Isi Artikel |
PEMBANGUNAN
Bukan Resep Rahasia
Banyak kisah sukses atlet, pengusaha, dan militer yang melibatkan keberanian dan keterampilan melakukan improvisasi. Tentu improvisasi tidak sekonyong-konyong muncul. Dalam film The Magic Lantern yang disutradari Ingmar Bergman, ada satu kutipan yang menarik, "Hanya mereka yang memiliki perencanaan baik yang berpeluang untuk berimprovisasi."
Pemerintah dalam hal ini punya rencana pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan periode lima tahun. Rencana ini merupakan penjabaran dari visi-misi presiden terpilih yang dikombinasikan dengan desain teknokratik Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Idealnya, dokumen ini menjadi panduan pemerintah dalam menjalankan tugas menyejahterakan rakyat.
Di dalam RPJMN terdapat sejumlah target makro berikut turunan program prioritasnya. Target makro itu antara lain soal pengangguran dan kemiskinan. Namun, apa mau dikata, hari ini Indonesia masih memiliki sekitar 27 jiwa penduduk miskin dan sekitar 7 juta pengangguran terbuka. Jumlah ini belum termasuk pengangguran terselubung.
Artinya, atas nama kepentingan apa pun, dua persoalan besar ini layak ditempatkan sebagai agenda prioritas pemerintah. Kenyataannya, dua isu tersebut memang menjadi prioritas pemerintah.
RPJMN 2015-2019 menargetkan angka kemiskinan 7-8 persen pada akhir 2019 dan tingkat pengangguran terbuka 4-5 persen pada akhir 2019. Target ini dibangun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen per tahun selama periode tersebut.
Setelah berjalan dua tahun, fakta menunjukkan, realisasi jauh di bawah target. Pertumbuhan ekonomi sebagai asumsi dasar sudah pasti di bawah target. Pada 2015, realiasinya 4,79 persen. Tahun ini, proyeksinya 5-5,1 persen. Konsekuensinya, pencapaian angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka dalam dua tahun ini juga meleset di bawah target.
Pada titik ini, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menerima kenyataan. Bukan menyerah pada keadaan, melainkan menjadi bijaksana dan berani berimprovisasi. Pertumbuhan ekonomi jelas di bawah target. Namun, bagaimanapun, rakyat miskin dan penganggur berhak hidup lebih bermartabat.
Pendiri Grameen Bank, Muhammad Yunus, menyatakan, kombinasi kemampuan teknologi yang tak terduga dan kreativitas manusia yang tak berbatas telah memberikan daya luar biasa untuk mengatasi persoalan kemiskinan, pengangguran, penyakit, dan degradasi lingkungan. Kini, kita ditantang untuk menerjemahkan potensi luar biasa itu ke dalam perubahan yang bermakna. (FX LAKSANA AS)
|