Judul | LAPORAN DARI FRANKFURT - BKSAP DPR Kunjungi Parlemen Jerman |
Tanggal | 18 Oktober 2016 |
Surat Kabar | Bisnis Indonesia |
Halaman | 12 |
Kata Kunci | |
AKD |
- Komisi VI - Badan Kerja Sama Antar Parlemen |
Isi Artikel | FRANKFURT, Jerman — Dalam rangka meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia-Jerman serta memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi liberalisasi perdagangan regional, Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR memulai kunjungan kerjanya ke negara tersebut. Selain akan melakukan pertemuan dengan anggota parlemen dan pejabat kementerian ekonomi Jerman, para delegasi parlemen itu juga mengunjungi sektor usaha kecil dan menegah (UKM). Salah satu UKM yang dikunjungi berada di Provinsi RhinelandPfalz, Frankfurt. Ketua delegasi parlemen Juliari Batubara mengatakan, dalam kegiatan kunjungan kerja pada 16-21 Oktober itu, 13 anggota DPR lintas Fraksi tersebut tidak saja bertemu dengan dengan anggota parlemen di Berlin, tetapi juga akan menemui pejabat pemerintah Jerman di sektor perekonomian. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hubungan kedua negara, delegasi BKSAP juga akan mengadakan pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Fauzi Bowo. Menurut Juliari, khusus untuk liberalisasi perdagangan, parlemen Indonesia akan mempelajari strategi dan legislasi guna mendukung pemerintah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah dimulai pada tahun ini. Indonesia dan Jerman, lanjutnya, memiliki sejumlah kesamaan terutama sistem ekonominya yang banyak digerakkan oleh sektor UKM. “Jerman juga sebuah kekuatan ekonomi regional di Eropa seperti Indonesia di Asean,” ujar Wakil Ketua BKSAP tersebut kepada Bisnis, Minggu malam waktu setempat. Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, selain diskusi tentang pemerintahan, BKSAP juga membicarakan kesamaan kedua negara. Menurut politisi F-Demokrat itu, Indonesia dan Jerman memiliki banyak kesamaan. Kedua negara merupakan negara demokratis dan negara dengan perekonomian terbesar di regional masing-masing, Uni Eropa dan Asean. Namun dia menyayangkan tren neraca perdagangan antarkedua negara yang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2012, misalnya, neraca perdagangan tercatat sebesar US$7,2 miliar dan terus mengalami penurunan hingga US$6,1 miliar pada 2015. Dia menilai, Indonesia memiliki peranan penting sebagai negara yang berkontribusi 35% terhadap perekonomian ASEAN. “Kami berharap kita dapat lebih meningkatkan kerja sama, mengingat kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih,” ujarnya. (John A. Oktaveri) |
Kembali ke sebelumnya |