Judul | Bagian II Urusan Novanto lewat Luhut 99% Gol |
Tanggal | 04 Desember 2015 |
Surat Kabar | Media Indonesia |
Halaman | - |
Kata Kunci | |
AKD |
- Pimpinan - Mahkamah Kehormatan Dewan |
Isi Artikel | BERBAGAI kalangan menyebut indikasi permufakatan jahat soal perpanjangan kontrak Freeport mulai terkuak ke permukaan. Indikasi itu terlihat saat cuplikan pembicaraan antara Maroef Sjamsoeddin (MS), Setya Novanto (SN), dan Muhammad Riza Chalid (MR) yang diserahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) diperdengarkan dalam sidang. Berikut cuplikannya (2 dari 4 edisi).MS: Lho kalau komitmen, Freeport komitmen. Begitu ada perpanjangan komitmen kita akan jalankan. Saya pertaruhkan itu.MR: Itulah Pak yang perlu duduk itu komitmen.MS: Karena tidak mungkin itu pak. Freeport sudah menanam US$4 miliar. Sudah yang mempersiapkan underground untuk infrastruktur dan persiapan operasional meskipun tanpa kepastian. Jadi, jangan ragu dengan komitmen. Terus untuk smelter. Desember nanti kita taruh lagi 700 ribu dolar. Itu commitment fee. Itu Desember. Tanpa ada kepastian lho Pak.Karena kita tidak tahu dianggap tidak komitmen.MR: US$700 juta ya Pak? MS: Sorry US$700 juta. Apalagi yang kita kurang komitmen.Tidak perlu komitmen lagi. Ini sudah komitmen. Ndak ada ndak ada.MR: Tapi kira-kira kalau konsep tadi mau ambil apa enggak? MS: Saya nggak jamin mau apa nggak, tapi kasihkan dulu itu Pak.MR: Wah kalau ada US$700 juta, proposal gitu gua lepas ini.SN: Artinya kalau ada opportunity. Kan ada di Pak Luhut.MS: Signed dulu itu.MR: Singed itu pasti itu akan segera.MS: Tapi kalau dengar penjelasan Pak Ketua tadi sayanya enggak begitu jelas. Dari Pak Jokowi ya enggak jelas.SN: Kalau Pak Jokowi itu dia, beliau sudah setuju kalau sarannya untuk di Gresik. Tapi berikutnya di Papua. Tapi ada ujungnya-ujungnya, waktu saya makan itu.MR: Pak Ketua sudah bicara belum Pak Luhut. Saya disuruh ngadep ke Pak Luhut, ngobrol-ngobrol. Saya langsung tahu ceritanya ini waktu rapat, yang terjadi antara si ESDM dan Darmo. Kalau menurut saya, memang Pak, Presiden itu ada yang mohon maaf ya, ada yang dipikirkan untuk ke depan memang. Kalau dilihat dari, karena dia dengar Pak Jusuf Kalla itu kan terjadi begitu. Makanya selalu menyinggung, masak Jusuf Kalla terus. Kalau lihat begitu memang dia.MS: Ada ganjalan.SN: Ada ganjalan. Makanya kita harus menutupi. Gak habishabis.MS: Mempercantik SN: Mempercantik. Tapi kalau pengalaman kita, artinya saya dengan pak Luhut, pengalaman-pengalaman dengan presiden, itu rata-rata 99% itu gol semua Pak. Ada keputusan-keputusan penting kayak Arab itu, bermain kita. Makanya saya tahu.Makanya Bung Riza begitu tahu Darmo di-maintaince, dibiayai terus itu Darmo habis-habisan supaya belok. Pinter itu.MS: Anu the lobbies (MS, SN, MR ketawa).SN: Itulah.MR: Pak, Pak. Hubungan Pak Luhut itu dekat sekali dengan Pak Jokowi. Kalau kasih sign beliau keluar, kasih sign, eh beliau kayaknya begini gini, rahasia ya. Ngerti enggak. Paling enggak Pak. Kalau saya bilang confirm on, kalau meleset saya habis Pak.MS: Ndak Pak. Kalau meleset komitmen, kalau sudah keluar komitmen, tidak akan meleset Pak. Kalau sudah keluar komitmen. Seperti saham berapa persen Pak.MR: Itu yang saya juga belum, yang belum.MS: Bapak harus jelas juga berapa persen sahamnya. Karena itu bukan uang kecil lho Pak soal saham itu dan nilai aset Freeport itu bukan main.MR: Kedua, nilainya berapa. Sama yang itu kan diambilnya harus untung biar pinjaman bisa recover.MS: Mungkin harus jelas juga Pak supaya anunya perhitungannya lebih jelas juga.MR: Bapak itu sudah jalan divestasi sudah berapa persen? MS: 30% yang sudah jalan.MR: Yang sudah jalan 9% dong.MS: 9,3 % dipegang BUMN.SN: Kalau enggak salah itu Pak Luhut sudah bicara.MR: Pak Luhut sudah bicara.SN: Pak Luhut bicara dengan Jim Bob. Pak Luhut sudah ada unek-unek Pak.MR: Pak, kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20%. Ambillah 11% kasihlah Pak JK 9%. Harus adil.Kalau enggak ribut.SN: Iya. Jadi kalau pembicaraannya Pak Luhut di San Diago, dengan Jim Bob, empat tahun lalu. Itu, dari 30% itu, dia memang di sini 10%. 