Isi Artikel |
Ekonomi Kreatif Bisa Jadi Motor
Pertumbuhan Capai 10,14 Persen Per Tahun
JAKARTA, KOMPAS — Selama lima tahun terakhir, 2010-2015, produk domestik bruto ekonomi kreatif meningkat rata-rata hingga 10,14 persen per tahun. Peningkatan yang baik ini menumbuhkan keyakinan ekonomi kreatif bisa menjadi salah satu motor untuk penggerak ekonomi pada masa mendatang.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, pertumbuhan ekonomi kreatif sangat signifikan, tetapi masih memerlukan upaya mengatasi kendala yang ada. "Presiden Jokowi sudah meminta agar ekonomi kreatif menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Karena itu, bekerja sama de- ngan BPS (Badan Pusat Statistik), kami mencari tahu kondisi yang ada, untuk kemudian dipakai sebagai dasar membuat kebijakan," kata Triawan saat peluncuran data statistik ekonomi kreatif 2016, di Jakarta, Kamis (8/12).
Dari data statistik ekonomi kreatif 2016 yang disusun BPS diketahui, dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2010-2015), besaran PDB ekonomi kreatif mengalami kenaikan dari Rp 525,96 triliun menjadi Rp 852,24 triliun. Dalam kurun waktu yang sama, sektor tenaga kerja ekonomi kreatif mengalami pertumbuhan 2,15 persen per tahun, dan ekspor komoditas ekonomi kreatif meningkat 6,6 persen pada 2015 dibandingkan dengan 2014.
"Hasil survei ini sejalan dengan keinginan Presiden, di mana ekonomi kreatif harus menyumbang 6,75 persen, dengan serapan tenaga kerja 17 juta orang serta nilai ekspor produk kreatif mencapai angka 21,5 miliar dollar AS pada 2019," ujar Triawan.
Lebih lanjut Triawan mengatakan, data statistik ini akan dijadikan tolok ukur regulasi ekonomi kreatif serta sebagai rujukan Bekraf dalam pembuatan kebijakan.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, ekonomi kreatif berpotensi besar menjadi lokomotif baru untuk ekonomi ke depan. "Kalau sektor yang lain mengandalkan sumber daya alam, di ekonomi kreatif yang jadi tulang punggungnya adalah sumber daya manusia yang tidak akan habis," ujar Kecuk.
Pariwisata rakyat
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Kementerian Pariwisata Lokot Ahmad Enda dalam seminar nasional Menghadapi Perlambatan Ekonomi Global mengatakan, pemerintah fokus mengembangkan industri pariwisata berbasis rakyat.
Dia menyebutkan tiga program prioritas tahun 2017 untuk memenuhi fokus tersebut, yakni digitalisasi industri pariwisata, rumah wisata, dan akses transportasi udara.
Untuk program digitalisasi industri pariwisata, Lokot mengatakan, pihaknya menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika serta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
"Kami kerap menjumpai banyak komunitas rakyat menggarap industri pariwisata. Mereka bergerak mandiri. Melalui platform pemasaran, kami mendata dan memfasilitasi mereka untuk mendapatkan pasar yang luas," ujar Lokot. (MED/ARN)
|