Isi Artikel |
PERTUMBUHAN EKONOMI
Stimulus Fiskal Akan Ditingkatkan
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menjanjikan stimulus fiskal pada triwulan IV-2016 meningkat ketimbang triwulan III- 2016. Hal ini disampaikan setelah catatan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2016 menunjukkan pelambatan pertumbuhan ekonomi dengan konsumsi pemerintah tumbuh negatif sebagai salah satu faktornya.
Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (7/11), mengumumkan, pertumbuhan ekonomi triwulan III sebesar 5,02 persen. Pada triwulan II, pertumbuhan 5,19 persen. Pertumbuhan triwulan III tahun ini lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu 4,73.
Presiden Joko Widodo menyambut pengumuman itu dan mengatakan angka itu lebih baik dibandingkan dengan perkiraan karena perkiraan pemerintah pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini di bawah 5 persen.
”Ya perkiraan kita di bawah 5 persen sedikit. Ternyata alhamdulillah bisa di atas 5 sedikit,” katanya seusai memberikan pengarahan kepada perwira dan prajurit TNI di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta.
Di tempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk triwulan IV-2016, pihaknya berharap faktor pemerintah akan lebih positif karena ada percepatan belanja pemerintah.
Rapat pimpinan Kementerian Keuangan, pekan lalu, mengutip Sri Mulyani, memproyeksikan realisasi belanja negara sampai dengan akhir tahun akan mengarah di atas 95 persen dari target yang telah direvisi.
Ketidakpastian
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM A Tony Prasetiantono berpendapat, melambatnya pertumbuhan ekonomi triwulan III-2016 disebabkan ketidakpastian yang dihadapi pelaku ekonomi. Pemerintah, misalnya, sibuk mengejar keberhasilan program pengampunan pajak. Sementara pengusaha dan masyarakat juga sibuk mengurus pengampunan pajak.
”Secara umum terjadi kelesuan dan keengganan untuk belanja oleh masyarakat dan investasi oleh pengusaha,” kata Tony.
Untuk pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2016, Tony memperkirakan terjadi perbaikan. Pertumbuhannya bisa mencapai 5,2 persen. Asumsinya, belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat meningkat. Dengan demikian, pertumbuhan sepanjang tahun 5,0 persen-5,1 persen.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia Fajar Budiono mengatakan, pertumbuhan industri plastik kemasan di triwulan III-2016 tidak lepas dari kondisi pasar yang lesu di sektor minuman.
Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Institute Nonot Harsono berpendapat, pencapaian pertumbuhan lapangan usaha bidang teknologi informasi dan komunikasi seharusnya bisa lebih tinggi lagi apabila pemerintah terlibat dalam pengembangan ekosistem bisnis jasa digital. (LAS/MED/CAS/HEN/SON)
|