Isi Artikel |
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan BUMN didorong terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Teknologi digital menjadi fundamen penting untuk meningkatkan laba dan memperluas nasabah.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pengembangan aktivitas perusahaan didorong basis teknologi digital. Hal itu untuk menjangkau pasar lebih luas, terutama generasi milenial, yang akan mendominasi masa depan. Iklim perusahaan juga harus dijaga agar kinerja perusahaan tetap optimal.
”Pemimpin perusahaan harus berpikir cerdas untuk mengembangkan dan menjaga aktivitas usahanya. Tujuannya agar BUMN bisa diwariskan turun-temurun,” kata Rini saat menghadiri peringatan ulang tahun ke-117 PT Pegadaian (Persero) di Jakarta, Minggu (1/4).
Dalam acara itu, Pegadaian meluncurkan Pegadaian Digital Sevice (PDS). Aplikasi berbasis digital itu membidik pasar generasi muda. Fasilitas yang tersedia di dalam aplikasi tersebut antara lain pengajuan gadai berbagai agunan, pembiayaan usaha, jual beli emas, dan lokasi pegadaian terdekat. Aplikasi bisa diunduh melalui Playstore dan Apple Store.
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan, layanan digital untuk mendorong penambahan 2 juta nasabah tahun ini. Jumlah nasabah ditargetkan meningkat dari 9,2 juta orang pada 2017 menjadi 11,5 juta orang pada 2018. Aplikasi dinilai lebih mudah, cepat, dan luas sehingga cocok untuk generasi milenial.
”Dari target 2 juta nasabah, satu juta di antaranya generasi milenial,” kata Sunarso.
Selain jumlah nasabah, Pegadaian juga menargetkan omzet Rp 143,9 triliun pada 2018. Laba bersih perusahaan ditargetkan naik 7,14 persen dari Rp 2,5 triliun pada 2017 menjadi Rp 2,7 triliun pada tahun ini. Adapun pendapatan usaha ditargetkan tumbuh 19 persen menjadi Rp 12,5 triliun pada 2018.
Aset Pegadaian pada 2017 mencapai Rp 48,68 triliun, naik dari 2016 yang sebesar Rp 46,87 triliun. Menurut Sunarso, setoran pajak dan dividen Pegadaian pada negara cukup besar. Setoran pajak Pegadaian pada 2017 sebesar Rp 1,6 triliun dan setoran dividen Rp 1,02 triliun.
Selain aplikasi, kata Sunarso, target generasi muda dibidik melalui produk gadai tanpa bunga. Dana yang ditawarkan Rp 50.000-Rp 500.000 dengan jangka 2-4 bulan. Tidak ada spesifikasi khusus untuk barang yang digadaikan. Proses pengajuan gadai bisa melalui aplikasi sehingga tidak perlu datang ke kantor pelayanan.
”Pinjaman bebas bunga atau biaya sewa modal. Layanan ini juga menyasar mahasiswa, pegawai berupah rendah, dan buruh pabrik,” kata Sunarso.
Layanan ini dapat menjadi solusi bagi nasabah yang memerlukan dana cepat dan mendukung program inklusi keuangan. Agen pegadaian di daerah juga ditingkatkan, yang ditargetkan mencapai 6.000 agen pada akhir 2018. Hingga Maret 2018, ada 3.000 agen di 34 provinsi.
Rini menambahkan, pinjaman dari BUMN dapat membantu stabilisasi pasar modal. Pinjaman bisa dimanfaatkan untuk membeli saham atau obligasi yang sedang turun. BUMN juga dapat membantu membiayai pembangunan infrastruktur.
|