Isi Artikel |
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Melambat
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi selama kuartal III menurun menjadi 5,02 persen dari kuartal sebelumnya sebesar 5,18 persen. "Perekonomian global masih belum stabil, belanja negara juga terus melambat," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto kemarin.
Dari data yang dilansir BPS, duit negara yang dibelanjakan sebesar Rp 439,7 triliun dari pagu Rp 2.082,9 triliun. Angka tersebut menurun dibanding kuartal III tahun lalu senilai Rp 484,7 triliun dari total Rp 1.984,1 triliun. "Meskipun cuma menyumbang 8 persen dari PDB, belanja negara memiliki multi-players effect yang besar," ujar Suhariyanto.
Selain belanja pemerintah, konsumsi rumah tangga melambat dari 5,04 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 5,01 persen. Indeks konsumsi swasta juga turun dari 6,72 persen menjadi 6,65 persen. Investasi juga sedikit mengerem dari 5,06 persen menjadi 4,06 persen.
Indeks ekspor-impor menjadi komponen yang mengalami penurunan paling tajam sebesar 3,69 persen dan 3,8 persen. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Aviliani, mengatakan pemerintah perlu memastikan belanja infrastruktur sebesar Rp 400 triliun terealisasi maksimal. "Suku bunga sudah turun, percuma kalau sektor riilnya tidak jalan," kata dia.
Belanja infrastruktur, menurut dia, akan banyak menciptakan lapangan kerja turunan. Misalnya, dalam proyek jalan tol, akan merangsang bisnis makanan di sekitar daerah proyek. Begitu juga jika proyek tersebut telah jadi, akan menciptakan iklim investasi lantaran ada akses jalan. "Untuk sektor perdagangan, penting bagi pemerintah meningkatkan diplomasinya," kata Aviliani.
Saat ini, kata dia, banyak negara sedang melakukan proteksi produk masing-masing di tengah merosotnya permintaan dunia lebih dari 50 persen. Perjanjian perdagangan bebas dunia tak akan berefek jika pemerintah tidak menjalin kerja sama khusus antarnegara.
Presiden Joko Widodo berharap para pembantunya di kabinet bisa memaksimalkan belanja hingga akhir tahun. Dengan belanja yang maksimal, pertumbuhan ekonomi kuartal IV bisa lebih baik daripada kuartal III untuk mengejar target dalam APBN Perubahan 2016 sebesar 5,2 persen. "Setidaknya pertumbuhan kuartal ini lebih 5 persen dari perkiraan," kata dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak menampik belanja pemerintah terganggu lantaran ada pemangkasan anggaran jilid kedua. Belanja akan masif apabila penerimaan bisa mendekati 100 persen. Tapi saat ini penerimaan negara dari pajak baru mencapai Rp 870,95 triliun atau 64,27 persen dari total target penerimaan tahun ini sebesar Rp 1.355 triliun.
Suhariyanto mengatakan pemerintah perlu mengejar pertumbuhan pada kuartal IV sebesar 5,36 persen untuk mencapai target maksimal 5,2 persen. Beberapa indikator penunjang pertumbuhan sudah membaik, seperti penjualan semen, kendaraan bermotor, hingga perdagangan retail. "Harga komoditas seperti batu bara dan emas juga sudah mulai membaik." ANDI IBNU | ISTMAN M.P | VINDRY FLORENTIN
|