Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul BMKG: Waspada, Hujan Akan Meningkat Sepekan ke Depan
Tanggal 05 Desember 2025
Surat Kabar Jakarta Post
Halaman -
Kata Kunci Cuaca,Curah Hujan
AKD - Komisi V
Isi Artikel

BMKG memperkirakan hujan lebat di sejumlah wilayah di Indonesia sepekan ke depan, termasuk di tiga provinsi terdampak bencana ekologis Sumatera.

Oleh Stephanus Aranditio

JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memperkirakan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia akan meningkat dalam sepekan ke depan. Pemerintah pusat dan daerah hingga masyarakat umum harus bersiap dengan sejumlah langkah antisipatif secara proporsional agar aktivitas harian tetap dapat berlangsung aman dan lancar.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengatakan, beberapa wilayah di Indonesia masih berpeluang mengalami hujan dengan intensitas lebat dalam beberapa hari mendatang. Dia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah memercayai informasi cuaca dari sumber yang tidak resmi selain BMKG.

”Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada, tetapi tidak perlu panik. Pastikan saluran air berfungsi baik, jaga kebersihan lingkungan, dan pantau pembaruan cuaca melalui InfoBMKG sebelum beraktivitas,” kata Faisal dalam keterangan pers, Jumat (5/12/2025).

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, potensi hujan lebat diprakirakan terjadi pada 5-7 Desember 2025 di wilayah Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung), Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur), Kalimantan Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Sementara pada 8-11 Desember 2025, hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, dan Papua Pegunungan. Peluang angin kencang juga muncul di beberapa wilayah Maluku Utara dan Sulawesi Utara.

Fenomena cuaca ini disebabkan oleh dinamika atmosfer berskala global, regional, dan lokal yang tengah aktif, seperti gelombang Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan Madden–Julian Oscillation (MJO).

Aktivitas gelombang atmosfer tersebut terutama memperkuat pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Selain itu, bibit siklon Tropis 93W di timur Filipina juga turut memberi dampak tidak langsung pada peningkatan hujan di Sulawesi Utara dan Maluku Utara.

Cuaca di lokasi bencana Sumatera

Terkait cuaca di lokasi bencana ekologis Sumatera yang juga termasuk dalam peringatan ini, Faisal sebelumnya menyatakan hujan justru akan dibiarkan turun. Hal ini ditujukan demi membantu melembutkan tanah yang sudah mengeras agar mempermudah proses evakuasi dan pencarian korban.

Karena itu, BMKG akan menyesuaikan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Bandara Kualanamu, Medan; Posko Stasiun Meteorologi (Stamet) Sultan Iskandar Muda, Aceh; dan Posko Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman. Adapun OMC di tiga provinsi itu sudah dilakukan sejak 27 November 2025.

”Jadi, modifikasi cuaca ini sangat tergantung apa yang dibutuhkan dalam proses penyelamatan dan kedaruratan,” kata Faisal di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperlihatkan, hingga Kamis (4/12/2025) pukul 16.00 WIB, jumlah korban meninggal bertambah menjadi 836 jiwa, 518 orang masih hilang, dan 2.700 orang terluka. Korban meninggal paling banyak di Aceh, yakni mencapai 325 jiwa, kemudian Sumut 311 jiwa, dan Sumbar 200 jiwa.

BNPB juga melaporkan total rumah rusak akibat bencana di tiga provinsi ini sebanyak 10.500 unit, 536 fasilitas umum rusak, 25 fasilitas kesehatan rusak, 326 fasilitas pendidikan rusak, 185 rumah ibadah rusak, dan 295 jembatan rusak. Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) masih terus dilakukan.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menambahkan, masyarakat luas agar tetap melakukan langkah antisipatif sederhana. Saat hujan turun, cukup hindari area yang berisiko, seperti di bawah pohon atau bangunan yang rapuh dan tetap waspada saat berkendara, serta pastikan aliran air di lingkungan tidak tersumbat.

”Sikap waspada tanpa panik sangat membantu,” kata Andri.

BMKG kembali menegaskan bahwa seluruh informasi resmi cuaca dan peringatan dini dapat diakses melalui situs www.bmkg.go.id, media sosial @infoBMKG, serta aplikasi InfoBMKG. Masyarakat diimbau tidak menyebarkan atau memercayai informasi cuaca yang berasal dari kanal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

  Kembali ke sebelumnya