Selamat datang di website E-PAPER PERPUSTAKAAN DPRRI.

Koleksi Perpustakaan DPR RI

Judul KESEHATAN: Lagi, Pasien Gizi Buruk dari Lamandau
Tanggal 24 Januari 2018
Surat Kabar Kompas
Halaman 22
Kata Kunci
AKD - Komisi IX
Isi Artikel PALANGKARAYA, KOMPAS — Satu lagi pasien anak gizi buruk dari Kabupaten Lamandau dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Linda Lestari (10) menderita marasmus atau gizi buruk setelah sebelumnya hanya mengalami sariawan.     Ayah angkat Linda, Sucipto, mengatakan, Linda dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin pada Kamis (18/1). Sebelumnya, ia dirawat di rumah sakit di Lamandau. Namun, karena fasilitas yang kurang memadai, Linda dirujuk ke RSUD Sultan Imanuddin.   Sucipto mengatakan, Linda pernah menderita sariawan pada bibirnya. Namun, sariawan yang dideritanya cukup aneh karena lukanya yang terus melebar ke seluruh bibir. ”Waktu itu dia tidak mau makan hampir selama seminggu dan mulai saat itu berat badannya terus menurun,” ujar Sucipto yang dihubungi melalui telepon dari Palangkaraya, kemarin. Sucipto mengatakan, setiap hendak menelan makanan Linda mengeluh sakit dari bibir hingga tenggorokan sehingga kerap menolak makan dan menangis. Karena jarang diasup makanan, berat badan Linda terus turun hingga saat ini hanya 9,9 kilogram (kg) dari semula 15 kg sebelum sariawan. ”Dokter bilang kurang gizi, tetapi ternyata banyak juga penyakit lainnya, seperti komplikasi pada paru-paru dan asma,” ujarnya. Sucipto mengatakan, Linda diangkat menjadi anak saat berumur empat tahun. Ia mengangkat Linda menjadi anak karena yatim piatu. Kepala Seksi Rawat Inap RSUD Sultan Imanuddin Aimandinata mengatakan, Linda masih dirawat intensif oleh tim dokter. Linda diberikan susu setiap tiga jam sekali dan diberikan asupan makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP). ”Kondisinya masih belum stabil dan masih dirawat intensif. Kami masih fokus pada peningkatan berat badan pasien,” kata Aimandinata. Dengan adanya kasus Linda tersebut, berarti sudah dua pasien dari Kabupaten Lamandau yang mengalami gizi buruk. Sebelumnya, Yani Ato (6), anak yang menderita marasmus atau kurang gizi akut, meninggal di RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada Rabu lalu. Ia meninggal setelah dirawat selama 22 hari di rumah sakit, (Kompas, 20/1). Dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau Friaraiyatini belum mau memberikan keterangan terkait kasus tersebut. Ia hanya membenarkan bahwa ada pasien dari wilayah Lamandau yang menderita gizi buruk. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suprastija Budi mengimbau pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan pendataan dengan baik di wilayahnya. Puskesmas di tiap daerah sudah diberikan anggaran yang besar untuk bisa melakukan pendataan dan melakukan berbagai inovasi untuk kesehatan masyarakat. ”Puskesmas sudah memiliki anggaran besar, mencapai Rp 600 juta per tahun. Mereka juga memiliki tugas untuk melakukan pendataan dari rumah ke rumah di wilayahnya. Jadi, seharusnya ini tidak terjadi,” kata Budi. Menurut Budi, apabila pendataan dilakukan dengan baik, kasus kurang gizi bisa dicegah. Apalagi, dalam kasus ini, Linda dan keluarga tinggal di Nanga Bulik, ibu kota Kabupaten Lamandau, yang mudah dijangkau. (IDO)
  Kembali ke sebelumnya