| Judul | Gencatan Senjata Iran-Israel Dimulai meski Masih Goyah |
| Tanggal | 25 Juni 2025 |
| Surat Kabar | Kompas |
| Halaman | 1 |
| Kata Kunci | |
| AKD |
- Komisi I |
| Isi Artikel | Perkembangan dalam beberapa jam pertama gencatan senjata Iran dan Israel yang dikoordinasikan AS menunjukkan kesepakatan itu masih demikian goyah. Oleh Nur Hidayati BEERSHEBA, SELASA — Israel menyetujui gencatan senjata dengan Iran yang tahapannya dikoordinasikan Amerika Serikat. Walakin, situasi konflik masih rawan. Potensi berbalas serangan rudal masih terjadi melewati tenggat gencatan senjata. Persetujuan Israel atas gencatan senjata yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Selasa (24/6/2025). Akan tetapi, beberapa jam setelah memasuki fase gencatan senjata, Trump menilai Israel maupun Iran sama-sama melanggar kesepakatan itu. Kedua pihak masih saling serang. ”Mereka melanggar (gencatan senjata), Israel juga. Saya tidak nyaman dengan (apa yang dilakukan) Israel itu!” ujar Trump, Selasa, di Gedung Putih, Washington DC. Ia menambahkan pesan pada Israel untuk membawa kembali pilot pesawat tempurnya pulang. ”Jangan jatuhkan bom ke Iran!” ujar Trump Sebelumnya, pada Senin malam, Iran meluncurkan serangan balasan ke Pangkalan Udara AS Al-Udeid di Qatar. Tak lama setelah itu, Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata total dan menyeluruh. Melalui akun media sosial miliknya, Truth Social, Trump menyebutkan gencatan senjata akan dilakukan bertahap. Dimulai dengan Iran menghentikan serangan sekitar enam jam setelah pengumuman Trump. Artinya, Iran diminta menghentikan serangan mulai pukul 07.30 waktu setempat atau sekitar pukul 11.00 WIB. Kemudian, enam jam berikutnya, pukul 13.30 waktu Teheran atau 14.00 waktu Tel Aviv, Israel harus menghentikan serangan. Dalam 24 jam sejak pengumuman Trump, ditargetkan konflik terbuka Iran-Israel sepenuhnya berakhir. Menanggapi pengumuman Trump soal gencatan senjata itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi melalui pelantar X segera menyatakan, Iran akan menghentikan serangan jika Israel mengakhiri tindakan agresi ilegalnya kepada Iran selambatnya pada Selasa pukul 04.00 waktu Teheran. Ia menambahkan, keputusan final terkait operasi militer Iran akan dibuat kemudian. Israel tidak segera merespons pengumuman Trump. Namun, hingga menjelang pukul 04.00, Israel meluncurkan serangan udara ke wilayah Iran. Serangan ini dibalas Iran dengan melancarkan lima gelombang serangan rudal ke wilayah Israel sesaat setelah pukul 04.00. Serangan balasan Iran ini berlangsung selama hampir dua jam. Sedikitnya lima warga tewas dan sejumlah warga lainnya terluka dalam serangan Iran pada Selasa pagi tersebut. Pada Selasa pukul 07.30 waktu Teheran, televisi Pemerintah Iran menyiarkan, waktu gencatan senjata dimulai. Akan tetapi, Pemerintah Iran belum memberikan komentar lebih lanjut terkait gencatan senjata yang diusulkan AS. Berikutnya, Netanyahu mengumumkan, Israel menyetujui pemberlakuan gencatan senjata bilateral dengan Iran. Ia juga menyampaikan kepada kabinet keamanan Israel bahwa pemerintahannya telah mencapai semua tujuan serangan selama 12 hari yang dilancarkan ke Iran. Dikatakan Netanyahu, serangan Israel ke Iran itu dimaksudkan untuk mengeliminasi ancaman nuklir Iran dan program rudal balistiknya. Israel juga mengklaim telah menghancurkan kepemimpinan militer Iran, sejumlah situs pemerintahan, serta merebut kontrol atas wilayah udara Teheran. Netanyahu menambahkan, Israel akan merespons dengan keras setiap pelanggaran atas kesepakatan senjata. Sekitar satu jam setelah tenggat gencatan senjata untuk Iran, Trump menuliskan di akun media sosialnya dalam huruf kapital, ”Gencatan senjata sudah berlaku sekarang. Tolong jangan dilanggar! Donald J Trump, Presiden Amerika Serikat!” Kurang dari tiga jam setelah memasuki waktu gencatan senjata, Israel mengidentifikasi rudal kembali diluncurkan Iran ke ruang udara Israel. Suara ledakan dan sirene peringatan terdengar di wilayah utara Israel. Kesepakatan goyah Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menyebut penembakan rudal oleh Iran itu merupakan pelanggaran terhadap gencatan senjata. Oleh karena itu, ia menginstruksikan militer Israel untuk meneruskan serangan ke Teheran dan menyasar target pemerintah ataupun infrastruktur. Akan tetapi, pihak militer Iran membantah telah menembakkan rudal selepas waktu gencatan senjata dimulai. Pernyataan ini disampaikan melalui televisi Pemerintah Iran. Dewan Keamanan Nasional Tertiinggi Iran berpandangan, respons Iran terhadap Israel telah membawa kemenangan, dan membuat Israel mengerem agresinya dengan gencatan senjata. Iran juga menyatakan tetap dalam kesiagaan tinggi dan siap merespons setiap agresi. Perkembangan dalam beberapa jam pertama gencatan senjata menunjukkan kesepakatan itu masih demikian goyah. Kesepakatan goyah Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menyebut penembakan rudal oleh Iran itu merupakan pelanggaran terhadap gencatan senjata. Oleh karena itu, ia menginstruksikan militer Israel untuk meneruskan serangan ke Teheran dan menyasar target pemerintah ataupun infrastruktur. Akan tetapi, pihak militer Iran membantah telah menembakkan rudal selepas waktu gencatan senjata dimulai. Pernyataan ini disampaikan melalui televisi Pemerintah Iran. Dewan Keamanan Nasional Tertiinggi Iran berpandangan, respons Iran terhadap Israel telah membawa kemenangan, dan membuat Israel mengerem agresinya dengan gencatan senjata. Iran juga menyatakan tetap dalam kesiagaan tinggi dan siap merespons setiap agresi. Perkembangan dalam beberapa jam pertama gencatan senjata menunjukkan kesepakatan itu masih demikian goyah. Menanggapi gencatan senjata Iran-Israel, Juru Bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov, Selasa, mengatakan, ”Jika gencatan senjata benar-benar dapat dicapai, itu sesuatu yang harus disambut.” Ia menambahkan, langkah gencatan senjata yang baru dimulai ini dapat berkelanjutan.
|
| Kembali ke sebelumnya |