Isi Artikel |
Budi Ernanto
ANTARA
SEBANYAK 30.250 personel gabungan akan mengaman Asian Games 2018 yang akan digelar pada Agustus mendatang. Sekitar 75% dari jumlah tersebut berasal dari Polri dan sisanya adalah pasukan dari TNI, Satpol PP dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.
Menurut anggota Deputi 4 panitia penyelenggara Asian Games 2018, Komisaris Besar Unggul Sedyantoro, untuk Polri sendiri yang diterjunkan adalah personel dari tiga Polda, yakni Polda Metro Jaya (Jakarta), Polda Sumatra Selatan, dan Polda Jawa Barat.
“Seluruh personel akan mengamankan lokasi kompetisi dan non kompetisi. Lokasi nonkompetisi misalnya, wisma atlet dan tempat-tempat lain yang tidak ada hubungannya dengan pertandingan,” kata Unggul di Jakarta, Selasa (13/2).
Pengamanan tersebut, nantinya akan dibagi lagi untuk pengawalan para atlet dan ofisial dari wisma atlet menuju lokasi pertandingan. Khusus untuk di Jakarta, isu utama masih soal waktu tempuh dari wisma atlet yang ada di Kemayoran menuju Komplek Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan.
Menurut Unggul, sejauh ini selama test event yang dimulai sejak pekan lalu, jika tidak ada sesuatu yang dikategorikan force majeure, waktu tempuh dari wisma atlet ke Senayan bisa dicapai kurang dari 45 menit. Bahkan bisa kurang dari 30 menit.
“Pernah ada sejam lebih karena ada kecelakaan. Semacam itu lah force majeure,” kata Unggul.
Tapi, yang jadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Inasgoc adalah mencari solusi untuk Agustus nanti. Karena, saat itu lah jumlah atlet yang akan menuju GBK lebih banyak dari saat test event. Rencananya, skema yang akan diterapkan adalah membuka dan menutup jalur yang ada di lingkar GBK sementara waktu.
“Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Gatot Subroto, Jalan Sudirman, Jalan Asia-Afrika, Jalan Pintu Senayan yang menempel dengan GBK rencananya ditutup. Tapi, kapan saja waktunya itu belum ditentukan. Kami sedang menunggu jadwal pertandingan yang sudah pasti,” kata Unggul.
Selain itu, antisipasi untuk mengurai kemacetan nantinya, adalah dengan meliburkan sekolah.
“Soal sekolah libur masih dikaji. Oleh Kementerian atau Dinas Pendidikan sedang dikaji soal itu,” kata Unggul.
“Kemudian untuk cabang olahraga sepak bola, itu ada yang ke Bekasi, Jawa Barat. Nah, itu Bekasi cenderung selalu macet, jadi kami mengusulkan agar para atlet bisa menetap di hotel yang ada di sekitar stadion, tidak menginap di wisma atlet di Kemayoran,” pungkas dia. (OL-6)
|