangan barang di bus atau transportasi umum lainnya masih terus saja terjadi. Hal tersebut tentu menjadi poin pertimbangan untuk tidak memilih transportasi umum. Terlebih lagi ketika musim mudik Lebaran, jumlah orang yang melakukan perjalanan lebih banyak dari hari biasa sehingga menuntut harus ekstra berhati-hati.

Faktor keselamatan di perjalanan juga jadi sorotan, terutama pada transportasi umum jenis bus ataupun travel. Acapkali karena kebutuhan mobilitas masyarakat yang begitu tinggi, kendaraan yang tidak laik jalan pun dipaksakan untuk beroperasi. Ditambah pula risiko sopir bus dan travel yang bekerja secara berlebih sehingga mengalami kelelahan. Hal ini menjadi pertimbangan penting untuk lebih memilih kendaraan pribadi saat mudik Lebaran.

Berkaitan dengan faktor keselamatan dan risiko laka lantas, diharapkan para pengendara mobil wajib memperhatikan keselamatan diri, keluarga, dan sesama pengendara di perjalanan. Kelola stamina fisik, apabila sudah lelah, sebaiknya berhenti dan istirahat. Sebab, apabila memaksakan diri untuk berkendara, badan akan kelelahan, kemudian konsentrasi menurun, dan emosi menjadi kurang stabil. Jadikanlah keselamatan menjadi tujuan yang utama dalam perjalanan mudik Lebaran 2025.

(Litbang Kompas)

  Kembali ke sebelumnya