10% dibayar pakai deviden. Jadi dipinjemin, tapi dibayar tunai pakai deviden. Caranya gitu sehingga mengganggu konstelasi ini. Begitu dengar adanya istana cawe-cawe, presiden nggak suka. Pak Luhut ganti dikerjain. Kan begitu.Sekarang kita tahu kuncinya. Kuncinya kan begitu begitu loh hahahaha. Kita kan ingin beliau berhasil. Di sana juga senang kan gitu. Strateginya gitu lho Hahahaa.MS: Lobbies MR: Untuk pertama kali, berapa yang saya olah. Disampaikan, kalau cawe-cawe kan dia juga kerja di konsultan. Dia kan kalau konsultan datang, dia langsung bikin titik.MS: Ada saya baca.MR: Saya punya presentasinya. Habis presentasi sedetail itu, habis itu langsung saya telfon. Tanggal berapa itu? SN: Sekarang sudah digarap sama Bung Riza. Hahahaa...Saya tahu Pak.MS: Tanggal 14.MR: Memang kita tidak mau mencampuri politik. Tapi kenyataannya barier politik itu ada. Kerjanya cepat. Makanya....dan happy. Kita akan kasih pengertian. Pak Luhut pasti oke karena Pak Luhut gak terlalu gini juga. Kita happy-happy semua Pak.Kalau bapak happy, kita semua juga happy.SN: Kita happy Pak kalau Bung Riza yang mengatur.MR: Bukan, kita kerja, kita kan sunggung-sungguh kerja ya Pak ya. Ada prospek. Insya Allah, Allah kasih rezeki. Berjalan.Kan masalah banyak di situ. Sampai empat tahun Pak MS: Enggak setahun saja. Ini selesai urusan monster. MR: Kalau itu itu bisa sampai 25 tahun.MS: Lama itu Pak. Enggak cuma ini Pak. Setiap pembangunan di Papua nanti butuh power MR: China? Gampang itu Pak.MS: Enggak, kalau begini Pak.MR: Dari China. Oh bisa.MS: Ini kan perusahaan Amerika, harus dilihat juga.Jangan lupa yang kecil-kecil gitu. Biar strateginya nyambung nanti pak.MR: Turbin dapat kredit ekspor dari sana.MS: Itu Pak, smelter Papua sudah ada statement bersama. Pemda Papua akan mencari investor. Statement bersama dihadiri Komisi VIII, Ketua DPR, Ketua MPR, ada Menteri ESDM. Statement bersama.SN: Yang waktu itu ya? MS: Iya. Gubernur mendukung pembangunan smelter. Freeport di Gresik. Kalau dia punya smelter jadi, Freeport akan menyuplai konsentratnya dengan perhitungan B to B ke smelter yang sudah ada akan dibangun. Begitu Pak.SN: Perjalanan tambah sudah mulus dong? MS: Sudah ada komitmen. Gubernur Lucas itu sudah mengeluarkan statement itu. Cuma kan ada kemungkinan gubernur punya pemikiran bahwa semua smelter semua spesifikasinya sama. Di setiap komoditas mineral itu, mainnya itu beda. Tidak bisa tembaga atau emas itu makan nikel atau bauksit.Pergi ke China nyari. Teknologinya nikel dan bauksit.Kalau teknologi tembaga emas itu adanya di Jepang.Dia salah langkah Pak. Gitu lo Pak.Makanya dia agak mandeg mau membangun smelter.Kan teknologinya beda pak. Njlimet itu pak teknologi setelah saya pelajari. Yang top itu teknologinya Mitshubishi.MR dan SN: Ooooooo.MS: Untuk smelter. Memang gila itu. Jepang memang top. Tidak pakai kimia, tidak pakai kimia, semua fisik. Makanya Freeport itu tidak ada proses kimia dalam pemurnian. Salah langkah dia untuk Papua. Harusnya dia lakukan ini dulu, sudah bentul. Bangun dulu Papua secara keekonomian. Bangun dulu infrastruktur Papua secara keekonomian. Jangan bangun smelter dulu di depan. Bagaimana mau bangun smelter kalau enggak ada listrik, enggak ada pelabuhan, enggak ada jalan, enggak ada air bersih, enggak ada gas.Mahal Pak. Bangun dulu nilai keekonomian. Makanya itu keppresnya sudah betul. Makanya Bappenas, sudah cocok itu. Bangun dulu infrastruktur, bangun pabrik semen, pabrik pupuk.SN: Sudah Pak. Kemarin itu saya diarahkan sama Bu Rini, Menteri ESDM jadi nanti itu ditunjuk di Bintuni.Bintuni itu areanya 6.000 hektare. Itu dibuat di sana itu pabrik pupuk, Antam juga di situ, pelabuhan bukan hanya Sorong pak, tapi di situ sehingga ini sebenarnya untuk menunjang perekonomian itu. Ini lagi mulai pembuatan-pembuatan itu yang pihak Dirut Antam.Pak Budi ketemu saya waktu itu, memang betul sedang membuat. Gasnya selain gasnya itu dari apa itu yang di sana.MS: Tangguh SN: Tangguh, tetapi juga dari Malaysia, dari Ginting.Mereka dapat itu.MR: Genting, genting. (Nyu/Nov/P-2) |
Kembali ke sebelumnya |