Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul Kepengurusan Gatot Tak Sesuai AD/ART
Tanggal 03 Desember 2016
Surat Kabar Suara Pembaruan
Halaman 2
Kata Kunci
AKD - Komisi X
Isi Artikel [JAKARTA] Polisi menangkap Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Gatot Brajamusti karena terlibat narkoba. Gatot ditangkap beberapa saat setelah terpilih kembali sebagai Ketua Parfi periode 2016-2021. Setelah tertangkap polisi, kini eksistensi Gatot sebagai pemimpin para artis film digugat. Berdasarkan penelusuran, awalnya Gatot hanya dipercaya sebagai Ketua Panitia Penyelenggaraan Kongres Parfi pada 2011. Para artis film ketika itu percaya jika Gatot bisa memimpin kongres. Namun, tanpa alasan yang jelas, Gatot tiba-tiba mengajukan diri sebagai bakal calon ketua dan akhirnya bisa memenangi pemilihan ketua Parti tersebut. Padahal, sebagian anggota menganggap Gatot telah menyalahi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Parfi. “Saat pemilihan pada 2011, kami percayakan kelangsungan Kongres Parfi kepada Gatot dengan menunjuknya sebagai ketua pelaksana. Sebab, waktu itu dia berinisiatif membiayai pelaksanaan kongres,” ujar mantan Ketua Umum Parfi, Jenny Rachman di Jakarta, Jumat (2/9). Dikatakan, ketika itu dia menegaskan bahwa jika Gatot ingin mencalonkan diri, dia harusmengikuti aturan yang sudah ditetapkan di AD/ART. “Namun, menjelang Kongres, dia memanipulasi data dalam pengisian formulir. Dia mengaku pernah bermain filmdanmenjadi pemeran utama. Bahkan, anehnya, Gatot juga memiliki kartu keanggotaan Parfi tanpa sepengetahuan dan izin dari saya sebagai ketua,” ujarnya. Menurut Jenny, untuk mendapatkan kartu anggota Parfi ada sejumlah syarat yang harus dipatuhi. Salah satunya adalah tanda tangan ketua. Namun, ujarnya, kartu anggota yang dipegang Gatot ternyata hasil scan tanda tangan dia. Atas tindakan itu, Jenny pun menggugat Gatot ke pengadilan. “Namun, di pengadilan, kami kalah,” ujarnya. Terbengkalai Kepala Sekretarian Parfi, MH Thamrin mengaku bahwa dirinya sangat jarang melihat Gatot hadir di kantor sekretarian Parfi. Hal itu berbeda jauh dengan sikap ketua umum sebelumnya, yang sering datang di gedung Parfi. “Selama lima tahun kepengurusan dia, setahu saya, hanya awal-awal saja dia rajin ke kantor,” katanya. Thamrin menilai, selama kepemimpinan Gatot Brajamusti, banyak agenda Parfi yang terbengkalai. Gatot terkesan tidak peduli dengan perkembangan Parfi. “Dia tidak pernah konsekuen dalam menjalankan tugas sebagai ketua umum. Pokoknya, selama kepimpinan Gatot, Parfi semakin terpuruk,” katanya. [CF/O-1]
  Kembali ke sebelumnya