Cari Isi e-Paper
- Komisi I
- Komisi II
- Komisi III
- Komisi IV
- Komisi V
- Komisi VI
- Komisi VII
- Komisi VIII
- Komisi IX
- Komisi X
- Komisi XI
- Pimpinan
- Badan Musyawarah
- Badan Legislasi
- Badan Anggaran
- Badan Urusan Rumah Tangga
- Badan Kerja Sama Antar Parlemen
- Badan Akuntabilitas Keuangan Negara
- Panitia Khusus
- Mahkamah Kehormatan Dewan
- Persidangan Paripurna
- Ketua
- Wakil Ketua Bidang Politik dan Keamanan
- Wakil Ketua Bidang Industri dan Pembangunan
- Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan
- Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat
Koleksi Perpustakaan DPR RI
| Judul | Kalau Jadi Islam, Jangan Jadi Orang Arab.... |
| Tanggal | 11 Januari 2017 |
| Surat Kabar | Suara Pembaruan |
| Halaman | 4 |
| Kata Kunci | |
| AKD |
- Komisi II - Komisi III - Komisi X |
| Isi Artikel | Ketua Umum PDI-P M e g a w a t i Soekarnoputri menilai perlunya mengingat lagi pandangan Proklamator RI Soekarno soal salah satu prinsip yang terkandung dalam Pancasila yakni berketuhanan yang berkebudayaan. Pernyataan itu ditegaskan dalam pidato di HUT ke-44 PDI-P, Selasa (10/1), terkait merebaknya pandangan berketuhanan yang cenderung tertutup dan memaksakan kehendak. “Bung Karno menegaskan, kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab, kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya Nusantara yang kaya raya ini,” kata Megawati. Menurut Megawati, hal itu terkandung dalam prinsip Ketuhanan dalam Pancasila sebagai dasar negara. “Tanpa Ketuhanan bangsa ini pasti oleng. Ketuhanan yang dimaksud adalah Ketuhanan dengan cara berkebudayaan dan berkeadaban, dengan saling hormat-menghormati satu dengan yang lain, dengan tetap tidak kehilangan karakter dan identitas sebagai bangsa Indonesia,” jelasnya. [MJS/H-12] |
| Kembali ke sebelumnya |